Konsep Yerusalem Baru (Wahyu 21)


Konsep Yerusalem Baru Dalam Wahyu 21



Selamat pagi semuanya, untuk Mata Kuliah Kitab Wahyu, hari Senin, 03 Oktober 2022 kuliah tidak diadakan dikelas yah,,, tetapi ada tugas research mengenai salah satu tema yang ada di dalam Kitab Wahyu yaitu mengenai Konsep Yerusalem baru, jadi dipersilahkan para mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Kitab Wahyu untuk mencari sumber referensinya di Perpustakaan STT SAPPI.

Pertanyaan:

Silahkan kalian jelaskan mengenai konsep Yerusalem Baru dalam Wahyu 21:1-27? Jawaban harus disertai dengan sumber referensinya, trims & GBU


Catatan: 

  • Jawaban langsung ditulis pada kolom komentar dan masuk paling lambat, 03 Oktober 2022 pukul 22.00 WIB.
  • Kolom komentar akan ditutup pada pukul 22.00 WIB.


44 comments for "Konsep Yerusalem Baru (Wahyu 21)"

  1. Yerusalem Baru menurut Wahyu 21 ini menunjuk kepada kesempurnaan, dimana
    Wahyu 21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." menjadi dasar dari Teks ini menunjukkan segala sesuatu yang baru, tentunya Yerusalem yang sekarang akan hancur dan akan ada Yerusalem yang baru,, namun apa yang baru itu.? Menurut Simon J. Kistemaker, penulis buku tafsiran Kitab Wahyu mengatakan Yerusalem Baru itu merupakan kesempurnaan dalam hal ukuran, keindahan dan kemuliaan, yang di mana lukisan ini menyingkapkan Sungai kehidupan yang mengalir dari Tahta Allah dan Anak Domba inilah Taman Eden yang telah dipulihkan. Ciptaan Baru adalah tempat di mana mau tidak akan ada lagi, tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis atau duka cita sebab segala sesuatu itu telah berlalu. Yerusalem Baru ini juga menunjukkan dalam kekudusan, kesempurnaan keindahan dan kemuliaannya. Sedangkan menurut Pdt.Ir. Timotius Subekti, Tafsiran Kitab Wahyu. Menjelaskan Yerusalem Baru Itu dikatakan sebagai kota kudus. Ini menyatakan perbedaan yang besar dengan Yerusalem yang ada di Palestina sekarang ini yang justru kelak menjadi kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir Wahyu 11: 8. Yerusalem lama akan menjadi pemerintahan antikris di mana akan menjadi pusat dari perizinan rohani dan kota politik dunia, kota ini bukan yang diciptakan bersama-sama dengan langit dan bumi yang baru, tetapi sudah disediakan terlebih dahulu di Surga oleh Tuhan Yesus sebagaimana yang telah dikatakannya kepada murid-muridnya dalam Yohanes 14:2. Tempat tinggal yang tuan sediakan bagi kekasih-Nya itu akan ada di langit dan bumi yang baru penghuninya adalah pengantin Kristus karena itu Yerusalem yang baru itu diidentikkan dengan pengantin Kristus. Jadi Yerusalem Baru itu adalah sebuah tempat yang dikhususkan untuk orang-orang pilihan atau orang-orang percaya pada Yesus. Yang di mana tidak ada ratap tangis, tidak ada sakit, dan hanya ada kemuliaan dan sukacita.

    ReplyDelete
  2. Konsep Langit dan Bumi yang Baru dalam Kitab Wahyu masih tetap menjadi perbincangan sampai saat ini. Penyusunan narasi pasal 21 bertujuan memaparkan konsep langit dan bumi baru sebagai suatu refleksi eklesiologi yang digambarkan bahwa orang percaya akan berada pada tatanan baru pasca kematian. Pada dasarnya Langit dan Bumi yang Baru adalah sama dengan Yerusalem yang baru. Hal ini dirincikan kembali dalam Why. 21:1-8 (Langit yang baru dan Bumi yang baru). Serta Why. 21:9-27 (Yerusalem yang Baru).
    Konsep Yerusalem baru adalah sesuatu yang tidak kontardiksi dengan restorasi bumi saat ini yang terus berlangsung dalam pekerjaan Allah. Konsep Yerusalem Baru di sini melukiskan kesempurnaan dalam hal ukuran, keindahan, dan kemuliaan. Disini secara nyata bagi kita kaitan antara ciptaan pertama dalam Kejadian dengan langit dan bumi baru dalam kitab Wahyu. Di langit dan bumi baru, Allah akan tinggal dengan umat-Nya dalam persekutuan yang intim. Pasal terakhir dari kitab Wahyu merupakan gambaran tentang rumah abadi dari orang-orang yang telah menerima keselamatan dan diselamatkan oleh Yesus Kristus yaitu Yerusalem Baru. Pasal 21-22 menggambarkan keadaan kekekalan. Kisah tentang langit dan bumi baru merupakan pembahasan atas kerajaan yang mencapai kesempurnaan.
    Dalam memaknai Yerusalem Baru dengan adanya pemaknaan lewat simbol-simbol dalam Kitab Wahyu tentunya tidak dapat diartikan secara hurufiah melainkan sangat erat kaitannya dengan realitas konteks. Adanya konteks yang paling mendasar karena berkaitan juga dengan situasi Krisi yang sedang berlangsung antara kekristenan dan imperium Romawi pada waktu itu. Hal ini juga ditandai dengan masalah sosio-politis ketika Imperium Romawi memaksa Orang-orang Kristen untuk melakukan suatu pemujaan kepada Kaisar, yang ketika hal itu tidak dilakukan maka konsekuensinya ialah penganiayaan, penyiksaan serta hukuman mati yang mengerikan. Dalam hal inilah, Rasul Yohanes yang dipercaya menulis Kitab Wahyu memberikan penjelasan dengan gaya bahasa retorika apokaliptik yang juga disebut dengan symbolic universe. Ketika Yerusalem baru sebagai simbol yang universal memiliki arti dan tempat yang penting dalam komunitas Yahudi dan Kristen. Hal ini juga sekaligus menjawab masalah atau krisis penderitaan yang terjadi pada saat itu.

    ReplyDelete
  3. Yerusalem Baru dalam penglihatan Yohanes mengandung gambaran Taman Eden, seperti sungai air kehidupan yang mengalir melalui kota Yerusalem Baru dan pohon kehidupan yang berbuah tiap bulannya (Why. 22:1-2; Kej. 2:9-10; Yeh. 47:1-12) (Schellenberg, 2006: 475). Jadi kesimpulan untuk memahami Yerusalem yang baru agar dapat sedikit memudahkan kita saat ini ialah dengan membaca Perjanjian Lama karena pada dasarnya Konsep Yerusalem Baru pun telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Hal ini jelas karena dalam Kitab Wahyu sangat banyak referensi dari Perjanjian Lama yang Rasul Yohanes tuliskan dan sejajar dengan apa yang terdapat dalam Wahyu dan kesempurnaan gambaran terebut kembali dijelaskan dalam Kitab Wahyu 21 dan 22, sehingga kesatuan Alkitab tentang Yerusalem Baru adalah sangat jelas dalam sejarah kehidupan manusia. beberapa nabi yang telah menjelaskannya ialah nabi Hag. 2:10; Yeh. 48:31-35; Yes. 54:11-12.
    Yerusalem Baru digambarkan dengan simbol yang banyak menggunakkan angka 12. Di antaranya ialah ada 12 pintu gerbang; 12 malaikat; 12 suku Israel; 12 batu dasar; 12 nama rasul Anak Domba (Why. 21:12-14). Menurut Mounce, kesejajaran dalam penggunaan angka 12 (12 suku Israel dan 12 rasul Anak Domba Allah) merupakan suatu aspek kesatuan Israel pada masa lalu dengan gereja pada masa Perjanjian Baru.
    Yerusalem Baru bukan menunjuk pada kota secara fisik dan bukan juga soal teritori tetapi lebih dari pada itu menggambarkan suatu komunitas yang dibaharui yang hidup beribadah kepada Tuhan tanpa rasa takut. Tempat kedamaian sejati, bukan untuk orang-orang yang cemar seperti yang dikontraskan dalam Why.21:8). Sebab sesungguhnya Yerusalem Baru adalah kediaman orang-orang kudus Allah bersama Allah sendiri yang menjadi raja. Kenikmatan sejati dalam persekutuan bersama dengan-Nya di Yerusalem yang baru adalah sukacita yang luar biasa. Dengan kata lain, Yerusalem Baru juga menggambarkann secara jelas adanya pengalaman spiritualitas antara Allah dan umat-Nya. Allah sebagai raja yang memerintah dan umat-Nya akan hidup kekal bersama dalam suatu tatanan kehidupan yang sejati. Kesejatian Yerusalem Baru sesungguhnya terletak pada pemerintahan Allah yang hidup bersekutu bersama dengan umat-Nya, cahaya kemuliaan Allah menerangi Yerusalem Baru yang menunjukkan kesempurnaan mutlak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumbernya ada di sini yahh pak

      Tri Hartono, Makna Narasi Frasa Langit dan Bumi Baru dalam Wahyu 21:1: Studi Eksposisi https://sttbkpalu.ac.id/jurnal/index.php/salvation/article/view/40/38 (diunduh 3 Oktober 2022)


      Febby Nancy Patty, Kritik Terhadap Ideologi Imperial: Memaknai Simbol Yerusalem Baru dan Fungsinya http://e-journal.iaknambon.ac.id/index.php/KNS/article/view/19/11 (diunduh 3 Oktober 2022)

      Hendra Yohanes, Langit dan Bumi yan Baru: Eskalotologi Berdasarkan Teologi Bibilika tentang Temapt Kediaman Allah http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/gemateologika/article/view/496/320 (diunduh 3 Oktober 2022)

      William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Kitab Wahyu Kepada Yohanes 6-22 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 300-301.

      Delete
  4. Konsep Yerusalem Baru dalam Wahyu 21:1-27?
    Istilah ”Yerusalem Baru” muncul dua kali dalam Alkitab. (Wahyu 3:12; 21:2) Ini adalah kota simbolis yang melambangkan sekelompok pengikut Yesus yang pergi ke surga untuk memerintah bersama dia dalam Kerajaan Allah. Dalam Alkitab, kelompok ini juga disebut pengantin perempuan Kristus. Yerusalem Baru ada di surga, Alkitab selalu mengatakan bahwa kota itu ”turun dari surga”, dan pintu masuknya dijaga oleh para malaikat. (Wahyu 3:12; 21:2, 10, 12) Selain itu, kota itu sangat luas sehingga tidak mungkin ada di bumi. Kota ini berbentuk kubus yang memiliki keliling ”12.000 setadi”. (Wahyu 21:16) Itu berarti setiap sisi tingginya hampir 560 kilometer, menjulang hingga menembus luar angkasa. Yerusalem Baru terdiri dari sekelompok pengikut Yesus, pengantin perempuan Yesus. Yerusalem Baru juga disebut sebagai ”pengantin perempuan, calon istri Anak Domba”. (Wahyu 21:9, 10) Dalam gambaran simbolis ini, Anak Domba memaksudkan Yesus Kristus. (Wahyu 21:14).(https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/yerusalem-baru/ (Diunduh Senin, 3 Oktober 2022).
    Penjelasan ini cocok dengan Efesus 2:20 yang mengatakan bahwa orang Kristen yang dipilih untuk hidup di surga ”dibangun di atas sebuah fondasi, yaitu rasul-rasul dan nabi-nabi”. Yerusalem baru adalah bagian dari suatu pemerintah dalam (Nehemia 11:1) Yerusalem Baru, yang juga disebut ”kota suci”, terdiri dari orang-orang yang akan ”memerintah sebagai raja atas bumi”.—Wahyu 5:9, 10; 21:2.
    Yerusalem Baru menghasilkan berkat untuk orang-orang di bumi. Yerusalem Baru digambarkan seperti ”turun dari surga, yaitu dari Allah”. Artinya, Allah menggunakan kota ini untuk menangani hal-hal di luar surga. (Wahyu 21:2) Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Yerusalem Baru berhubungan dengan Kerajaan Allah, yang akan Allah gunakan untuk memenuhi kehendak-Nya ”di bumi seperti di surga”. Allah akan mendatangkan berkat-berkat di bumi yaitu Dosa dihapus. ”Sungai air kehidupan” mengalir dari Yerusalem Baru dan mengairi ”pohon-pohon kehidupan” yang dapat ”menyembuhkan bangsa-bangsa”. (Wahyu 22:1, 2) Penyembuhan secara fisik dan rohani ini akan menghapus dosa dan membuat manusia kembali sempurna, seperti yang Allah rencanakan sejak awal.—Roma 8:21. Manusia akan bersahabat dengan Allah. Dosa telah menjauhkan manusia dari Allah. (Yesaya 59:2) Tapi, sewaktu dosa dihapus, nubuat ini akan benar-benar menjadi kenyataan: ”Kemah Allah ada di antara manusia. Dia akan tinggal bersama mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya. Allah akan bersama mereka.”—Wahyu 21:3. Penderitaan dan kematian akan lenyap. Melalui Kerajaan-Nya, Allah akan ”menghapus semua air mata mereka. Kematian tidak akan ada lagi. Perkabungan, tangisan, ataupun rasa sakit juga tidak akan ada lagi. Hal-hal yang dulu terjadi sudah tidak ada lagi.”—Wahyu 21:4.
    Wahy 21:1, Sasaran dan pengharapan terakhir dari iman PB ialah suatu dunia baru yang diubah dan ditebus, tempat Kristus tinggal dengan umat-Nya dan kebenaran berdiam dalam kesempurnaan kekudusan (bd. Mazm 102:26-27; Yes 65:17; 66:22; Rom 8:19-22; Ibr 1:12; 12:27; 2Pet 3:13). Untuk menghapus semua bekas dosa, maka bumi, bintang-bintang dan galaksi harus dihancurkan. Langit dan bumi akan digoncangkan (Hag 2:7; Ibr 12:26-28) dan akan lenyap seperti asap (Yes 51:6); bintang-bintang akan dihancurkan (Yes 34:4) dan unsur-unsur dunia akan hangus (2Pet 3:7,10,12). Bumi yang baru itu akan menjadi tempat tinggal manusia dan Allah (ayat Wahy 21:2-3; 22:3-5). Semua orang tebusan akan memiliki tubuh seperti tubuh kebangkitan Kristus, yaitu yang nyata, dapat dilihat dan dapat dijamah, namun tidak dapat rusak dan bersifat abadi (Rom 8:23; 1Kor 15:51-54).

