EKSEGESE DANIEL 2:1-49

 

Eksegese Daniel 2
Daniel 2:1-49

 

EKSEGESE DANIEL 2:1-49

 

  

Jenis Sastra

Jenis sastra yang dipakai dalam Kitab Daniel adalah apokaliptik, yang berarti ‘penyataan atau penyingkapan’. Dalam nubuat apokaliptik, peristiwa-peristiwa yang akan datang disingkapkan. Nubuat Daniel dimulai dengan keadaannya di Kerajaan Babel dan hubungannya dengan raja-raja Babel atau Persia. Nubuat apokaliptik diberikan dalam bentuk-bentuk simbolis. Inti dari tulisan apokaliptik dalam Kitab Daniel yaitu mengajak para pembacanya untuk tetap bertahan di dalam penderitaan yang sedang dialami, karena di dalam penderitaan yang berat sekalipun ada pengharapan yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya.[1]

 

Struktur Daniel 2:1-49[2]

  • 2:1-16              : Mimpi raja Nebukadnezar
  • 2:17-23            : Doa Daniel
  • 2:24-49            : Tafsiran mimpi itu

 

 

Arti Kata Yang Dipakai[3]

Ayat 9: Frasa ‘Sampai keadaan berubah’

Pada mulanya ungkapan ini berarti: “sampai terjadi peristiwa yang akan menyesatkan”. Tetapi ketika ayat 14-23 di tambah kepada cerita ini, ungkapan ini menerima arti yang sangat dalam. Sebab menurut ayat 21, Allah yang mengubah saat dan waktu.

Ayat 16: Frasa ‘ia diberi waktu’

Ungkapan Bahasa Aram ini dapat ditafsirkan dengan dua cara yaitu, (1) Daniel meminta waktu tertentu ketika dia boleh memberitahukan arti mimpi itu kepada raja, atau (2) Daniel meminta supaya hukuman ditunda sampai dia mempunyai kesempatan untuk berdoa dan mengetahui mimpi Nebukadnezar beserta maknanya. 

Ayat 18-20: Frasa ‘Allah semesta langit’

Gelar ini terdapat 4 kali dalam Daniel pasal 2. Memang nama seperti ini dipakai juga dalam beberapa teks Perjanjian lama, seperti dalam Kejadian 24:7 yang diterjemahkan sebagai “Allah yang empunya langit”, yang menekankan transendensi Allah. Frasa rahasia; Kata bahasa Aram ini diambil dari bahasa Persia dan dalam Perjanjian Lama terdapat hanya dalam Daniel 4:6. Dalam kesusasteraan apokaliptik kata ini mempunyai arti khusus yaitu berkaitan dengan maksud dan rencana Allah yang akan datang untuk dunia ini. Maksud dan rencana itu merupakan dasar peristiwa-peristiwa dalam sejarah baik pada masa lampau, masa sekarang maupun pada masa depan. Segala yang akan terjadi dapat dinyatakan melalui mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Tetapi karena sedikit orang yang mengertinya, sehingga maksud dan rencana itu disebut “rahasia”. Pada ayat 20: frasa ‘nama’ Pada zaman kuno nama seseorang menunjuk kepada sifatnya. Nama Allah menyatakan sifat-Nya yang digambarkan dalam ayat-ayat berikut, yaitu Dia bersifat Mahakuasa, memerintah atas peristiwa-peristiwa dalam sejarah, memberi hikmat, dan menyatakan rencana-Nya. Hikmat; bukan hikmat orang bijaksana di Babel, tetapi hikmat yang melihat dan mengerti kehendak dan rencana Allah. Hikmat demikian merupakan puncak segala hikmat lain, yang dapat dimiliki manusia.

Ayat 21 Frasa: ‘Saat dan Waktu’

Frasa yang dimaksudkan di sini bukan masa-masa yang teratur, misalnya mengenai penanggalan (hari, bulan atau tahun), tetapi masa-masa yang diberikan kepada negeri-negeri dan kerajaan-kerajaan untuk berkuasa atas bumi. Masa-masa itu selalu terbatas dan akan berakhir. 

Ayat 28 Frasa: ‘Pada Hari-Hari Yang Akan Datang’

Ungkapan ini menunjuk kepada zaman ketika penulis kitab Daniel hidup yaitu hari-hari terakhir sebelum Allah bertindak dan mendirikan kerajaan-Nya. Dari sudut Nebukadnezar hari-hari itu berada pada masa depan.

Ayat 37 Frasa: ‘Raja Segala Raja’

Secara harafiah berarti “raja dari segala raja-raja” (band Ezra 7:12) di mana gelar ini dipakai oleh Raja Artahsasta dari Persia dan diberikan kepada Nebukadnezar dalam (Yeh. 27:7). Istilah ini digunakan oleh orang Persia karena raja mereka memerintah atas raja-raja bawahan.


