Ringkasan Mengenai 5 Persoalan dalam Kitab Sejarah
Ringkasan jawaban diambil dari komentar yang masuk dengan dilakukan pengecekan plagiarisme kurang dari 20%.
1. Kitab Yosua -Ester Digolongkan ke dalam Kitab Sejarah
Kitab Yosua - Ester, merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam Firman Tuhan, karena kitab memberikan sejarah bangsa Israel dari perspektif Allah perjanjian-Nya, kitab ini juga memberikan latar belakang historis bagi kitab nabi-nabi. Oleh karena itu, memahami isi kitab-kitab Sejarah sangat penting untuk memahami bagian lain dari Perjanjian Lama dan seluruh Alkitab. Adapun dalam pembagiannya, kitab Perjanjian Lama terbagi atas kitab Pentateukh (Taurat) yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab Sejarah yaitu dari (Yosua-Ester). Kitab-kitab Puisi dan Hikmat yaitu (Ayub-Kidung Agung); Kitab Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-Raja, 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Kitab-kitab Nabi-nabi yang terbagi atas nabi besar (Yesaya-Daniel) dan nabi kecil yaitu (Hosea-Maleakhi).
Diantaranya, menceritakan masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua, menceritakan kehidupan bangsa Israel di Tanah Kanaan di bawah pemerintahan para hakim dan raja, kejayaan kerajaan, perpecahan kerajaan Israel menjadi Israel dan Yehuda, keruntuhan kerajaan Israel di Utara sampai penghancuran kota Yerusalem dan pembuangan orang Yehuda ke Babel. Dilanjutkan dengan kepulangan orang Yahudi dari Babel ke Yerusalem, pembangunan kembali tembok Yesrusalem dan pembuangan kembali Bait Suci serta ibadah dan permasalahannya, dan diakhiri dengan pemeliharaan orang Yahudi di Susan Persia.
2. Istilah Perang Suci
Istilah perang suci sebenarnya tidak pernah ada dalam Alkitab yang muncul dalam Alkitab hanyalah kata perang. Dalam Kitab Yosua sendiri kata “perang” disebut sebanyak 24 kali. Meskipun demikian, tidak ada kata yang bertuliskan tentang perang suci atau dalam kitab-kitab lainnya. Akan tetapi, apakah ada tanda-tanda mengapa bisa dijadikan jalan mengapa perang itu disebut suci atau “Perang Suci”.Hal ini bertentangan dengan ajaran Alkitab tentang kasih karena memang seakan-akan Allah jahat dengan membenarkan hal itu, bahwa Israel akan menumpas seisi kota dan setiap orang yang ada di dalam kota itu. Namun hal itu tetaplah dibenarkan Allah karena Allah adalah kudus dan Dia tidak mau umat pilihan-Nya terkontaminasi dengan orang-orang Kanaan yang sangat bejat dan berdosa pada waktu itu. Namun hal ini sesuai juga dengan konteks pada waktu itu, orang Timur Tengah banyak berperang untuk merebut daerah kekuasaan dan perang juga tidak bisa terhindarkan dari kehidupan bangsa Israel karena memang Tuhan mau mereka yang sesuai dengan janji-Nya, jadi untuk perang yang kurang lebih belasan ribu orang dibinasakan pada waktu masa Yosua hanya terjadi juga pada konteks masa itu,
3. Kemurtadan dan Pembebasan dalam Kitab Hakim-hakim
Kitab Hakim-Hakim berisi tentang kisah pendudukan Kanaan yang belum selesai, serta adanya para pahlawan yang dipanggil Allah untuk perjuangan itu. Adanya suatu pola yang terjadi secara terus menerus dalam kehidupan bangsa Israel yang disebut dalam Kitab Hakim-Hakim yaitu ketika: (1) Bangsa Israel melakukan apa yang jahat dengan percakapan pada ilah lain; (2) maka Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka; (3) kemudian Israel berseru kepada Allah; (4) Allah membangkitkan seorang tokoh pembebas; (5) Israel kembali diselamatkan atau bangsa penindas dikalahkan; (6) sehingga amanlah negeri itu.Itulah pola yang terus terjadi pada bangsa Israel karena fakta bahwa mereka adalah bangsa yang tegar-tengkuk yang jatuh bangun dalam setiap kehidupan mereka yang berkaitan dengan ketaatan-ketidaktaatan mereka terhadap Allah. Inilah yang dimaksud dengan konsep kemurtadan dan konteks dalam konteks Hakim-Hakim, dimana memang pada waktu itu bangsa Kanaan masih ada yang hidup karena belum semua kota dikuasai, lagipula masih ada juga mezbah yang belum dihancurkan. Hal ini dapat dikatakan ujian dari Allah, apakah bangsa Israel tetap taat dengan apa yang Allah perintahkan atau tidak (Hak. 2: 1-5). Namun bangsa Israel ternyata tidak setia dan menyembah ilah lain serta pada Baal (Hak. 2:11) dan meninggalkan Allah.
