Iman Dalam Perspektif PL (Part 2)

 Suatu Refleksi Teologis dari Daniel 1:1-20 (part 2)


Di dalam Dan. 1:8 – 12. Keempat orang muda itu mengalami rintangan terhadap iman mereka dalam hal makanan dan minuman yang harus mereka santap setiap hari. Pertanyaannya adalah kenapa makanan dan minuman tersebut menjadi rintangan bagi iman mereka? Padahal itu merupakan sajian terbaik yang diberikan oleh pihak istana. Alasannya adalah karena jika kita melihat jauh ke belakang, bangsa Israel memiliki suatu ketetapan hukum, yang disebut dengan Hukum Taurat (Kel. 20:1-17). Di dalam Hukum Taurat ada sepuluh perintah dan larangan yang harus ditaati oleh setiap orang Israel secara turun temurun, karena Hukum Taurat itu merupakan perintah yang Allah berikan kepada bangsa Israel supaya mereka bisa hidup dengan tertib dan berkenan kepada Allah. Walaupun pada kenyataannya tidak semua orang sanggup melaksanakan kesepuluh perintah tersebut, sebab dari kesepuluh hukum Tuhan itu ada banyak turunannya yang dibuat oleh bangsa Isarel sendiri dalam mengatur kehidupan sehari-hari mereka. Walaupun kesepuluh perintah Tuhan itu sangat sulit untuk dijalankan dalam praktik kehidupan sehari-hari, tetapi itu justru menjadi kebanggaan bagi setiap orang Israel.

Keempat orang muda itu tahu bahwa makanan dan minuman yang diberikan kepada mereka itu sama dengan yang diberikan kepada raja, maka semua makanan dan minuman tersebut sudah terlebih dahulu dipersembahkan kepada para dewa-dewa negeri Babel untuk didoakan baru setelah itu dihidangkan kepada raja dan seisi istananya. Hal itu bagi orang-orang Israel termasuk Daniel dan kawan-kawannya merupakan suatu bentuk kekejian kepada Allah, oleh karena itu Daniel dan kawan-kawan tidak mau menyantapnya, dan meminta penggantinya dengan sayuran. Tentu saja permintaan mereka tidak langsung dituruti karena pegawai istana takut kalau mereka hanya memakan sayuran saja, maka mereka akan kelihatan kurus dan tidaksegar, dan jika raja melihat hal itu, maka pegawai istana yang akan terkena imbasnya yaitu dapat hukuman dari raja, karena dianggap lalai dalam pekerjaannya dan tidak memperhatikan asupan gizi Daniel dan kawan-kawanya itu. Daniel mengerti akan kecemasan dari pegawai istana itu, dan dalam situasi yang demikian Allah mengarunikan hikmat kepada Daniel, maka Daniel meminta kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk diadakan percobaan antara Daniel dan kawan-kawanya yang makan sayuran dengan orang-orang muda lainnya yang menyantap makanan dan minuman yang disajikan sama kepada raja selam sepuluh hari, jika dalam sepuluh hari perawakan Daniel dan kawan-kawanya lebih kelihatan kurus dan tidak segar daripada orang-orang muda yang lainnya, maka pegawai istana boleh memperlakukan mereka sama dengan yang lainnya (Dan. 1:11-16).

Allah memperhatikan kesetian dan ketaatan Daniel beserta kawan-kawanya terhadap-Nya, oleh karena itu tepat sepuluh hari berlalu masa percobaan yang diminta oleh Daniel, Allah memberikan Daniel dan kawan-kawanya perawakan yang lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk, dibandingkan dengan orang-orang muda lainnya (Dan. 1:15). Karena iman mereka kepada Allah, dan mereka setia kepada imannya, serta tetap memilih taat kepada perintah Allah, maka Allah mengarunikan kepada Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, lebih dari itu Daniel diberikan juga pengertian mengenai berbagai-bagai penglihatan dan mimpi (Dan 1:17). Daniel dan kawan-kawannya akhirnya bekerja kepada Raja Nebukadnezar, bahkan Allah menjadikan keempat orang muda itu sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaan Babel (Dan 1:20).

Pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah Daniel dan kawan-kawan bagi kehidupan orang Kristen saat ini? Secara khusus bagi kehidupan orang Kristen yang ada di Indonesia? Di masa pandemik ini tentunya, setiap orang diperhadapkan dengan berbagai persoalan, mulai dari kesehatan, rumah tangga, kepedulian sosial dan terutama persoalan ekonomi. Dalam situasi tersebut, pasti banyak dari kita yang menjadi lebih individualis, bahkan mungkin mulai menjauh dari Tuhan. Namun setiap orang Kristen Indonesia, diajak untuk belajar dari kisah Daniel dan kawan-kawannya, meskipun dalam keadaan sulit mereka tetap taat dan beriman kepada Allah dan menjadi berkat bagi orang lain, bahkan bagi orang-orang yang sudah menghancurkan tanah kelahiran mereka. 

Dalam situasi yang sedang sulit saat ini, seharusnya setiap orang Kristen menjadi lebih peduli dan peka lagi terhadap orang-orang yang sedang kesusahan yang ada disekitar mereka. Menunjukkan kasih yang sesungguhnya sebagai pengikut Kristus. Sehingga orang lain bisa merasakan kasih Yesus dalam diri kita dan melihat adanya perbedaan hidup sebagai orang Kristen dengan orang di luar Kristen.

Post a Comment for "Iman Dalam Perspektif PL (Part 2)"