    ReplyDelete
  5. Full Life : YERUSALEM YANG BARU.
    Wahy 21:2, Yerusalem Baru itu sudah ada di sorga (Gal 4:26); dalam waktu dekat kota itu akan datang ke bumi sebagai kota Allah yang dinanti-nantikan oleh Abraham dan umat Allah yang setia dan yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri (Fili 3:20; Ibr 11:10,13,16; KOTA YERUSALEM). Bumi yang baru akan menjadi pusat pemerintahan Allah, dan Ia akan diam bersama umat-Nya untuk selama-lamanya (bd. Im 26:11-12; Yer 31:33; Yeh 37:27; Za 8:8).
    Full Life : MENGHAPUS SEGALA AIR MATA DARI MATA MEREKA.
    Wahy 21:4; Akibat dosa, seperti dukacita, kesakitan, kemurungan, dan kematian (Wahy 7:16-17; Kej 3:1-24; Yes 35:10; 65:19; Rom 5:12), hilang untuk selama-lamanya, karena hal-hal yang jahat dari langit dan bumi yang pertama telah lenyap sama sekali. Walaupun mengingat segala sesuatu yang layak diingat, orang percaya rupanya tidak akan mengingat apa yang menyebabkan mereka berdukacita (Yes 65:17).
    Full Life : BARANGSIAPA MENANG.
    Wahy 21:7, Allah sendiri menyatakan siapa yang akan mewarisi berkat-berkat dari langit dan bumi yang baru itu, yaitu mereka yang dengan setia bertahan sebagai orang-orang yang menang dalam Kristus. Mereka yang tidak mengalahkan dosa dan kefasikan akan dicampakkan ke dalam lautan api.
    Full Life : TETAPI ORANG-ORANG PENAKUT, ORANG-ORANG YANG TIDAK PERCAYA.
    Wahy 21:8, Allah menyebutkan beberapa golongan orang yang akan dicampakkan di lautan api yang menyala-nyala oleh belerang itu.
    1. Para "penakut" ialah mereka yang lebih takut akan penolakan dan ancaman manusia daripada menghargai kesetiaan kepada Kristus dan kebenaran Firman-Nya. Keamanan pribadi dan kedudukan di antara orang-orang lain lebih bermakna bagi mereka daripada kesetiaan. Di antara orang "penakut" ini ada orang-orang yang tadinya termasuk umat Allah tetapi mereka berkompromi dan berhenti berperang sehingga tidak menang (bd. Mr 8:35;
    2. Orang "yang tidak percaya" itu meliputi mereka yang dulu percaya pada Kristus, tetapi dikalahkan oleh berbagai dosa, seperti yang tercantum di sini. Mengaku Kristus dan kemudian mempraktikkan kejahatan adalah kebencian bagi Allah.
    3. Banyak gereja zaman sekarang memberitakan bahwa adalah mungkin bagi seorang untuk menjadi seorang anak Allah yang sejati dan sekaligus seorang amoral, pendusta, pezina, homoseksual atau pembunuh. Orang semacam itu menyangkal firman Allah yang sudah jelas di sini (bd. 1Kor 6:9-10; Gal 5:19-21; Ef 5:5-7).
    Full Life : PENGANTIN PEREMPUAN, MEMPELAI ANAK DOMBA.
    Wahy 21:9, Metafora untuk kota yang baru ini berarti bahwa umat Allah akan tinggal di dalamnya. Yohanes memakai bahasa simbolis untuk melukiskan Kota yang Kudus, yang kemuliaannya tidak dapat dipahami seluruhnya oleh pengertian manusia (lih. Wahy 21:9-22:5).

    ReplyDelete
  6. (https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=wahyu%2021:1-27 (Diunduh Senin, 3 Oktober 2022).

    Yerusalem Baru” [Why. 21:2-22:5] merupakan salah satu nama kota yang disebutkan dalam Kitab Wahyu selain: Efesus [2: 1-7], Smirna [2:8-11], Pergamus [2:12-17], Tiatira [2:18-29], Sardis [3:1-6], Filadelfia [3:7-13], Laodokia [3:14-22], Mesir [11:8], Sodom [11:8]. Berbeda dengan Babel yang dalam Kitab Wahyu disebut sebagai kota yang “dihakimi” [17:1-18] dan “dirubuhkan” [18: 1-20; 19:1-5], “Yerusalem” dalam Kitab Wahyu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kota-kota lain tersebut di mana Yerusalem disebut sebagai “kota yang kudus”, “Yerusalem yang baru”, “”turun dari surga, “dari Allah“, “yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya” [21:2]. Studi terhadap “Yerusalem baru” dalam Kitab Wahyu akan melalui tahapan-tahapan berikut ini: 1] pembatasan [atau delimitasi] teks, 2] Kritik teks, 3] Konteks Teks, 4] Struktur atau Devisi Teks, 5] Analisa filologis, 6] penemuan pesan teologis. Dalam arti itu, studi ini meliputi dua pendekatan sekaligus yakni: pendekatan diakronis dan pendekatan sinkronis.(Komisi Kitab Suci, Penafsiran Alkitab dalam Gereja, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 48.)
    Pendekatan diakronis menunjuk pada pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan teks dengan membuat penelusuran terhadap asal-usul dan perkembangan teks hingga pada bentuk terakhirnya. Pendekatan ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1] Kritik Teks; yakni usaha untuk menentukan teks alkitab sedekat mungkin dengan aslinya dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu. 2] Kritik Literer; merupakan usaha untuk menemukan jenis sastra, lingkungan sosial dan mengangkat sifat-sifat khasnya serta sejarah perkembangannya. 3] Kritik Tradisi; merupakan usaha untuk menempatkan teks dalam arus tradisi dan berusaha menggambarkan perkembangan tradisi ini dalam perjalanan zaman; 4] Kritik redaksi; merupakan usaha untuk mengkhaji perubahan-perubahan yang dialami oleh teks sebelum terbakukanb dalam bentuk finalnya; mengidentifikasi sejauh mungkin kecenderungan yang secara khusus merupakan ciri dan proses terakhir ini. Pendekatan Sinkronis menunjuk pada pendekatan yang berusaha menjelaskan teks sebagaimana adanya sekarang berdasarkan hubungan timbal-balik pelbagai unsurnya dan dengan memperhatikan ciri khasnya sebagai pesan yang hendak dikomunikasikan oleh pengarang kepada orang-orang sezamannya. Dalam arti itu, diharuskan untuk memperhatikan pelbagai tuntutan teks dari sudut pandang tindakan dan kehidupan (function pragmatique).
    1. Delimitasi Teks. Penyebutan “Yerusalem yang baru” dalam Kitab Wahyu secara eksplisit dan pertama kalinya terdapat dalam Why. 21:2. “Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga, …” dan terakhir disebutkan dalam Why. 22:19:”….Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari dalam kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus…..

    ReplyDelete

  7. Secara implisit, pembahasan tentang “Yerusalem yang baru” dalam Kitab Wahyu lebih luas dari batasan ekplisit tersebut [ 21: 2-22:19] di atas karena penyebutan “Yerusalem Baru” menunjuk pada satu pokok yang terkait secara berkesinambungan dengan perikop yang telah dibahas sebelumnya [21:1] atau suatu pokok yang diteruskan sesudahnya [22: 20-21].(LBI, Kitab Wahyu, Tafsir Perjanjian Baru 10, (Jakarta: Yayasan Kanisius, 1983), hlm. 21.)

    Meskipun demikian, “batasan ekplisit” ini berguna untuk membantu kita menemukan “batasan implisit yang merupakan batasan sebenarnya dari teks tentang “Yerusalem Baru” ini. Akan dibuat pembatasan teks [delimitasi teks] tentang Yerusalem Baru dengan melihat struktur Kitab Wahyu dan “batasan ekplisit” tersebut akan dipakai sebagai sarana bantu untuk meletakkan teks atau perikop tentang Yerusalem baru dalam struktur Kitab Wahyu. Akan dipilih dan digunakan contoh struktur yang digunakan atau dibuat oleh I. Suharyo dalam bukunya Kitab Wahyu; Paham dan Maknanya bagi Hidup Kristen, [Lembaga Biblika Indonesia, [(Yogyakarta: Kanisius, 1993), hlm. 31] dan LBI, Kitab Wahyu, Tafsir Perjanjian Baru 10, [(Jakarta: Yayasan Kanisius, 1983), hlm. 21]. Dalam Kitab Suci, perikop tentang “Yerusalem Baru” dibatasi hanya dalam Why. 22:9-22:5.(Lembaga Biblika Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Baru, dengan Pengantar dan Catatan Kaki, (Ende: Arnoldus, 1996/1997).
    Dalam kedua buku tafsir yang dipilih di atas, perikop “Yerusalem baru” [21:9-22:5] ditempatkan dalam satu kesatuan pokok yang sama yakni: “Kesudahan-Kota Suci Yerusalem” [21:1-22:5].
    Kata “Yerusalem baru” dalam Why. 21:2 berada dalam bingkai perikop yang berisi tentang “Langit dan bumi yang baru” [21:1-8] bertolak belakang [yang dalam arti tertentu tidak memiliki kaitan atau hubungan] dengan perikop yang mendahuluinya yakni “Hukuman yang terakhir [20:11-15] karena ketidaksinambungan tema-tema esensialnya; [20:11-15 =hukuman, kematian, kehancuran, penghakiman, kebinasaan, kematian] bertolak belakang dengan [21:1-8 =langit dan bumi yang baru, kota yang kudus, turun dari surga, tidak ada lagi dukacita dan ratap tangis, dst.] Perikop 21: 1-8 yang berisi tentang “Langit dan bumi yang baru” jika diuraikan atau dianalisa lebih lanjut maka akan terdapat empat bagian penting: 1] Penglihatan akan Langit dan bumi yang baru (ay.1) 2] Penglihatan akan Yerusalem yang baru (ay.2), 3] Pemberitahuan oleh malaikat (Suara dari tahta) [ay. 3-4], 4] Suara Allah dari tahta [ay. 5-8]. Keempat bagian ini terikat satu dengan yang lainnya dengan penggunaan kata “lalu” [ay. 1,3], ”dan” [ay. 2,4,5] serta kata “lagi” [ay. 6,7,8]. Dengan itu, dapat dikatakan bahwa, “Yerusalem baru” merupakan bagian integral perikop Why. 21:1-8. Jadi, “Yerusalem baru” dalam Kitab Wahyu mula-mula ditemukan dalam bagian awal perikop ini [Why. 21:1-18 “Langit dan bumi yang baru”] yakni 21:2. Namun, tema tentang “Yerusalem yang baru” ini menghilang dalam ayat-ayat selanjutnya [ay. 3-8], yang diawali dan dipakai kata “dan’ atau “lalu.”
    Frase “Yerusalem baru” muncul lagi dalam Why. 21:10 “Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Dan ayat ini berada dalam bagian “penglihatan Yerusalem surgawi.” [21:9-22:5]. Meskipun demikian, uraian eksplisit tentang “Yerusalem baru” ini baru dimulai dalam Why. 21:10. Mulai dari Why. 21:10 ini hingga 21:22: 5 berbicara secara mendetail tentang realitas fisik “kota surgawi” tersebut yang penuh dengan kemuliaan dan kebesarannya.(Paul Kalkoy, ‘’YERUSALEM BARU DALAM KITAB WAHYU’’ https://leonardusansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/goresan-pena-sahabatku-paul-kalkoy/yerusalem-baru-dalam-kitab-wahyu/ (Diunduh Senin, 3 Oktober 2022)