4. Penebusan dalam Kitab Rut
Berkaitan dengan penebusan dalam kitab ini merupakan perihal yang sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Sebab orang yang telah ditebus diikat dalam perjanjian yang dinyatakan sebagai milik Allah dan Allah menganugerahkan berkat keselamatan dan mempersembahkan lainnya dengan iman. Oleh karena itu, Kitab Rut mengandung makna teologi yang mendalam meskipun mungkin banyak orang yang bingung tentang penebusan dalam Kitab Rut ini. kembali lagi pada pernikahan levirate, jika dilihat dari hukum Taurat, (Ul. 25: 5-6), yaitu `` seorang laki-laki mati tanpa anak, maka saudaranya wajib untuk mengambil isterinya dalam perkawinan yang disebut “perkawinan ipar”, yang perempuan itu melahirkan keturunan bagi suaminya yang telah mati.Hal ini tentunya berkaitan dengan silsilah Yesus Kristus, dimana Kristus sendiri akan lahir dari keturunan Daud dan itu termasuk Rut yang menikah dengan Boas sehingga memperanakkan Obed, dan Obed kembali memperanakkan Isai, ayah Daud. Oleh sebab itu, penebusan dalam Kitab Rut hubungan yang berhubungan dengan penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus yaitu mengenai silsilah dan anugerah keselamatan bagi seluruh umat manusia, yang dimana Allahlah yang telah menentukan itu semua dalam kehendak dan rencana-Nya yang sempurna dan perwujudan dari kasih setia Allah dibuktikan terhadap kesetiaan Rut itu sendiri.
5. Teokrasi Allah
Teokrasi Allah adalah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh Allah sendiri dan atau Allah yang memilih sendiri pemerintah sesuai dengan hukum-Nya dan Allah adalah sebagai rajanya. Adapun masa teokrasi Allah tentunya berbeda dengan monarki yaitu zaman pemerintahan dimana manusia adalah sebagai rajanya. Allah sendiri yang berkeputusan untuk menuruti permintaan bangsa Israel yaitu mereka menuntut kehadiran seorang raja yang langsung memimpin dari tengah-tengah mereka terikat bangsa lain. Tuntutan dari bangsa Israel berdasarkan keinginan pembaharuan sistem pemerintahan dari teokrasi kepada kepemimpinan seorang raja, dengan kata lain mereka tidak mau Allah yang menjadi raja atas mereka walaupun tidak secara langsung.Bangsa Israel meyakini bahwa kepemimpinan seorang raja secara langsung akan menjadikan mereka lebih mampu menjadi bangsa yang mampu menghadapi ancaman dari bangsa lain, khususnya dari bangsa Filistin. Meskipun dari teokrasi menjadi monarki, Allah tetap menujukkan kasih setia-Nya dan Pemeliharaan-Nya terhadap bangsa Israel. Hal itu dibuktikan ketika Allah tetap menyertai mereka, mendidik dan menolong mereka, meskipun mereka sering diberi itu pun karena itu juga merupakan bentuk pemesanan dan anugerah Allah untuk mempersiapkan umat pilihan-Nya memasuki tanah yang Allah telah janjikan .
Post a Comment for "5 Persoalan Dalam Kitab Sejarah"