Kesia-siaan Hidup Dalam Pengkhotbah
Manusia yang mempersiapkan diri dengan apa yang ia lakukan disepanjang hidupnya, sehingga tidak memandang sekelilingnya, ketika manusia memprioritaskan yang lebih penting untuk dirinya sendiri, tanpa disadari ia sedang menjerat hidupnya kedalam kesia-siaan. Inilah salah satu permasalahan yang sering terjadi didalam kehidupan manusia saat ini, selalu mementingkan hal-hal yang sementara bukan hal yang kekal.
Pada saat sekarang jika kita cermati sangat banyak permasalahan yang terjadi, baik itu lingkup lokal maupun global. Contoh lingkup global yaitu, kejadian pandemik covid-19, yang melanda seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Sedangkan untuk lingkup lokal, kita bisa melihat diberbagai media elektronik, maupun cetak, dan medsos, banyak bencana dibeberapa wilayah di Indonesia, mulai tanah longsor, banjir, dll.
Selain itu juga banyak masalah yang terjadi disekitar kita, seperti kelaparan, kemiskinan, dan pembunuhan. Semua permasalahan yang mengarah pada ancaman kehidupan manusia. Namun, jika kita renungkan, sebenarnya apa arti kehidupan manusia berada didunia ini? Kitab Pengkhotbah berpandangan segala usaha manusia dibawah matahari adalah sia-sia. Kehidupan yang penuh misteri ini, seperti angin yang berlalu nampaknya namun, bergaya dengan kesia-siaan.
Manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna, harus memiliki pandangan yang benar untuk memaknai kehidupan selama berada di dunia. Sebab Allah menciptakan manusia dengan satu tujuan manusia menyembah Allah, dan taat kepada perintah-Nya, serta melakukan mandat budaya yaitu menciptakan Allah dengan tanggung jawab penuh. Seharusnya manusia menyadari bahwa kehidupan seperti uap. Artinya setiap manusia yang hidup tanpa Allah adalah sia-sia.
Manusia harus menjawab pertanyaan, tetapi harus selalu dengan sikap: jangan terus menerima sesuatu sebagai yang benar; sebelum diuji, dibuktikan dengan fakta yang 'terang-benderang'. Pengkhotbah membuktikan PENGAJARAN tradisional Yang menyatakan bahwa Kebaikan ATAU Kebajikan Selalu mendapat Hadiah Dan Sifat buruk Selalu mendapat hukuman (PKH 08:14.) Tidaklah Selalu Benar (Ams 13: 6).. Pengkhotbah menyatakan, bahwa usaha untuk mencari dan keutamaan, kerja keras untuk menjadi 'adalah untuk' menambahkan 'kebahagiaan itu sendiri; bukan untuk mendapatkan ketidakseimbangan dari kerja keras itu sendiri.
Hidup tanpa Allah adalah sia-sia. Maka dari itu konflik hidup kita tidak menjadi sia-sia maka harus melibatkan Allah di dalam segala aspek kehidupan ini. Itu lah pesan yang ingin disampakan oleh penulis Kitab Pengkhotbah kepada kita. Sebab segala sesuatu yang ada dibumi atau yang ada dilangit semuanya berada di bawah tangan Allah.
Kesimpulan:
Selalu ujian hal-hal yang kekal bukan sementara (memprioritaskan Allah), ini merupakan suatu hal yang harus dipikirkan selama hidup didunia, apakah yang dilakukan itu berkenan dihadapan Allah atau sebaliknya. Allah yang kekal selalu mengharapkan umat-Nya melakukan hal-hal yang kekal juga. Dengan demikian untuk menjalani hidup ini tanpa kesia-siaan, sebaiknya kehidupan manusia harus hal-hal yang kekal yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah.
Efesus 2:10 menyatakan: “karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, kumpulan kita hidup di dalam-Nya ”.
Pekerjaan baik disini adalah pekerjaan yang dikehendaki Allah, melalui firman Tuhan ini menyadarkan setiap orang Kristen bahwa hidup ini tidak sia-sia bahkan mempunyai tujuan yang baik yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah.
Jadi, mari kita hidup sesuai dengan kehendak Allah, tidak patah semangat, namun tetap jalani ini dengan keyakinan bahwa hidup ini berarti jika dijalani bersama dengan Allah. Oleh. SZ
Pengkhotbah 3:11 berkata: “ia membuat segala sesuatu sesuatu yang indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir ”.
Post a Comment for "Kesia-siaan Hidup Dalam Pengkhotbah"