    ReplyDelete
  8. "Yerusalem Baru" adalah istilah yang muncul dua kali, dan hanya dalam Kitab Wahyu yang memuat banyak sekali simbolisme (Wahyu 3:12; 21:2). Menjelang akhir rangkaian penglihatan itu, dan setelah menyaksikan pembinasaan Babilon Besar, rasul Yohanes mengatakan:
    "Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya." (Wahyu 21:2)
    Istilah yang sama artinya dengan YERUSALEM BARU
    (1) Langit dan Bumi Baru (Wahyu 21:1)
    (2) kota suci (Wahyu 21:1, 10)
    (3) mempelai wanita (Wahyu 21:2, 9)
    (4) kemah yang berada ditengah-tengah manusia (21:3)
    (5) Allah sendiri beserta dengan manusia (21:3)
    (6) istri Anak Domba (21:9)
    (7) Umat Allah (21:3).
    Rasul Yohanes memakai istilah-istilah antara lain "seperti", "bagaikan", ini dipakai untuk melukiskan keadaan itu. Jadi dalam membaca perikop ini dan sebagian besar rincian dalam Kitab Wahyu ini, kita tidak boleh memahami diskripsi tersebut sebagai "wujud materi" atau wujud nyata sebagaimana "benda-benda di bumi sekarang ini". Rasul Yohanes melihat sesuatu yang "diluar materi", demikian juga jika rasul Yohanes berkata-kata dengan bahasa kias suatu keadaan di Yerusalem Baru (Langit dan Bumi yang Baru): "bagaikan permata yaspis" (Wahyu 21:11) dan sebagainya, itu juga tidak dalam suatu hal "materi permata yaspis" seperti yang dapat kita lihat sekarang ini. Kita harus memperhatikan keterangan kata "bagaikan" dan "seperti" yang selalu disertakan rasul Yohanes dalam penjabaran pengelihatannya itu.
    Yerusalem ini disebut "Baru" untuk membedakannya dengan Yerusalem yang di bumi, yaitu Yerusalem yang berada di tanah Yudea. Dikatakan turun dari Sorga, sebab Yerusalem ini tidak membawa konsep ragawi/ hal yang berkaitan dengan bumi yang fana. Disebut "kudus" karena ia terpisah dengan dosa dan sama sekali dikhususkan bagi Allah. Yerusalem yang Baru adalah Gereja Kristus, yaitu sang mempelai perempuan Kristus, Anak Domba (Yesaya 54:5, Efesus 5:32). Bahkan dalam Perjanjian Lama, Jemaat ini diwakili dengan simbolisme tentang kota (lihat: Yesaya 26:1, Mazmur 48). Sebuah kota merujuk kepada konsep tempat tinggal yang permanen, dengan sejumlah besar penduduk, keamanan, jeminan, persekutuan dan keindahan.
    "Yerusalem Baru" ini bukan kota yang didirikan oleh manusia dengan jalan serta bangunan harfiah yang dibangun di daerah Yehuda/ Palestina di situs kota Yerusalem kuno, yang pernah dibinasakan Jendral Titus pada tahun 70 M. Sewaktu berada di bumi, para anggota golongan pengantin perempuan itu diberi tahu bahwa kewarganegaraan mereka ada di surga dan bahwa mereka memiliki harapan untuk menerima warisan yang tidak fana dan tidak tercemar dan yang tidak akan pudar. Itu disediakan di surga bagi kamu, kata rasul Petrus (Reff: Filipi 3:20; 1 Petrus 1:4).
    Referensi:
    https://www.sarapanpagi.org/yerusalem-baru-vt7090.html
    https://leonardusansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/goresan-pena-sahabatku-paul-kalkoy/yerusalem-baru-dalam-kitab-wahyu/

    ReplyDelete
  9. Makna & Konsep Yerusalem Baru dalam kitab Wahyu.

    Dalam kitab Wahyu 21, kota Yerusalem dilukiskan dalam bahasa manusia yang dibatasi waktu dan tempat, sehingga tidak memadai untuk melukiskan keindahan langit baru dan bumi baru, disebabkan alur pikirnya agak terputus-putus.¹

    Yerusalem baru "turun dari sorga, dari Allah". Kota ini menyiratkan sifat permanen, aman, indah, dan sempurna. Ia berasal dari sorga dan keluar dari Allah, yang senang tinggal bersama umat-Nya. Yerusalem baru ini dipenuhi oleh umat Allah yang turun ke bumi, bilamana sorga dan bumi menjadi satu.²

    Yerusalem merupakan ibu kota Israel. Yerusalem dalam Perjanjian Lama sebagai kota yg sakral dan kudus, dimana di kota ini dibangun Bait Suci, yang merupakan lambang kehadiran Allah pada zaman Perjanjian Lama.

    Namun sekarang, di zaman Perjanjian Baru, Yerusalem baru merujuk pada dimana Allah tinggal bersama umat-Nya, dan bukan merujuk pada ibu kota Israel. Tetapi Bait Allah dalam PB adalah jemaat, yaitu tubuh yang terdiri dari orang percaya.

    Untuk melukiskan keintiman Allah dengan umat-Nya, Yohanes memakai metafora upacara perkawinan, dimana mempelai wanita dipersiapkan dan didandani bagi suaminya, yang dilakukan sendiri oleh Tuhan Yesus Kristus yang telah menyucikan dan menampilkan jemaat tanpa kerut dan cacat bagi diri-Nya sendiri. (Ef. 5: 26 – 27). Upacara perkawinan kini akan segera dimulai dan sejak itu, mempelai pria dan wanita akan bersama-sama untuk selamanya.³

    Referensi:
    Simon J. Kistemaker, _Tafsiran Kitab Wahyu_ (Surabaya: Momentum, 2009).

    ReplyDelete
  10. KONSEP YERUSALEM BARU WAHYU 21:1-27
    Alkitab Penuntun Hidup berkelimpahan di sana dijelaskan bahwa Yerusalem yang baru merupakan tempat di mana Allah bersama umat-Nya tinggal. Namun dalam hal ini manusia bukanlah yang membawa dirinya masuk dan tinggal bersama dengan Allah, melainkan Allah lah yang turun dan membawa manusia itu naik dan tinggal bersama-Nya. Yerusalem baru merupakan gambaran di mana Allah menjelaskan mengenai tempat masa depan akhir manusia dan Allah. Penjelasan lain mengenai Yerusalem Baru ialah suatu posisi di mana Allah dan manusia berjumpa dalam suatu keadaan yang tidak berlukiskan sebelumnya.
    Sementara itu, Anthony A. Hoekema dalam bukunya Alkitab dan Akhir Zaman, menjelaskan bahwa pengajaran mengenai bumi yang baru atau Yerusalem baru merupakan suatu pengajaran Kristen yang penting. Salah satu keperntingan dari memahami bagian ini adalah mengetahui kehidupan baru yang akan datang. Ia menjelaskan dalam bukunya bahwa para teolog Lutheran yang menjelaskan bahwa bumi yang sekarang ada ini akan dibaharui bumi yang baru, hal ini didorong dengan pernyataan Paulus mengenai semua mahluk menantikan kedatangan Allah (Rom.8) agar semua mahluk mengalami pembebasan dari kejahatan. Bumi baru merupakan menggambaran yang sangat indah bersama dengan Allah. Ia menjelaskan bahwa kata kainos dipakai untuk menjelaskan kata “baru” yang artinya bukan baru ada melainkan suatu yang dibaharui. Ia juga menjelaskan bahwa Yerusalem yan baru merupakan symbol dari gereja Tuhan yang ada.
    Hendry C. Thiessen di dalam bukunya “Teologi Sistematika” juga menjelaskan mengenai Yerusalem baru yang sebagimana merupakan suatu pokok bahasan akhir dari Perjanjian Baru. Ia menjelaskan bahwa Yerusalem baru harus dibedakan dengan Bumi dan Langit baru. Alasannya dikarenakan bahwa Yerusalem baru turun dari surge dan semua raja akan mempersembahkan kemuliaan ( Wahyu 21:2,24). Ia menjelaskan bahwa penggambaran dari Yerusalem baru yaitu menjelaskan mengenai kekayaan kasih karunia dan kedaulatan Allah yang tidak terbayangkan besar dan mulia-Nya.
    Jadi dapat disimpulkan bahwa Yerusalem Baru merupakan tempat di mana Allah dan umat-Nya akan tinggal dalam keadaan kemuliaan yang besar tidak tertandingi oleh kemegaham dan kemuliaan manusia di dunia ini. Allah lah yang menciptakan Yerusalem baru bagi-Nya dan bagi umat kepunyaan-Nya. Yerusalem baru yang ada merupakan tempat di mana orang-orang pilihan dapat tinggal dan bersekutu dengan Allah, namun dari hal ini bukan manusia yang pergi melainkan Allah sendirilah yang menjemput orang-orang percaya untuk masuk ke dalam Yerusalem yang baru itu.

    ReplyDelete
  11. NAMA: SABU KOBAK

    YERUSALEM BARU

    Kabar tentang Yerusalem yang baru ini disampaikan oleh malaikat kepada Yohanes.
    Sama seperti salah satu dari ketujuh malaikat itu telah menyampaikan keputusan terhadap pelacur besar, demikian pula salah satu malaikat dari kelompok itu menunjuk pengantin perempuan, karena keruntuhan Babel dan kedatangan Yerusalem yang baru merupakan dua segi dari penghakiman terakhir. Yehezkiel juga bernubuat mengenai Yerusalem dan Bait Allah yang baru sesudah ia bernubuat mengenai pembongkaran Bait Allah dan Yerusalem yang lama.

    pengantin perempuan, mempelai Anak Domba: seperti Babel yang juga dibandingkan dengan pelacur besar (Pasal 17), demikian pula Yerusalem

    yang baru disebut mempelai Anak Domba. Dalam perincian pada ayat-ayat berikut, hanya gambaran kota yang diterangkan secara mendetail.

    10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah.

    di dalam roh: bandingkan dengan 1:10; 17:3. Yohanes tidak diangkat dengan tubuhnya seperti Filipus pernah diangkat oleh Roh (Kis 8:39-40). Roh Kudus menguasai Yohanes hingga seperti dalam mimpi ia dibawa ke

    tempat yang lain. ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi: seperti TUHAN memperlihatkan tanah perjanjian kepada Musa dari atas puncak gunung Pisga (UI 34:1), demikian pula Yohanes ditempatkan di atas gunung

    ReplyDelete
  12. Sabu kobak sambungannya
    yang tinggi agar Yerusalem baru diperlihatkan kepadanya. Tetapi ternyata di gunung itulah terletak kota Yerusalem, seperti dalam nubuat Yehezkiel. Kota Yerusalem dibangun di atas puncak gunung yang tinggi, seperti yang sering kali dikatakan dalam Perjanjian Lama. Letaknya itu menggambarkan kota

    yang paling kuat dan mulia.

    Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar (Mzm 48:3).

    Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit (Yes 2:2; bdk Mi 4:1).

    · pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawa-Nya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali. Di atas itu di hadapanku ada yang menyerupai bentuk kota (Yeh 40:16-2).

    Yerusalem: menurut pengharapan orang Yahudi, Yerusalem akan menjadi ibukota Kerajaan Mesias. Dalam perang Yahudi, Yerusalem dijadikan pusat pemberontakan melawan Roma, karena kota itu dianggap sebagai pusat dari mana Allah akan memulihkan kembali kemuliaan bangsa-Nya. Pengharapan itu berdasarkan nubuat para nabi Perjanjian Lama. Wahyu menyatakan bahwa nubuat-nubuat itu akan diwarisi oleh orang yang mengikuti Anak Domba. Dengan demikian, penglihatan ini bertentangan dengan penafsiran kaum Yahudi. Penglihatan itu sekaligus merupakan lukisan Yerusalem baru yang merupakan penghiburan bagi umat Kristen, baik yang berasal dari keturunan Yahudi maupun yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Yang menjadi latar belakang dari penglihatan ini adalah suasana jemaat-jemaat di Asia
    pada zaman itu (bandingkan dengan Pendahuluan). Hal itu nyata sekali khususnya ketika lukisan kota ini sering beralih menjadi bahan pemberitaan kepada jemaat-jemaat di bumi.

    turun dari surga, dari Allah: bandingkan dengan ayat 2. Kota yang dipertunjukkan kepada Yohanes bukan kota manusia, melainkan kota Allah:

    Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah (Ibr 11:10).

