Meresponi Panggilan Allah

 Meresponi Panggilan Allah

Meresponi Panggilan
Yunus 1:1-17



Pendahuluan

Apa yang dimaksud dengan respon dan panggilan? respon berarti reaksi sedangkan panggilan menurut KBBI adalah kata untuk menyebut atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dan sebagainya), jadi kalau kedua kata tersebut digabungkan maka akan memiliki arti yaitu reaksi seseorang terhadap sesuatu. Beberapa contoh di dalam Alkitab mengenai respon terhadap panggilan Allah, diantaranya yaitu Allah menampakan diri-Nya kepada Musa di gunung Horeb dan mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir (Kel 2:23 – 3:22); contoh yang lainnya lagi yaitu respon Yeremia terhadap panggilan Allah (Yer 1:4-19).


Kalper

Bapak/ibu/sdr/i yang yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bagimana respon Yunus terhadap panggilan Allah untuk menyuarakan pertobatan kepada bangsa Niniwe menurut Yunus 1:1-17?


Kalkun

Bapak/ibu/sdr/i kita akan melihat respon Yunus terhadap panggilan Allah untuk menyuarakan pertobatan kepada bangsa Niniwe menurut Yunus 1:1-17.


Isi

Di dalam Perjanjian Lama Allah berkomunikasi dengan umat-Nya melalui perantaraan para nabi. Sering kali Allah menyerukan pertobatan kepada umat-Nya melalui perantaraan para nabi tersebut. Seruan pertobatan merupakan sebuah anugerah yang Allah berikan kepada umat-Nya agar mereka kembali ke jalan yang benar dan memuliakan Allah. Setiap nabi yang diutus oleh Allah untuk menyuarakan kebenaran itu, ada yang merespon dengan postif, tetapi ada juga yang merespon dengan negatif, bahkan ada juga yang merespon dengan cara melarikan diri dari panggilan Allah tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh nabi Yunus, ketika Allah memanggil Yunus untuk menyuarakan pertobatan kepada orang-orang Niniwe dengan tujuan supaya orang Niniwe kembali dari perilaku yang jahat kepada jalan yang benar, Yunus menolaknya. Padahal Allah menghendaki orang Niniwe juga menerima keselamatan seperti bangsa Israel, hal itu menunjukkan bahwa Allah juga mengasihi bangsa lain diluar Israel. Namun respon yang diberikan oleh Yunus sangat berbeda dengan apa yang diharapkan Allah. Yunus melarikan diri dari panggilan Allah tersebut dan malah pergi ke Tarsis (ay 3), dan bukan ke Niniwe karena Yunus tidak senang dan marah terhadap Allah. 

Apakah Allah marah terhadap respon Yunus? Jawabannya adalah tidak, tetapi Allah memakai banyak cara untuk menyadarkan Yunus. Salah satunya adalah dengan menurunkan angin ribut ke laut (ay 4), sehingga kapal yang ditumpangi oleh Yunus untuk melarikan diri ke Tarsis hampir hancur akibat hantaman badai besar. Walaupun Allah sudah menurunkan angin ribut, dan membuat banyak penumpang lain menjadi ketakutan, sehingga mereka membuang segala muatan yang ada di dalam kapal dengan tujuan untuk meringankan kapal tersebut supaya tidak tenggelam, tetapi Yunus tetap berdiam diri tidak melakukan apapun untuk membantu, malahan Yunus dengan santainya turun ke bawah dek kapal dan tidur dengan nyenyak (ay 5). Disini menunjukkan bahwa respon Yunus hanya berdiam diri. Seperti halnya Yunus yang berdiam diri dalam merespon panggilan Allah terhadap dirinya, seringkali kita juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Yunus. Ketika orang-orang disekeliling kita sedang membutuhkan pertolongan dan bantuan, seringkali kita pura-pura tidak tahu dan menutup telinga dan mata kita.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apakah kita sebagai hamba Tuhan juga bisa melarikan diri dari panggilan yang sudah Allah berikan? Jawabannya adalah seperti apa yang dilakukan oleh Yunus, bisa juga terjadi kepada kita hamba Tuhan pada saat ini, yaitu melarikan diri dari panggilan Allah dalam pelayanan dan menyia-nyiakan pelayanan yang telah diberikan oleh Allah itu. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal itu bisa saja terjadi, karena respon yang salah dalam mengartikan panggilan. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh karena para pelayan Tuhan tidak memiliki kedekatan atau hubungan yang intim dengan Allah. Apa maksudnya memiliki hubungan intim dengan Allah itu? Yaitu kita memiliki kedekatan dengan Allah. Lalu bagimana caranya? Caranya adalah dengan berdoa, membaca Alkitab, dan bersaat teduh maka kita akan memiliki kedekatan dengan Allah.

Bapak/ibu/sdr/i jika kita mengaku sebagai para pelayan Tuhan, tetapi kita jarang berdoa, membaca Alkitab dan bersaat teduh, maka kita harus mengevaluasi diri kita. Apakah benar Tuhan memanggil kita sebagai pelayanan-Nya atau tidak. Ketika kita tidak memiliki hubungan yang intim dengan Allah, maka suatu saat kita pun akan memiliki respon seperti yang dilakukan oleh Yunus, yaitu meninggalkan panggilan Allah, tatkala badai masalah menghampiri kita.


Penutup

Bapak/ibu/sdr/i sungguh meninggalkan panggilan Allah adalah hal yang sangat berbanding terbalik dari sikap seorang pelayan Tuhan yang seharusnya taat pada Allah yang telah memanggilnya untuk menyatakan rencana Allah bagi dunia ini. Seharusnya kita sebagai hamba Tuhan memiliki respon yang benar terhadap panggilan Allah dalam diri kita, sehingga kita dapat memberi teladan kepada jemaat yang kita layani, sehingga jemaat bisa terdorong untuk hidup benar dihadapan Allah. Sehingga jemaat juga bisa menjadi agen perubahan dan pembawa damai bagi orang-orang yang ada dilingkungannya. Dengan begitu rencana Allah untuk mendatang damai sejahtera di bumi ini bisa terjadi. Dan pada akhirnya kerajaan Allah di bumi semakin disebarkan luaskan dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. 


Post a Comment for "Meresponi Panggilan Allah"