Respon Pendengar Firman Allah

 Respon pendengar Firman Allah (Markus 4: 1-20)

Respon para pendengar firman Allah
Respon pendengar firman Allah 


Pendahuluan:

Kata respon sama artinya dengan reaksi atau tanggapan. Misalnya, ketika kita mendengar suatu pengumuman yang disampaikan oleh orang lain, maka kita akan ingat bahwa pengumuman tersebut. Kemudian contoh lainnya adalah ketika Allah mengutus Yunus untuk pergi ke Niniwe, Yunus meresponya dengan pergi ke Tarsis (Yunus 1: 1-3). Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya mengenai dalam Alkitab mengenai hal ini.

Isi:

Kita melihat pola atau cara Yesus dalam mengajar orang yang berbeda dengan pasal yang sebelumnya, di mana pada pasal sebelumnya Yesus mengajar di rumah ibadat (Mark. 3: 1) yang terbatas pendengarnya. Sedangkan pada pasal 4 ini, Yesus mengajar di tempat terbuka yaitu, di tepi Danau Tiberias, di mana banyak orang bisa mendengarkan-Nya dan audiensnya tidak hanya orang-orang Yahudi saja.

Pada kesempatan ini Yesus mengajar orang banyak dengan memakai perumpamaan. Sebuah perumpamaan adalah suatu kisah sederhana dari kehidupan sehari-hari yang menyatakan kebenaran tentang Kerajaan Allah bagi orang-orang yang hatinya sudah siap untuk mendengar, dan menyembunyikan kebenaran itu bagi mereka yang hatinya tidak siap (Yes. 6:9-10).

Pada ayatnya yang ke tiga, Yesus mengawalinya dengan kata ‘dengarlah’ lalu mengakhirinya dengan kalimat ‘siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar’. Dari  kedua ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa itu merupakan suatu perintah yang harus dilakukan. Meskipun kita belum memahami sepenuhnya dengan benar, kita harus mengikutinya dengan cermat, dengan mempercayai bahwa perkataan itu bisa dimengerti dan amat penting, sehingga lama-kelamaan kita akan memahaminya. Pada ayat yang ketiga s/d kesembilan berisi tentang perumpamaan seorang penabur yang menabur benih. Dan yang dimaksudkan dengan penabur di sini adalah orang yang menyampaikan firman Tuhan, sedangkan benih adalah firman Tuhan, dan tempat-tempat di mana benih itu ditaburkan adalah audiens atau orang yang mendengarkan firman Tuhan.

Kemudian pada ayatnya yang ke 11-12, mengajarkan kepada kita untuk menghargai hak istimewa yang kita nikmati sebagai murid-murid Kristus. Yesus menunjukkan betapa menyedihkannya keadaan mereka yang tidak diberi kesempatan untuk memahami makna ajaran Kristus. Karena hanya mereka yang berbalik saja yang akan diampuni dosa-dosanya, dan betapa sengsaranya jiwa-jiwa yang tidak bertobat, sebab mereka terus menerus didera oleh dosa yang tidak terampuni. Yesus menekankannya dengan perkataan ‘kepadamu telah diberikan, tetapi tidak kepada mereka’. Oleh karena itu, kita yang sudah diberikan hak istimewa tersebut, janganlah kita menyia-yiakannya begitu saja, tetapi kita harus mengaplikasikannya dalam kehidupan kita hari lepas hari.

Pada ayatnya yang ke 13, Tuhan Yesus menegur murid-murid-Nya karena mereka tidak mengerti perumpamaan yang Yesus katakan kepada orang banyak itu. Di sini Yesus ingin menegaskan kepada murid-murid-Nya untuk menaruh perhatian pada firman serta tersentuh olehnya, supaya bisa memahaminya. Begitu pula dengan kehidupan orang Kristen saat ini, terkadang banyak orang yang datang ke gereja atau acara-acara KKR tidak terfokus pada firman yang disampaikan, tetapi lebih kepada siapa pembicaranya, di mana acaranya dibuat, siapa saja yang datang, atau adakah artis yang datang, dsb. Sehingga ketika firman disampaikan mereka tidak mengerti maksud dari firman tersebut.

Yesus memakai perumpamaan seorang penabur untuk menceritakan bagaimana Injil akan diterima di dunia ini. Dari perumpamaan Yesus ini, kita dapat mengambil tiga kebenaran.

Tiga Kebenaran:

  1. Pertobatan dan hal menghasilkan buah tergantung dari tanggapan kita terhadap firman Tuhan (ay 14).
  2. Tanggapan dunia terhadap pemberitaan Injil akan berbeda-beda. Ada yang mendengar, tetapi tidak akan mengerti (ay 15), dan yang lain akan percaya hingga diselamatkan, namun kemudian akan mundur lagi (ay 16-19), serta yang lain lagi akan percaya sehingga diselamatkan, bertekun dan menghasilkan buah dengan tingkat yang berbeda-beda (ay 20).
  3. Musuh firman Allah adalah iblis, kekuatiran, kekayaan, dan segala kesenangan dunia (ay 15 & 19).

Kesimpulan

Di dalam pembacaan ini Yesus berbicara mengenai pertobatan yang tidak sempurna yaitu, pertobatan di mana seseorang mencari pengampunan dosa namun tidak sampai dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Mereka tidak menerima keselamatan dan kelahiran baru sehingga tidak pernah masuk ke dalam persekutuan orang percaya atau jikalau mereka menjadi anggota gereja, mereka gagal menunjukkan komitmen yang sungguh-sungguh kepada Kristus dan tidak benar-benar memisahkan diri dari dunia. 

Pertobatan yang setengah-setengah dari orang yang mendengarkan firman Tuhan diakibatkan oleh beberapa faktor, pertama gereja terlalu mudah menerima orang yang mencari kebenaran tanpa memberikan pemahaman yang lengkap dan benar mengenai Injil dan petunjuknya. Kedua, gereja gagal, kesalahan kesalahan yang kesalahan dari orang itu. Ketiga, mereka yang mencari itu hanya mempercayai Yesus dengan pikiran dan bukan dengan hati mereka (contoh anak-anak Skewa). Tidak benar-benar menolak dosa. Kelima, mereka mau menerima Kristus sebagai juruselamat tetapi bukan sebagai Tuhan. Keenam, iman mereka dilandaskan pada keyakinan yang menjadi hasil kepandaian berbicara manusia dan bukan karena penyataan Roh Kudus dan kuasa Allah (1Kor. 2: 4-5).

Post a Comment for "Respon Pendengar Firman Allah"