    11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

    Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah: seperti kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci (Kel 40:34) dan kemudian memenuhi Bait Allah yang Salomo dirikan (2 Taw 7:1) pada saat peresmiannya. Akan tetapi pada waktu itu hadirnya kemuliaan Allah hanya bersifat sementara saja. Oleh karena ketidaksetiaan bangsa-Nya, Yehezkiel menyaksikan kemuliaan Allah meninggalkan Bait Suci (Yeh 11:23). Akan tetapi Bait Allah akan dibangun kembali dan kemuliaan Allah akan kembali memenuhinya. Nubuat Yehezkiel akan digenapi sepenuhnya dalam Yerusalem baru. Kemuliaan Allah akan tetap tinggal di kota itu.

    Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah (Yeh 44:4; bdk 43:5).

    cahayanya sama seperti permata yang paling indah: umat manusia di dunia yang baru mencerminkan kemuliaan Allah yang ada di tengah-tengah mereka. Cahayanya dibandingkan dengan cahaya segala permata yang disebut dalam ayat-ayat berikut.

    Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu (Yes 60:1-2)

    bagaikan permata yaspis: bandingkan dengan 4:3. Kota mencerminkan cahaya kemuliaan Allah.

    jernih seperti kristal: bandingkan dengan 4:6.

    12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.


    JUDUL BUKU:
    1 JAKOB P.D. CROEN, JAKOB. P.D CROEN, (Surabaya: Momentum, 2002), 601.

    ReplyDelete
  13. Daftar referensi
    Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.
    Anthony A. Hoekema. Alkitab dan Akhir Zaman (Surabaya: Momentum, 2004), 371-377.
    Hendry C. Thiessen. Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992), 622-624.

    ReplyDelete
  14. Kitab Wahyu yaitu kitab yang ditempatkan paling terakhir dalam urutan kitab perjanjian baru kitab ini menunjuk kepada kitab apokaliptik. Mengenai penyebutan Yerusalem baru atau konsep Yerusalem baru dalam kitab Wahyu pertama kali terdapat dalam Wahyu 21:2 "dan aku melihat kota yang Kudus Yerusalem yang baru turun dari sorga" dan terakhir disebutkan dalam Wahyu 22:9 (Leonardus ansis) dan dalam Wahyu pasal yang ke 21 ini rasul yohanes melukiskan penglihatan dengan konsep manusia yang hidup dibumi. Yerusalem yang baru adalah Gereja Kristus yaitu sebagai mempelai perempuan Kristus kita bisa melihatnya di Yesaya 54:5 bahkan dalam Perjanjian lama pun diwakili sebagai simbol-simbol kita bisa melihatnya di dalam Mazmur 48 (sarapan pagi Yerusalem)

    ReplyDelete
  15. menurut kitab Wahyu 21:1-27, adalah. Istilah "Yerusalem Baru" muncul dua kali dalam Alkitab. Wahyu 3:12; 21:2. ini adalah kota simbolis yang melambangkan sekelompok pengikut Yesus yang peegi kesurga untuk memerintah bersama dia dalam kerajaan Allah, disini beberapa penjelasan wahyu 21:
    1. Yerusalem baru ada disurga.
    2. Yerusalem baru berdiri dari sekelompok pengikut Yesus, pengantin perempuan Yesus.
    3. Yerusalem baru adalah bagian dari suatu pemerintahan.
    4. Yerusalem baru menghasilkan berkat untuk orang-orang dibumi.
    Bila kita menyelidiki Alkitab, kita dapat mengwtahui bahwa pasa zaman antikris masih ada orang-orang yang mati syahid. Yerusalem baru digambarkan seperyi turun daei surga, yaitu Allah. artinya Allah menggunakan kata ini untuk menangani hala-hal di luar surga. ungkapan ini sering kita mendengarkan dari perkataan-perkataan dari para ahli yang menafsirkan kitab Wahyu. Alkitab selalu mengatakan bahwa kota itu turun dari surga dan pintu masuknya sijaga oleh para malaikat.

    ReplyDelete
  16. Yerusalem adalah ibu kota Israel, tempat Raja Daud dan putranya, salamo swrta keturunannya mereka memerintah dari taktha yehuwa. (1 David Iman Santoso, membaca dan memahami kitab wahyu.
    2. R. A. Jeffray, Kristus Akan Datang Unrik Kedua Kalinya.)

    ReplyDelete
  17. Untuk merujuk Yerusalem tetapi di perjanjian baru, istilah ini hanya muncul di Injil Matius dan kitab Wahyu. Tidak munculnya istilah ini di bagian lain perjanjian baru perlu diperhatikan. Setelah perayaan memisahkan ruang Kudus dan ruang maha Kudus terbelah Allah tidak lagi tinggal di dalam bait suci Yerusalem tetapi dalam jemaat.
    Bait Allah adalah jemaat, yaitu tubuh yang terdiri dari orang percaya. jadi, saat Yohanes memakai istilah kota yang Kudus dalam kitab Wahyu, yang ia rujuk adalah Yerusalem baru di mana Allah tinggal bersama umatnya.
    Kota ini menyerahkan sifat permanen, aman, indah, dan sempurna. Ia berasal dari surga dan keluar dari Allah yang senang tinggal bersama umat-Nya. Nama Yerusalem yang muncul dalam kitab Wahyu bukan untuk merujuk kepada ibu kota Israel melainkan kota rohani dari Allah. Yerusalem baru ini dipenuhi oleh umat Allah yang turun ke bumi bilamana surga dan bumi menjadi satu.

    TAFSIRAN KITAB WAHYU, Simon J Kistemaker, (Surabaya: Momentum, 2009), 606.

    ReplyDelete
  18. Yerusalem baru mewakili kehidupan baru kita dalam keabadian. Itu akan menjadi mulia dan akan diterangi oleh hadirat Tuhan. Deskripsi Yerusalem Baru dalam Alkitab bersifat simbolis, untuk membantu kita memahami realitas rohani.
    Yerusalem Baru digambarkan dalam Wahyu 21 dan 22 sebagai kota besar dan sangat indah, tanpa cela. Aman dan dibangun dengan batu dan logam mulia. Tidak ada hal buruk yang akan memasuki kota 12 gerbang. Tidak akan ada lagi kesedihan penderitaan atau rasa sakit di Yerusalem baru. Itu datang dari Surga, setelah Penghakiman Terakhir dan pembaruan segala sesuatu.
    Yerusalem baru melambangkan kehidupan kekal di hadirat Tuhan. Inilah takdir semua orang yang diselamatkan oleh Yesus. Berbagai elemen kota memberi kita "petunjuk" tentang seperti apa kehidupan yang indah ini:
    Murni sebagai pengantin: tidak akan ada lagi dosa; kita akan sepenuhnya dibersihkan oleh Yesus; tidak ada yang tidak murni yang dapat mewarisi hidup yang kekal.
    12 gerbang suku Israel: Melalui orang-orang Israel, Tuhan memberkati semua orang dengan kedatangan El Salvador yang membuka pintu kehidupan kekal.
    12 dasar para rasul: ajaran dari rasul tentang Yesus adalah dasar Gereja.
    Ukuran kota: Yerusalem baru sangat besar! Ada lebih dari cukup ruang untuk semua orang dalam kehidupan kekal.
    Tembok tebal: mewakili keamanan; Kehidupan kekal aman dan kita akan dilindungi dari bahaya.
    Dibangun dengan emas dan batu mulia- Kehidupan abadi itu indah dan abadi, tidak akan berakhir, dan keindahannya tidak akan pudar.
    Cahaya tuhan: Kemuliaan Tuhan akan terlihat dan jelas, membimbing semua orang setiap saat.
    Pintu selalu terbukaKehidupan kekal bersifat inklusif, setiap orang yang mengasihi Tuhan, dari semua bangsa, dapat masuk.
    Sungai dan pohon kehidupan: mewakili pemulihan dan penyembuhan, pembaruan dan kelimpahan hidup - semuanya berasal dari Tuhan.
    Tahta Tuhan: kita akan selalu dekat dengan Tuhan, di hadirat-Nya.
    Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa hidup yang kekal itu sangat baik! Yerusalem baru akan jauh lebih baik dari yang kita bayangkan.
    Ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem dan Salomo membangun Bait Suci, Yerusalem menjadi pusat penyembahan Tuhan di Israel. Dalam Alkitab, Yerusalem mewakili tempat hadirat Tuhan, di mana orang akan memiliki persekutuan dengan Dia Kota itu sendiri tidak memiliki kekuatan khusus, itu hanya simbol. Semua kekuatan ada di dalam Tuhan, yang turun ke dalam persekutuan dengan kita.
    Referensi:
    https://descubrir.online/id/como-sera-la-nueva-jerusalen/
    https://www.sarapanpagi.org/yerusalem-baru-vt7090.html
    https://leonardusansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/goresan-pena-sahabatku-paul-kalkoy/yerusalem-baru-dalam-kitab-wahyu/

    ReplyDelete

  19. Kitab Wahyu ditulis untuk menghibur dan menguatkan orang Kristen dan Gereja di Asia kecil yang mengalami penderitaan serta penganiayaan oleh pemerintahan Romawi. Kata langit dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti ruang luas yang terbentang di atas bumi. Wahyu 21:2 Yerusalem Baru menjelaskan suasana Sorga. Dengan demikian suasana sorga (Yerusalem Baru) turun secara fisik sorga. (langit baru dan bumi baru) dan akan menjadi tempat orang-orang percaya untuk selamanya. Dan inila yang dijanjikan oleh Allah kepada umat-Nya. Allah akan sepenuhnya memulihkan segala sesuatu di dunia ini. Setiap orang percaya menyadari bahwa langit baru dan bumi baru menjadi suatu tempat yang kekal, hal ini merupakan pengharapan orang percaya, bahwa di langit baru dan bumi baru ada kehidupan kekal. Yerusalem Baru berarti umat Allah (Wahyu 2:4-5). Wahyu 21:16. New Metropolis City, teks ini menunjukkan beberapa hal yaitu, langit dan bumi baru merupakan sebuah kondisi tanpa imperial Romawi yang jahat. Penyususnan narasi 21 bertujuan memparkan konsep langit dan bumi baru sebagai suatu refleksi esklesiologi yang digambarkan bahwa orang percaya akan berada pada tatanan baru pasca kematian. Tidak ada kontradiksi antara kebenaran Alkitab tentang bumi yang baru dengan pandangan restorasi kerena keduanya merupakan kebenaran Alkitab. (https://sttbkpalu.ac.id/jurnsl/index.php/salvation/article/download/40/38/166. Di unduh 3 Oktober 2022)

    ReplyDelete
  20. Yerusalem yang baru dikatakan sebagai Kota Kudus. Kata-kata “Yerusalem baru, yang turun dari surga, dari Allah” dituliskan dalam Kitab Wahyu 3:12’21:2; 21:10. Ini menyatakan bahwa benar-benar Yerusalem baru bukan hasil perbuatan tangan manusia, karena itu di katakana Kudus. (Timotius Suekti, Tafsiran Kitab Wahyu. (Yogyakarta: PBMR ANDI, 2019), 470) Pada ayat 9:27, memaparkan Yerusalem Baru dalam kekudusan, kesempurnaan, keindahan, dan kemuliannya, sehingga tidak memadai untuk melukiskan keindahan langit dan bumi baru dan bumi baru. Yohanes mengembangkan tema dasar bahwa Allah tinggal Bersama umat-Nya dalam suatu latar/kondisi yang kudus dan sempurna. Yohanes merujuk Yesaya 65:17 dan 66:22, Allah berkata “Ia akan menciptakan langit dan bumi baru, dan hal-hal yang terkait dengan masa lalu tidak akan diingat lagi. Yohanes menegaskan bahwa langit dan bumi telah tersingkirkan dari hadirat Allah dan tidak ada lagi tempatnya (Tafsiran 20:11). Tidak berarti Allah akan melenyapkan langit dan bumi, lalu menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru, dari tidak ada menjadi ada, Ia mengubah langit dan bumi melalui proses seperti Ia mengubah tubuh fana orang kudus menjadi tubuh

    ReplyDelete
  21. kemuliaan (Flp 3:21). Yohanes memakai kata baru Sembilan kali dalam kitab Wahyu; empat diantaranya pada pasal 21:1 (dua kali), dua dan lima. Adjektivitas ini merujuk kepada sesuatu yang baru tetapi berasal dari yang lama. Perjanjian Baru berasal dari yang lama; perintah baru berasal dari yang lama; Yerusalem baru bersumber pada yang lama; manusia baru diubahkan dari yang lama; langit dan bumi baru juga didasarkan pada yang lama. Jadi langit dan bumi baru yang akan muncul bukanlah langit dan bumi yang baru kedua. Secara kualitatif lanngit dan bumi ini berbeda dari yang lama, karena mereka akan menjadi tempat tinggal yang kudus dan sempurna dari Allah dan umat-Nya. Petrus berkata “sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran” (2 Ptr 3:13). (Simon J. Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu. (Surabaya: Momentum, 2009), 604-605)

    ReplyDelete
  22. Pada ayat 1-4 menggambarkan ciptaan baru yang di dalamnya Allah dan manusia tinggal Bersama dalam persekutuan. Ayat 5-8 menyatakan kebenaran, untuk memperkuatniman, pengharapan, dan ketetapan hati gereja Ketika menghadapi kesukaran yang paling mendasar. Langit dan bumi baru, beberapa pendapat bahwa Allah akan memperbaharui ciptaan bagi Kerajaan-Nya, kedua, Allah akan menggantikannya dengan ciptaan yang sama sekali baru. Gambaran yang dipakai untuk melukiskan Kota Suci dalam pasal 21:9-22:5 berubah-ubah antara kota pengantin, sebagai arti kehidupan dalam kerajaan Allah, dan persekutuan antara orang yang sudsh ditebuh dengan Allah. Persekutuan ini adalah berkat yang terutama dan terbesar dari kerjaan kekal itu. Istilah kemah harfiahnya “tenda” mengingatkan akan kemah perjanjian di padang gurun, tempat tiang api dan awan berhenti, tanda kehadiran Allah dan wujud kemuliaan. Yohanes juga memakai bahasa lambang untuk menjelaskan bahan-bahan bangunan kota itu. Ia menyebutkan bahwa cahaya bagaiakan permata yaspis, yakni penampakan Allah (ay 11). (D. A. Carson (dkk) Tafsiran Alkitab Abad ke 21 3 Matius- Wahyu. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,)760-761).

    ReplyDelete
  23. Konsep Yerusalem baru dalam Wahyu 21:1-27
    Yerusalem baru yang disebut baru, sebab memiliki sifat yang kebaharuan dari Allah. Kata "Baru" meiliki makna bahwa Allah ada di dalamnya. Maksud Yerusalem baru disini adalah bahwa kita di perbaharui di dalam pikiran (Efesus 4:22-24). Semua yang baru berarti ada Allah. Allah ada kebaruan dan kebaruan adalah Allah. Daalam Perjanjian Lama dan Baru Allah jaga mengumpamakan umat pilihan-Nya sebagai tempat kediaman-Nya (Kel. 29:45-46), disini juga tempat kediaman Allah adalah untuk perhentian Allah, dalam hal ini tempat perhentian itu di lambangkan kemah Allah yang ada ditengah-tengah manusia, dan lambang kemah inilah yang digenapi melalui Yesus Kristus.
    Yerusalem Baru juga adalah Firdaus Allah. Firdaus inilah adalah tempat sementara roh-roh dan jiwa-jiwa yang tidak bertubuh dari orang-orang yang diselamatkan pada waktu sekarang ini sambil menunggu waktu kebngkitan. Firdaus ini adalah Yerusalem Baru yang kekal, jauh lebih unggul dari Firdaus dalam alam maut, yang hanya sebagai tempat sementara. kelak seluruh kaum saleh yang telah mati, yang ada di Fiirdaus alam maut, akan dibangkitan mengenakan tubuh kebangkitan yang kekal (21:7). sumber: books.google.co.id
    Yerusalem Baru adalah sebuah tanda yang besar dari semua totalitas yang dipiih, di tebus, dilahirkan kembali, dan ditransfomasikan oleh Allah. Yerusalem baru juga digambarkan seperti memperlai Anak domba, pengantin perempuan Anak domba. hal menunjukan bahwa kota itu adalah organik, bukan sesuatu yang bersifat fisik tetapi adalah perkara hayat, dan di dalam unsur pokok di Yeusalem Baru, kita akan menikmati Allah Tritunggal sebaga segala sesuatu bagi kita saat ini. sumber: htttps://www.google.com/search?tbm=bks&q=Konsep+Yerusalem+baru+dalam+Wahyu+21+

    ReplyDelete


  24. Istilah Yerusalem Baru berulang kali muncul dua kali, dalam Kitab Wahyu. contoh istilah yaitu Langit dan Bumi Baru (Wahyu 21:1), kota suci (Wahyu 21:1, 10, mempelai wanita (Wahyu 21:2, 9), kemah yang berada ditengah-tengah manusia (21:3), Allah sendiri beserta dengan manusia (21:3) istri Anak Domba (21:9), Umat Allah (21:3).
    Dalam Alkitab dikatakan bahwa langit dan bumi yang pertama lenyap, dan digantikan dengan langit yang baru dan bumi yang baru (Why 21:1), maka Yerusalem Baru ini merupakan bagian dari langit baru dan bumi yang baru tersebut. Dan Yerusalen Baru itu turun dari sorga setelah Kerajaan Seribu Tahun Kristus di bumi yang pertama berakhir
    Kalangan orang kristen katakan bahwa Yerusalem baru ialah pusat pemerintahan Allah atas seluruh umat-Nya, tanpa memerlukan bait Allah, Bait Allah tidak diperlukan lagi karena setiap orang bisa menyembah Allah secara langsung , tidak perlu memakai saranan/perantaran untuk menyembah Allah akan tetapi menyembah Allah dimana tempat berdoa pada Allah. Artinya bahwa menyembah Allah dimana tempat mana saja, dimana kita persekutuan dengan seiman. Firman Tuhan mengatakan bahwa dimana dua bersekutu akan Allah hadir ditengah-tengahnya.
    Kitab Wahyu 21: 9-27 menceritakan Yerusalem Baru. konsepYerusalem yang Baru adalah Gereja Kristus, yaitu sang mempelai perempuan Kristus, Anak Domba (Yesaya 54:5, Efesus 5:32). Bahkan dalam Perjanjian Lama, Jemaat ini diwakili dengan simbolisme tentang kota (lihat: Yesaya 26:1, Mazmur 48). Sebuah kota merujuk kepada konsep tempat tinggal yang permanen, dengan sejumlah besar penduduk, keamanan, jeminan, persekutuan dan keindahan.

    kata “Yerusalem baru” dalam Why. 21:2 berada dalam bingkai perikop yang berisi tentang “Langit dan bumi yang baru” 21:1-8. Ayat ini bertolak belakang perikop sebelumnya yang berkaitan tentang“Hukuman yang terakhir 20:11-15 karena ketidaksinambungan tema-tema esensialnya; 20:11-15 hukuman, kematian, kehancuran, penghakiman, kebinasaan, kematian. bertolak belakang dengan 21:1-8 langit dan bumi yang baru, kota yang kudus, turun dari surga.



    Yerusalem Baru digambarkan seperti ”turun dari surga, yaitu dari Allah”. Artinya, Allah menggunakan kota ini untuk menangani hal-hal di luar surga. (Wahyu 21:2) Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Yerusalem Baru berhubungan dengan Kerajaan Allah, yang akan Allah gunakan untuk memenuhi kehendak-Nya ”di bumi seperti di surga” (Matius 6:10). jadi bahwa konsep Yerusalem baru berhungan dengan kerajaan Allah dan kerajaan Manusia. Allah menyatakan kerajaan-Nya untuk memulianka Dia

    ReplyDelete
  25. https://www.churchofjesuschrist.org/study/scriptures/gs/new-jerusalem?lang=ind 3/10/2022.
    https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/yerusalem-baru/ 3 oktober 2022

    ReplyDelete
  26. KONSEP YERUSALEM BARU WAHYU 21:1-27

    Oleh
    Sekol Selak/ 20190124
    Yerusalem Barus
    Pengelihatan yang pernah dilihat oleh Yohanes, berkaita dengan Yerusalem baru ini adalah bukan hal yang baru. Sebab tentang Yerusalem yang Baru juga telah diperlihatkan Allah pada para nabi-nabi-Nya, dan bisa kita jumpai dalam PL nabi yang pernah melihat Yerusalem Baru itu. Misalnya: Yes. 54,60; Yehz.47,48; nabi Hagai 2:10. Ini ayat-ayat yang mengkambarkan tentang keadaan dan kondisi tembok Yerusalem baru itu. seperti yang dikatakan oleh William Barclay “ pengelihatan Yohanes atas Yerusalem baru memanfaatkan dan menegaskan kembali berbagai pengelihatan para nabi. Kita mengemukakan beberapa pengelihatan ini untuk menjelaskan bahwa ternyata bahan-bahan dari PL berulang kali bergema di dalam PB (Kitab Wahyu) ”. Sesungguhnya dalam bagian ini juga ada berbagai-bagai penafsiran dalam menafsirkan ayat ini.

    ReplyDelete
  27. Lanjutan Dari Sekol
    william Barclay mengatakan bahwa, “jelas bahwa pengelihatan tentang Yerusalem baru merupakan impian yang selalu hidup;...disinilah letak iman. Betapapun Yerusalem dihantam, orang-orang Yahudi tidak perah kehilangan keyakinan iman mereka bahwa Allah akan memulihkan kota itu.memang benar bahwa mereka mengungkapkan pengharapan mereka dalam istilah-istilah yang menyangkut hal-hal material; tetapi itu semua merupakan simbol dari suatu kepastian;yangkin bahwa pasti ada kebahagiaan abadi bagi umat Allah yang setia”
    Peter Wongso berkata, “dengan memakai kota suci, Yerusalem baru untuk menyatakan kesatuan antar jemaat rohani dengan Kristus. Hal ini mudah dipahami oleh orang umat Israel yang menjadikan kota Yerusalem sebagai pusat ibadah mereka.allah memperkenankan Daud dan Salomo untuk mendirikan Bait Allah diatas bukit Sion Palestina agar keduabelas suku Israel, tiga kali dalam setahun datang beribadah kesana, sehingga terbentuklah persatuan Allah dengan umat-Nya,juga sebagai wujudnya dari kesatuan dari “keduabelas suku Israel”

    ReplyDelete
  28. Lanjutan dari Sekol
    Peter Wongso berkata, “dengan memakai kota suci, Yerusalem baru untuk menyatakan kesatuan antar jemaat rohani dengan Kristus. Hal ini mudah dipahami oleh orang umat Israel yang menjadikan kota Yerusalem sebagai pusat ibadah mereka.allah memperkenankan Daud dan Salomo untuk mendirikan Bait Allah diatas bukit Sion Palestina agar keduabelas suku Israel, tiga kali dalam setahun datang beribadah kesana, sehingga terbentuklah persatuan Allah dengan umat-Nya,juga sebagai wujudnya dari kesatuan dari “keduabelas suku Israel”
    Saya setuju dengan pandangan ini, yang dimaksudkan dengan Yerusalem baru, yang turun dari sorga. Tentu saja ini bukan bermakna harfia jika demikian kita akan menjadi kewalahan menafsirkan ayat-ayat ini, tetapi kita melihatnya dari sudut pandanag simbolik, dengan demikian apa artinya Yerusalem baru yang turun dari sorga? Yaitu bahwa, di ayat (11) cahaya kota itu, semua cahaya yang dipakai disini tidak bisa ditafsirkan secara harfia, tetapi itu berarti simbolik, jadi artinya adalah, kemuliaan ini diartikan sebagai pencerahan kemuliaan yang memenuhi kota itu. seperti yang dikatakan William Barclay “ kemuliaan kota itu diartikan bahwa menggambarkan pencerahan cahaya yang memenuhi seluruh kota itu. Kemudian kota itu tidak lagi memerlukan benda-benda penerang di langit (matahari,bulan dan bintang), untuk menyinarinya, karena Allah sendiri yang menjadi terang baginnya ”

    ReplyDelete
  29. Dalam kitab Wahyu pasal 21, rasul Yohanes melukiskan pengelihatannya dengan konsep materi manusia yang hidup di bumi ini, ini karena bahasa lisan dan tulisan manusia sangat terbatas, sehingga tidak ada kata-kata yang sanggup secara tepat melukiskan pengelihatan rasul Yohanes di alam Roh (non materi) ini. Rasul Yohanes memakai istilah-istilah antara lain “seperti”, “bagaikan”, ini dipakai untuk melukiskan keadaan itu. Jadi dalam membaca perikop ini dan sebagian besar rincian dalam Kitab Wahyu ini, tidak boleh memahami secara diskripsi tersebut sebagai “wujud materi” atau wujud nyata sebagaimana “benda-benda di bumi sekarang ini”. Rasul Yohanes melihat sesuatu yang “diluar materi”, demikian juga jika rasul Yohanes berkata-kata dengan bahasa kias suatu keadaan di Yerusalem Baru (Langit dan Bumi yangBaru).(https://www.sarapanpagi.org/yerusalem-baru-vt7090.html)
    Dalam Alkitab Edisi Studi, Menjelaskan dalam Wahyu 21:2, Mengenai Yerusalem baru. Disini dinyatakan, bahwa Yerusalem baru bagaikan pengantin perempuan: Yerusalem adalah pusat hidup keagamaan umat Israel, karena disitulah mereka dahulu mendirikan bait Allah. Kota itu disebut kudus, Artinya bahwa Kota ini dipisahkan dan di khususkan bagi Allah, Allah di yakini hadir di Bait-Nya Yerusalem, seperti yang Yohanes katakan bahwa ia melihat Yerusalem baru turun dari sorga dan ini menunjukkan bahwa Allah berkenan di tengah umat pilihan-Nya. Sehingga Kota itu di gambarkan sebagai mempelai perempuan yang siap menjumpai laki-laki yaitu Allah. Oleh karena itu, tidak ada bait Allah di Yerusalem baru, karena yang ada di situ Allah yang akan tinggal di tengah umat-Nya dan bergaul dengan mereka (Wahyu 21:3,22).(Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2010),hal.2073)
    Dalam Istilah yang sama Arti YERUSALEM BARU juga dapat dilihat sebagai berikut. Dimana ada Langit dan Bumi Baru (Wahyu 21:1), kota suci (Wahyu 21:1, 10), mempelai wanita (Wahyu 21:2, kemah yang berada ditengah-tengah manusia (21:3), Allah sendiri beserta dengan manusia (21:3), istri Anak Domba (21:9), Umat Allah (21:3).
    Yerusalem ini disebut “Baru” juga disini yaitu untuk membedakannya dengan Yerusalem yang di bumi, yaitu Yerusalem yang berada di tanah Yudea. Dikatakan turun dari Sorga, sebab Yerusalem ini tidak membawa konsep ragawi/ hal yang berkaitan dengan bumi yang fana. Disebut “kudus” karena ia terpisah dengan dosa dan sama sekali dikhususkan bagi Allah. Yerusalem yang Baru adalah Gereja Kristus, yaitu sang mempelai perempuan Kristus, Anak Domba (Yesaya 54:5, Efesus 5:32). Bahkan dalam Perjanjian Lama, Jemaat ini diwakili dengan simbolisme tentang kota (lihat: Yesaya 26:1, Mazmur 48). Sebuah kota merujuk kepada konsep tempat tinggal yang permanen, dengan sejumlah besar penduduk, keamanan, jaminan, persekutuan dan keindahan.

    ReplyDelete
  30. Konsep Yerusalem baru dalam Wahyu 21
    Jawab:
    Sejarah yang diceritakan oleh Alkitab mempunyai sifat khusus, yakni janji karena Allah membentuk akhir zaman, maka Dialah yang harus menciptakan sesuatu yang sempurna berkenan dengan diri-Nya, yang didalamnya Ia akan berdiam. (Dyrness, William A, Agar Bumi Bersukacita: Misi Holistis dalam Alkitab (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia 2004), 207)
    Perjanjian Baru juga menggambarkan bahwa pekerjaan Allah menghasilkan langit dan bumi yang baru (Why 21:1) konsep langit dan bumi yang baru dan bumi yang baru tidak harus diartikan bahwa ciptaan yang lama adalah produk yang gagal, sehingga terpaksa harus digantikan dengan yang baru. (Andrew Brake, Visi-visi Anak Domba: Komentar Wahyu (Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray 2018), 69.)
    "Yerusalem Baru" adalah istilah yang muncul dua kali, dan hanya dalam Kitab Wahyu yang memuat banyak sekali simbolisme (Wahyu 3:12; 21:2). Menjelang akhir rangkaian penglihatan itu, dan setelah menyaksikan pembinasaan Babilon Besar, rasul Yohanes mengatakan: "Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya." (Wahyu 21:2). Yerusalem Baru adalah kota surgawi lebih jauh didukung oleh penglihatan yang disaksikan rasul Yohanes . Penggambaran kota secara simbolis yang dapat memiliki ukuran dan kesemarakan Yerusalem Baru.
    Pertama, Yerusalem Baru akan turun dari surga, bukan dibentuk atau didirikan oleh manusia.
    Kedua, Allah sendiri akan menjadi Bait Suci dan kemuliaan Allah meneranginya sehingga tak memerlukan matahari dan bulan (ay. 22-23).
    Ketiga, orang-orang keji, najis, dan pendusta takkan masuk ke sana, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan (ay. 27).

    ReplyDelete
  31. Lanjutan Dari Sekol
    Menurut saya, ayat ini berbicara lebih ke, kehidupan rohani atau bermakna rohani yang tidak bisa kita tafsirkan secara hurfia atau leterlack, tetapi kita lihat dari sudut pandang atau makna rohaninya, jadi ini diartikan sebagai kesatuan umat Allah (orang percaya), seturut dengan pengaturan Allah, suami isteri. Jadi disini juga memberikan gambaran bahwa, Yesus sendiri sebagai mempelai laki-laki dan orang Kristen (orang percaya) sebagai mempelai perempuan. Dimana setiaporang Kristen secara individu langsung bersatu denga Kristus; satu kesatuan dimana orang Kristen di dalam Kristus dan Kristus di dalam orang percaya (Yoh.14:20;15:4,5-7). Orang kudus secara individu bersatu dengan Kristus , dengan otomatis pula ia dapat bersatu pula dengan mereka yang sudah bersatu pula dengan Kristus.. seperti yang dikatakan oleh Wongso bahwa “ kesatuan itu adalah struktur yang diatur oleh hikmat Allah, yang faktual dapat diterima dengan iman, bukan satu perasaan emosional tersendiri atau suatu yang dipahami melalui analisa tertentu”

    ReplyDelete
  32. Didalam Yerusalem Baru itu sudah tidak ada Bait Suci lagi, karena sudah tidak ada tabir pemisahan antara Ruang Suci dengan Ruang Mahasuci, karena tabir Bait Allah itu telah terbelah dua, sehingga Allah telah menyatu dalam Kota Yerusalem Baru itu. Dalam Alkitab dikatakan bahwa langit dan bumi yang pertama lenyap, dan digantikan dengan langit yang baru dan bumi yang baru (Why 21:1), maka Yerusalem Baru ini merupakan bagian dari langit baru dan bumi yang baru tersebut. Dan Yerusalen Baru itu turun dari sorga setelah Kerajaan Seribu Tahun Kristus di bumi yang pertama berakhir. Yerusalem Baru turun dari sorga, dari Allah, kota yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Demikian pula halnya, saudara juga harus “berdandan” untuk bisa masuk kesana, ke Yerusalem Baru itu. Tuhan adalah mempelai bagi gereja-Nya, karenanya gereja juga punya kewajiban yang harus dipenuhinya sebagai mempelai Kristus. Dengan kata lain saudara punya kewajiban terhadap Tuhan, jangan cuma bisa berseru “Tuhan aku perlu ini, Tuhan aku perlu itu dan sebagainya” Saudara tidak boleh bersikap seperti itu. Apa kata TUHAN kepada orang Israel melalui Musa dalam Ulangan 28:1,2 dan 15. (D. A. Carson, dkk, Tafsiran Alkitab Abad Ke-21 3 Matius-Wahyu (Jakarta:Yayasan Komunikas Bina Kasih, 2017) 760).
    Yerusalem baru yang dimaksudkan oleh Rasul Yohanes ialah gambaran yang dipakai untuk melukiskan Kota Suci di sini dan dalam 21:9-22:5 berubah-ubah antara kota pengantin, sebagai pengantin sebagai arti kehidupan dalam Kerajaan Allah dan persekutuan antara orang yang sudah ditebuh dengan Allah. Yerusalem baru menggambarkan bahwa para pembaca Kitab Wahyu bahwa Allah sumber segala sesuatu dalam kehidupan manusia, Allah memulihkan keadaan dibumi bagi kehidupan dan kebutuhan manusia dan satu-satu pengharapah umat manusia.

    ReplyDelete
  33. Konsep Yerusalem Baru dalam Wahyu 21:1-27

    Konsep Yerusalem baru merupakan salah satu yang disebutkan dalam kitab Wahyu “Yerusalem” dalam kitab Wahyu memiliki keunikan tersendiri dibadingkan dengan kota-kota lain tersebut di mana Yerusalem disebut sebagai “kota yang kudus”, Yerusalem yang baru turun dari surga, “dari Allah”, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya (Wahyu 21:2). Yerusalem baru di sebut sebagai “pengantin perempuan, calon istri Anak Domba”. (Why 21:9,10) dalam gambaran simbolis ini, Anak Domba memaksudkan Yesus Kristus. (Yoh 1:29; Why 5:12) sedangkan, “calon istri Anak Domba”, atau pengantin perempuan Kristus, mengambarkan orang Kristen yang akan tinggal bersama Yesus di surga. Alkitab menyamakan hubungan antara Yesus dan orang-orang Kristen ini seperti hubungan antara suami dan istri. (2 Kor 11:2; Efs 5:23-25) selain itu, Yerusalem baru memiliki 12 batu fondasi yang “masing-masing bertuliskan nama salah satu dari ke-12 rasul”. (Why 21:14) penjelasan ini cocok dengan Efs 2:20 yang mengatakan bahwa orang Kristen yang dipilih untuk hidup di surga “dibagun di atas sebuah fondasi, yaitu rasul-rasul dan nabi-nabi”. Yerusalem baru juga menghasilkan berkat untuk orang-orang dibumi dan digambarkan sepeti turun dari surga, yaitu dari Allah”. Artinya, Allah menggunakan kota ini untuk menagani hak-hal di luar surga. (Why 21:2) Ungkapan tersbeut menunjukkan bahwa Yerusalem baru berhubungan dengan Kerajaan Allah, yang akan Allah gunakan untuk memenuhi kehendak-Nya “di bumi seperti di surga”. (Mat 6:10) Allah akan mendatangkan berkat-berkat seperti di bumi.


    referensi:
    https:// leonardusansis.wordpress.com
    https://www.sarapanpagi.org

    ReplyDelete
  34. Konsep Yerusalem baru dalam wahyu 21:1-27
    Penciptaan langit dan bumi baru diajarkan juga dalam Yesaya 65:17 dan 66:22. Rabi-rabi Yahudi menafsirkan 65 - 66 secara berbeda: ada yang berpendapat bahwa Allah akan menggantinya dengan ciptaan bagi kerajaan-Nya. Yang lainnya berpendapat bahwa Allah akan menggantikannya dengan ciptaan yang sama sekali baru.
    Dalam Wahyu 20:11 memperlihatkan penampakan diri Allah, yakni gambaran dari respon alam ciptaan bagi kerajaan-Nya ciptaan atas kedatangan Allah untuk penghakiman. Gambaran yang dipakai untuk melukiskan kota suci dalam Wahyu 21 berubah-ubah antara kota pengantin sebagai arti kehidupan dan kerajaan Allah dan persekutuan dengan orang yang sudah ditebus dengan Allah. persekutuan ini adalah berkat yang terbesar, istilah kemah secara harafia “tenda” mengingatkan akan kemah perjanjian di padang gurun, tempat tiang api dan tiang awan berhenti. Kaitan bahasa yang sama juga digunakan dalam Yohanes 1:14 dalam ciptaan baru semua makna yang terkandung dalam Imanuel digenapi untuk selama-lamanya Yesaya 25:8 dan dimulai pada kebangkitan Kristus serta dirasakan oleh semua orang percaya masa ini (2 Kor 15:17). Janji terutama diberikan kepada orang Kristen yang menang.
    Langit dan bumi yang pertama telah berlalu dapat diartikan bahwa materinya tidak ditiadakan, melainkan bentuk dan unsurnyalah yang diperbaharui karena dosa dan akibat kutuk atas dosa diberi bentuk yang sama sekali baru. Langit baru dan bumi baru merupakan surga dalam bentuk fisik dengan memperbaharuinya dalam bentuk nyala api. Yerusalem baru turun dari surga (21:2) suasana surga (Yerusalem baru) turun kefisik sorga (langit baru dan bumi baru) sebagai tempat yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang percaya. Dilangit dan bumi yang baru, Allah akan menhapus secara total dosa dari dunia, memulihkan segalanya, menghapuskan penderitaan dan air mata umat-Nya.

    referensi:
    Tri Hartono, Makna Narasi Frasa Langit dan Bumi baru dalam Wahyu 21:1 studi eksposisi https://sttbkpalu.ac.id/jurnal/index.php/salvation/article/download/40/38/166

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tafsiran Alkitab Abadi ke-21 Matius-Wahyu. Yayasan Komunikasi BINA KASIH

      Delete
  35. Nama/NIM : Dandi
    Mata Kuliah : Kitab Wahyu
    Dosen Pengampu : Robi Prianto, M.Th
    KONSEP YERUSALEM BARU DALAM WAHYU 21:1-27
    Pada langit dan bumi yang baru diamana Yohanes melihat Yerusalem yang baru, kota yang kudus berasal dari Allah, “πόλιν” ini sebutan bagi nama pelabuhan neapolis di Mekadonia, namun Yohanes lagi- lagi tidak memaksudkan kota selayaknya bentuk bangunan, Yohanes menggunakan kota sebagaimana ia memahami bahwa dengan turunnya Yerusalem yang baru, maka semakin sempurna langit dan bumi yang baru. Ada beberapa sebab sehingga Yohanes perlu menghadirkan gambaran sebuah kota dalam tulisannya yaitu: pertama: kalau nabi Perjanjian Lama berbicara tentang bumi yang baru, maka mereka serentak berbicara tentang Yerusalem yang baru. Kedua: bumi yang baru tanpa kota akan gampang memberikan kesan tidak didiami. Ketiga: bagi orang- orang dahulu kala, di mana banyak ketidakamanan, kota dan tembok- tembok sekitarnya adalah suatu symbol keamanan (dan juga symbol persekutuan orang-orang satu dengan yang lain). (http://ukip.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/1-Jean.pdf, Di Unduh 3 Oktober 2022).
    Diane & Robert berpendapat bahwa langit dan bumi baru merupakan pusat penciptaan baru yang sesungguhnya adalah yerusalem baru, kota suci yang akan menjadi tempat tinggal Allah. (Diane Bergant, and Robert J.Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru (Yogyakarta: PT Kanisius 2002), 513)
    Kota yang kudus itu disebut dalam Wahyu 21:2 yaitu Yerusalem Baru. Supaya jelas bahwa kota yang kudus itu Yerusalem, maka mungkin lebih baik diterjemahkan menjadi kota kudus, yaitu kota Yerusalem baru atau kota Allah. (Bryan Hinton, Pedoman Penafsiran Alkitab: Kitab Wahyu, Jakarta: Yayasan Karunia Bakti, 2000), 304). Wahyu 21:2 menggambarkan tentang Yerusalem baru itu turun dari Sorga, hal tersebut dapat dikatakan bahwa Yerusalem Baru adalah suasana Sorga. Dengan demikian suasana sorga (Yerusalem baru) turun ke fisik sorga (langit baru dan bumi baru), dan langit baru dan bumi baru ini akan menjadi tempat orang-orang percaya untuk selamanya, dan inilah yang dijanjikan oleh Allah kepada umat-Nya. Bahkan, suatu hari kelak, Allah akan sepenuhnya menghapuskan dosa dari dunia ini, memulihkan segala sesuatu, dan menghapuskan penderitaan dan air mata dari umat-Nya di langit dan bumi yang baru. Kiranya umat yang telah ditebus Tuhan Yesus terus hidup sebagai manusia baru di dalam kekudusan mewakili pemerintahan Kerajaan Allah atas dunia ini dan bersiap untuk menikmati pengharapan tentang kehadiran Allah yang sepenuhnya di langit dan bumi yang baru (Why. 21-22)

    ReplyDelete
  36. Yerusalem baru berarti umat Allah menjadi satu dengan Tuhannya. Orang-orang percaya telah nyata-nyata menjadi anak Allah dan menghadap kepada Bapanya. Istilah langit baru dan bumi baru sangat mempesona banyak orang karena langit baru dan bumi baru suatu tempat orang orang yang percaya dan tinggal bersama Allah. langit baru dan bumi baru mengacu pada sorga sebagai puncak pengharapan terhadap langit dan bumi yang baru menjadi sentral eskatologi dalam perjanjian baru. Why 21:16 menggambarkan Yerusalem Baru sebagai bait suci raksasa. Why 21:16 menggambarkan Yerusalem Baru sebagai bait suci raksasa. Wahyu 21:1-8 menunjukkan bahwa, Bumi yang baru adalah kontinuitas dari Bumi yang sekarang ini. Kata Yunani yang digunakan untuk menunjukkan kebaruan bukanlah νεος (neos) tetapi καινός (kainos). Maka, langit baru dan Bumi baru bukanlah berarti kosmos yang sama sekali beda dari kosmos yang sekarang ini, tetapi penciptaan alam semesta yang, meskipun diperbarui begitu mulia, tetapi tetap ada kontinuitas dengan kosmos yang sekarang. (file:///C:/Users/User/Downloads/135-144+tri+hartono.pdf, Di Unduh 3 Oktober 2022)
    KESIMPULAN
    Wahyu 21 memberikan jaminan kepada setiap orang percaya, yang hidup bersandar kepada Allah, mengandalkan Allah senantiasa dan siap menderita bagi-Nya. Oleh kerena itu, ada jaminan yang disiapkan oleh Allah yaitu kehidupan yang penuh kedamaian bersama Allah dan Allah akan selalu memberkati dan menyertai. Wahyu 21 juga menggambarkan bagaimana orang-orang yang masi hidup di dalam dosa, dan maut telah menanti kehidupannya. Jadi, Yerusalaem Baru merupakan tempat di mana Allah yang memimpin dan Ia sebagai Raja. Manusia memuji, menyembah dan memulikan nama-Nya.
    Umat Allah ditetapkan untuk menikmati gambaran Yerusalem Baru yang disediakan oleh Allah sendiri. Dengan begitu orang percaya adalah imam-imam yang menyembah Allah dan Anak Domba nantinya di Yerusalem Baru. Manusia sebagai karya Allah untuk mengerjakan pelayanan yang mengemban kembali mandat sebagai gambar dan rupa Allah yang dipulihkan di mulai dari kisah Yesus Kristus datang ke dunia, di mana Ia sebagai Raja atau pemimpin di dalam Yerusalem Baru tersebut. Sebab Yerusalem Baru melukiskan kesempurnaan dalam hal ukuran, keindahan, dan kemuliaan. Disini secara nyata bagi kita kaitan antara ciptaan pertama dalam Kitab Kejadian, dengan langit dan bumi baru dalam kitab Wahyu. Langit dan bumi baru, Allah akan tinggal dengan umat-Nya dalam persekutuan yang intim. Pasal terakhir dari kitab Wahyu merupakan gambaran tentang rumah abadi dari orang-orang yang telah menerima keselamatan dan diselamatkan oleh Yesus Kristus yaitu Yerusalem Baru. Pasal 21-22 menggambarkan keadaan kekekalan. Kisah tentang langit dan bumi baru merupakan pembahasan atas kerajaan yang mencapai kesempurnaan.

    ReplyDelete
  37. Lanjutan dari Sekol
    DAFTAR REFERENCI
    William Barclay “P.A.S.H: Kitab Wahyu 6-22” (Jakarta, Bpk.Gunung Mulia, 2007).
    Peter Wongso “Ekposisi Alkitab: Kitab Wahyu” ( Malang, SAAT, 1996).

    ReplyDelete
  38. Nama : Meiske Lating

    Konsep tentang Yerusalem yang baru dimana benar-benar kudus dan dikhususkan untuk Allah dan dalam arti bahwa Yerusalem baru adalah kota yang sangat istimewa. Dalam (Galatia 4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita). Yerusalem baru adalah kota yang dinanti-nantikan oleh Abraham dan juga tetap dinanti-nantikan oleh semua umat Allah. Yerusalem Baru besarnya luar biasa. Yohanes merekam bahwa kota ini 2,253 kilometer panjangnya, dan selebar dan setinggi panjangnya - sebuah kubus sempurna (Wahyu 21:15-17). Kota ini begitu mempesona. Kota ini diterangi oleh kemuliaan Allah (ayat 23). Kedua-belas pondasinya tertuliskan nama kedua-belas rasul, dan "dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata" (ayat 19). Ia mempunyai dua belas gerbang, setiap darinya adalah mutiara tunggal, yang dituliskan atasnya kedua-belas suku Israel (ayat 12 dan 21). Jalanannya terbuat dari emas murni (ayat 21).
    Yerusalem Baru ini menjadi berkat yang luar biasa. Kutukan di atas dunia lama sudah tiada lagi (Wahyu 22:3). Di dalam kota ini sungai dan pohon kehidupan berada untuk "menyembuhkan bangsa-bangsa" (ayat 1-2). Ialah tempat yang dikutip Paulus dalam ayat Efesus 2:7: "Supaya pada masa yang akan datang Ia [Allah] menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus." Yerusalem Baru adalah penggenapan agung akan semua janji Allah. Yerusalem Baru adalah perwujudan sempurna kebaikan Allah.
    Yerusalem Baru, yang disebut sebagai Tabernakel Allah, Kota Kudus, Kota Allah, Kota di Angkasa, Kota Persegi-Empat, dan Yerusalem Surgawi, yang secara harafiah berarti surga di bumi.
    Yerusalem Baru" adalah istilah yang muncul dua kali, dan hanya dalam Kitab Wahyu yang memuat banyak sekali simbolisme (Wahyu 3:12; 21:2). Menjelang akhir penglihatan itu, dan setelah menyaksikan pembinasaan Babilon Besar, rasul Yohanes mengatakan: "Dan aku melihat kota yang kudus Yerusalem yang baru , turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya." (Wahyu 21:2). Yerusalem ini disebut "Baru" untuk membedakannya dengan Yerusalem yang di bumi, yaitu Yerusalem yang berada di Tanah Yudea. Dikatakan turun dari Sorga, karena Yerusalem ini tidak membawa konsep ragawi/hal yang berkaitan dengan bumi yang fana. Disebut "kudus" karena ia terpisah dengan dosa dan sama sekali bagi Allah. Yerusalem yang Baru adalah Gereja Kristus, yaitu sang mempelai perempuan Kristus, Anak Domba (Yesaya 54:5, Efesus 5:32). Bahkan dalam Perjanjian Lama, Jemaat ini digambarkan dengan simbolisme tentang kota (lihat: Yesaya 26:1, Mazmur 48). Sebuah kota Merujuk kepada konsep tempat tinggal yang permanen, dengan jumlah besar, keamanan, jeminan, dan keindahan.

    Referensi:
    Stanley M. Horton Eksposisi Kitab Wahyu (Malang: Gandum Mas, 2016), 274.
    https://www.sarapanpagi.org/yerusalem-baru-vt7090.html
    https://www.gotquestions.org/Indonesia/Yerusalem-baru.html

    ReplyDelete
  39. konsep Yerusalem baru dalam wahyu 21:1-27
    Yohan Yohanes telah menyaksikan kehidupan orang jahat, dan sekarang ia menyaksikan kebahagiaan orang benar. Impian tentang langit dan bumi baru memiliki akar di dalam pemikiran Yahudi. Yesaya berbicara tentang langit dan bumi baru yang akan diciptakan Allah sehingga di dalamnya kehidupan ini merupakan ibadah yang terus-menerus bagi Allah (Yes 66:22). Ide ini juga sangat hidup di dalam pada masa antar perjanjian bahwa Allah berjanji mengubah langit menjadikannya sebagai berkat dan terang kekal; dan mengubah bumi menjadikan suatu berkat. Lalu akan ada ciptaan baru yang bertahan Abadi langit pertama akan berlalu dan muncul langit baru ciptaan baru akan bertahan selama-lamanya.
    Latar belakang yang bercorak Yunani. Salah satu sumbangan besar bagi pemikiran filosofis dunia adalah ajaran Plato tentang ide atau bentuk. dia mengajarkan bahwa di dalam dunia yang tidak kelihatan terdapat bentuk atau ide sempurna dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. segala sesuatu di dunia Ini adalah salinan yang tidak sempurna dari kenyataan-kenyataan surgawi .bila demikian, Berarti ada juga Yerusalem surgawi. Yerusalem duniawi merupakan tiruan atau salinannya yang tidak sempurna. di balik pemahaman ini terdapat kebenaran, yakni bahwa yang ideal itu sebenarnya ada Allah Sumber segala sesuatu yang ideal.
    betapa pun Yerusalem dihantam, orang-orang Yahudi tidak pernah kehilangan keyakinan iman mereka bahwa Allah akan memulihkan kota itu. Memang benar bahwa mereka mengungkapkan pengharapan mereka dalam istilah yang menyangkut hal-hal material; tetapi ini semua merupakan simbol dari suatu kepastian, yakni bahwa pasti ada kebahagiaan abadi bagi umat Allah Yang Setia. ini berarti bahwa Allah akan membuat kemah sucinya di tengah-tengah manusia untuk selamanya demi menyatakan kehadirannya di antara manusia secara tetap. di dunia ini dan di antara perkara-perkara yang fana, realisasi kehadiran Allah bersifat sementara ; tetapi di surga kita akan mengalami kehadiran itu secara tetap. Persekutuan dengan Allah pada masa keemasan ini mengakibatkan hal-hal tertentu. Air mata, kesedihan, tangisan, dan penderitaan akan berlalu. Kebahagiaan itu tidak ditujukan bagi setiap orang, Tetapi hanya bagi orang yang tetap setia Meski banyak godaan yang berupaya mengalihkan kesetiaannya.
    Ada 12 pintu gerbang. Ini memperlihatkan universalitas atau katolisitas gereja. Seseorang bisa masuk lewat Banyak jalan menuju kerajaan, karena ada banyak jalan menuju bintang-bintang jika orang mau naik ke atas sana. Pada gerbang-gerbang itu ada nama 12 suku ini menunjukkan pada kesinambungan gereja. Allah yang menyatakan diri kepada para leluhur Israel adalah Allah yang juga secara penuh menyatakan diri dalam Yesus Kristus; Allah Perjanjian Lama adalah Allah Perjanjian Baru.
    Yerusalem baru adalah dimana semua kaum muka bumi melihat Anak Allah datang untuk memperbaiki kembali kehidupan manusia yang telah rusak, dimana orang berdosa dan oranh suci akan di pisahkan dan ada yang di hakimi dan ada yang sama-sama dengan para malaikat menyembah Allah Bapak yang brtahta di atas kemegahannya. Di sini ada simbolisme yang dapat dipahami semua orang gereja bukanlah gedungnya; gereja bukanlah liturginya; gereja Bahkan bukan bentuk organisasinya; gereja bukanlah metode pelayanannya. Yang membuat gereja sebagai gereja adalah kehadiran Yesus Kristus. Tanpa kehadiran Yesus Kristus, gereja tidak ada. Bila Kristus hadir, setiap persekutuan manusia adalah gereja sesungguhnya.

    (William Barclay. Pemahaman Alkitab setiap hari. Jakarta Gunung Mulia 2012. 301-327)

    ReplyDelete
  40. Nama Masan Blingga
    Nim 20190116
    Konsep
    Konsep kausalitas adalah konsep yang ditemukan oleh Max Weber yang diperuntukkan untuk rumpun ilmu sosial, khususnya rumpun ilmu sejarah. Weber memandang bahwa fenomena-fenomena sosial lebih memiliki unsur sebab akibat secara kronologis sejarah ketimbang secara sosiologis, namun weber tetap memandang pembahasan kausalitasnya tetap relevan dengan kajian sosiologi. Konsep kausalitas weber menitikberatkan pada penelusuran asal-usul
    suatu fenomena dapat terjadi yang diakibatkan oleh fenomena sebelumnya. Dalam analisa kausalitasnya, weber sering menggunakan berbagai pendekatan untuk melaraskan hubungan-hubungan yang bersifat substantif, seperti ekonomi, politik, masyarakat, agama, dan lain-lain. Pemikiran weber tentang kausalitas sanggatlah berbeda dengan kausalitas yang ada di ilmu-ilmu alam, karena menurut weber kausalitas dalam ilmu alam tidak bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang suatu fenomena, sementara dalam ilmu sosial perbuatan-perbuatan manusia
    sangat penuh dengan makna yang harus ditafsirkan. kausalitas sangat membuka untuk segala bentuk kemungkinan yang ada untuk mempengaruhi suatu fenomena lainnya, oleh karena itu jawaban yang dihadirkan dari hasil analisis kausalitas sakatlah bergantung dari data yang
    dimiliki peneliti serta kemampuan peneliti untuk merangkai fakta-fakta yang ada sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. Menurut penulis konsep kausalitas weber sanggatlah tepat untuk menjelaskan konflik perebutan tanah Yerusalem yang berada di timur tengah saat ini, karena dengannya dapat diketahui runtutan kronologis penyebab terjadinya puatang berjalan dengan baik
    A. Sejarah Yerusalem
    Yerusalem adalah sebuah daerah yang terletak timur tengah, yang luasnya sekitar 120 Km persegi. Lokasinya berada diantar laut Mediterania dan laut Mati, 50 Km kelarah tenggara dari kota Tel Aviv saat ini. Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul nama Yerusalem itu sendiri, sebagian ahli bahasa berpendapat bahwa nama Yerusalem berasal dari kata Jebus
    dan Salem. Jebuh yang merupakan nama salah satu nama suku dari bangsa Kanan, dan Salem merupakan nama tuhan tertinggi yang disembah oleh suku tersebut. Namun sampai sekarang masih belum ditemukan sebuah penjelasan ilmiah tentang
    mengapa kedua nama tersebut yang menjadi nama dari daerah yang kita kenal saat
    ini sebagai Yerusalem. Yerusalem tercatat dalam sejarah telah dikuasai oleh banyak bangsa yang berbeda, pada awalnya Yerusalem merupakan tempat tinggal dari

    ReplyDelete
  41. sebuah kelompok Yahudi yang hijrah dari Mesir karena diusir oleh sebuah raja yang membenci mereka, awalnya kelompok ini melarikan diri dari Mesir bersama pemimpin sekaligus nabi mereka, Musa dan Harun. Akan tetapi keduanya meninggal dunia terlebih dahulu dan kemudian kepemimpinan kelompok Yahudi ini diteruskan oleh Yusya bin Nun selaku murid dari Musa hingga akhirnya mereka dapat menempati dan tinggal di tanah Yerusalem. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1000 sebelum masih berdirilah sebuah kerajaan Yahudi di Yerusalem yang dipimpin oleh seseorang bernama Saul, yang dalam pandangan Injil dianggap tidak berhasil. Pengganti Saul, Daud, dianggap sebagai raja yang sukses oleh sebagian ahli sejarah dan dianggap gagal pula oleh sebagai yang lain. Setelah berjalan kepemimpinan 40 tahun kepemimpinan Daud, ia menyerahkan kekuasaan kerajaan Yahudi yang ia miliki kepada putranya, Sulaiman. Salah satu bagian terpenting selama ke pemerintahan.
    Sulaiman adalah pembangunan kuil yang didirikan di Yerusalem yang menjadi tempat suci bagi bangsa Yahudi. Setelah kematian Sulaiman, di dalam tubuh kerajaan Yahudi banyak sekali ditemukan perpecahan internal dan banyaknya perang dengan bangsa lain yang pada akhirnya pada tahun 584 sebelum Masehi kerajaan Yahudi mengalami kekalahan perang dengan kerajaan Babilonia yang mengakibatkan orang-orang Yahudi diasingkan ke berbagai daerah dan pengerusakankuil Sulaiman. Tidak berselang lama pada tahun 539 sebelum Masehi kerajaan Babilonia ditaklukan oleh kerajaan Persia, pada masa pendudukan Persia bangsa Yahudi kembali diizinkan untuk kembali ke Yerusalem dan menjalankan kehidupannya seperti semula. Berikutnya, pada tahun 333 sebelum Masehi, Yerusalem ditaklukan oleh kerajaan Makedonia yang dipimpin oleh Alexander The Great, setelah kematiannya Yerusalem berpindah tangan ke kerajaan Mesir dan berikutnya beralih ke tangan ke bangsa Seria, penguasa Seria pada saat itu, Antiochus, pada tahun 168 sebelum
    Masehi menghapuskan Yahudi sebagai agama yang boleh ada di Yerusalem dengan cara menghancurkan sebagian besar kota Yerusalem. Hal ini menimbulkan banyak perlawanan dari bangsa Yahudi itu sendiri, yang akhirnya terjadi kesepakatan bahwa bangsa Yahudi hanya boleh berziarah ke kota Yerusalem. Berjalannya waktu, pada tahun 63 sebelum Masehi Yerusalem dikuasai oleh bangsa Romawi. Pada awalnya bangsa Yahudi selama masa kekuasaan Romawi berjalan dengan lancar, namun semakin lama mereka merasa terdesak kehidupannya dan beberapa kali mencoba melakukan pemberontakan. Gerakan pemberontakan tersebut berjalan sangat lama hingga akhirnya pada tahun 73 Masehi gerakan tersebut dapat ditumpas habis. Selama masa pemberontakan banyak kuil Yahudi di Yerusalem yang dihancurkan, dan banyak sekali korban berjatuhan. Akan tetapi pada tahun 129 Masehi Yerusalem kembali dibangun pada masa kaisar Romawi, Hadrian. Pada masa berikutnya Yerusalem menjadi kota tujuan wisata religi bagi umat Yahudi dan Kristen dengan didirikannya gereja Holy Sepulchure pada tahun 337 Masehi.

    ReplyDelete

  42. Wahyu 21:1-27
    Wahyu 21:24 dalam konteks Wahyu 21:22-27 yang adalah visi yang diterima Yohanes tentang penggambaran bentuk kehidupan dalam Yerusalem Baru, sebuah kota milik Allah yang diturunkan dari surga (Wahyu. 21:2). Wahyu 21:22-27 berbunyi:“(24) Dan aku (Yohanes) tidak melihat Bait Suci di dalamnya (kota Yerusalem Baru); sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak
    Dengan membaca Wahyu 21:24 secara lebih mendalam, berdasarkan penafsiran Koester,penulis melihat kemungkinan kehadiran bangsa dengan kepercayaan berbeda yang datang ke dalam kota itu, yang memperlihatkan sebuah perubahan drastis dari berbagai komunitas yang majemuk, ditandai frasa “bangsa-bangsa” dan “raja-raja,” yang sebelumnya melawan Allah.Koester kemudian menjelaskan bahwa isi Wahyu 21:24, yaitu tentang bangsa-bangsa dan raja-raja yang membawa hormat bagi Allah ke dalam Yerusalem Baru, adalah pengulangan dan pembaruan tema dari tulisan para nabi dalam Perjanjian Lama. Konter menjelaskan:
    Langit yang baru dan bumi yang baru di dalam Kitab Perjanjian Baru merupakan satu topik yang menarik untuk dikaji. Di karena kan di dalam Perjanjian Baru hanya kitab wahyu-lah yang membahas tentang, langit yang baru dan bumi yang baru. Kitab Wahyu merupakan Kitab terakhir dalam Perjanjian Baru bahkan menjadi yang paling terakhir dari keseluruhan Alkitab dari Kitab Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, serta mengisahkan satu fenomena yang terkadang jika dipikirkan oleh kita manusia tidaklah logis, dalam sejarah ilmu pengetahuan bahkan dalam proses penemuan yang sudah dikerjakan oleh ilmuan sekalipun, tidak ada yang dapat memahami fenomena yang disampaikan oleh Wahyu 21:1-8 mengenai langit baru dan bumi baru. Memanglah dialam kitab Perjanjian Lama banyak yang menyampaikan tentang hal yang sama. Hal ini menimbulkan banyaknya pemahaman-pemahaman tentang langit baru dan bumi baru yang tidak sepaham. Ada yang berpendapat bahwa mengenai hal ini berbicara tentang penciptaan kembali bumi namun tanpa kutukan dosa dan kemungkinannya seluruh alam semesta diciptakankembali.1Sedangkan menurut seorang ahli berpendapat bahwa langit dan bumi baru merupakan pusat penciptaan baru yang sesungguhnya adalah Yerusalem baru, kota suci yang akan menjadi tempat tinggal
    Allah.2
    Menurut Fritz Rienecker ada beberapa pendapat tentang hal ini, antara lain literature rabuniku terdapat sejumlah ahli yang berpendapat bahwa bumi yang baru merupakan hasil renovasi dari bumi lama sehingga terlihat baru seperti awal penciptaan dalam kitab kejadian yang didalaminya tidak ada dosa. Namun ada juga yang berpendapat bahwa bumi baru adalah bumi yang kembali seperti bentuk

    ReplyDelete
New comments are not allowed.