Perumpamaan Yang Dipakai

Perumpamaan yang dipakai yaitu arca atau patung yang terdapat dalam mimpi Nebukadnezar. Arca memberikan gambaran tertentu kepada pembaca dan menimbulkan pertanyaan. Arca merupakan gambaran proyeksi waktu dalam ruang, wujud kenyataan dinamis dalam kenyataan statis. Dalam mimpi, kerajaan ada bersamaan. Dalam penglihatan hal itu bisa berperan karena proses panjang dan bisa dilihat secara komulatif. Dengan menerima gambaran seperti itu, orang bisa membayangkan dari bawah tahapan sejarah. Tetapi penulis Kitab Daniel mulai dari atas yakni kepala karena dalam Bahasa Ibrani secara kesusastraan itu berarti awal. Oleh karena itu sejarah berjalan menurun baik dalam arti fisik maupun dalam arti nilai. Setiap kerajaan merupakan suatu bagian dan menjadi turun mutunya, sehingga akhirnya sampai pada kehancuran. Penulis melihat sejarah dari atas ke bawah: Babel -Media – Persia – dan Seleukid. Sampai pada tahap paling lemah, tibalah proklamasi kerajaan Allah. Arca yang terbangun dari berbagai macam bahan menunjukkan penglihatan yang sangat skematis, meskipun kurang organis. Dalam skema munculah hanya kerajaan; tidak muncul wilayah kecil yang tergantung pada kerajaan besar.[4]

Pada ayat 34 dituliskan mengenai “terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia”, hal ini menggambarkan Mesias dan pertumbuhan kerajaan-Nya. Kerajaan ini akan ada sampai selama-lamanya dan berasal dari tangan Allah (ay. 44), dan karena itu belawanan dengan kerajaan-kerajaan manusiawi yang digambarkan oleh patung itu yang bersifat sementara. Sedangkan pada ayat 47 dikatakan bahwa: “Allah-mu itu Allah yang mengatasi segala allah…” Pengakuan Nebukadnezar ini sesungguhnya bukanlah berarti bawa dirinya sudah meninggalkan politeisme. Nebukadnezar mengakui bahwa Allah Daniel lebih unggul dari allah-allah lain, tetapi belum memuja Allah sebagai satu-satunya yang mutlak dan benar, namun Nebukadnezar memandang Allah Daniel sebagai Raja yang harus dihormati.[5]

 

Arti Kebiasaan dan Budaya Kuno

Pada Kitab Daniel juga terdapat tradisi hikmat kuno yang kaya dan beragam menghiasi Alkitab Kanonik seperti yang terdapat pada kitab-kitab lainnya (Ayub, Amsal, dan Pengkhotbah, bersama-sama dengan sejumlah Mazmur dari kitab Mazmur). Keseluruhan penulisan kitab ini mengambil bentuk yang berbeda-beda dan mengasumsikan seluruh ragam dan cara pengungkapan-perkataan jenaka, ucapan ringkas dan tajam, ungkapan bijaksana, teka-teki menggelitik, pengamatan mendalam, serta pepatah penting. Dalam Kitab Daniel, hikmat mengungkapkan dirinya bukan dalam bentuk cerita masa lalu; namun dirancang untuk melestarikan tradisi nenek moyang dan untuk memperkuat iman umat Allah pada saat mengalami kesesakkan. Semua ini memperlihatkan bahwa ada kebijaksanaan dan kuasa yang dimiliki Allah dan diberikan sebagai karunia kepada umat-Nya yang setia.[6]

Daniel dan kawan-kawannya hidup dengan sebuah budaya yang berbeda dari masyarakat di Babel. Mereka memposisikan diri mereka sebagai hamba-hamba Allah yang Maha Tinggi, sehingga mereka juga tidak selektif dalam hal makanan dan minuman yang dilarang oleh budaya asal mereka, mereka menolak untuk menyembah dan tunduk terhadap berhala, dan mereka juga mempraktikan devosi dalam doa yang dilakukan. Akan tetapi mengenai makanan dan minuman, tidak begitu jelas mereka menolak semua daging dan anggur, karena tidak semua daging itu haram, dan anggur tidak pernah dilarang dalam Taurat, kecuali dalam kasus nazar seorang nazir (Bil. 6:1-4). Ada kemungkinan besar bahwa mereka bernazar untuk menyucikan diri mereka bagi Tuhan demi kerajaan Allah di tanah asing. Karena makanan dan minuman dipersembahkan kepada berhala, keterkaitan dengan pemberhalaan bisa membuat makanan menjadi tidak halal. Meskipun tidak diketahui mengapa Daniel dan kawan-kawannya memilih tidak memakan makanan tertentu, namun yang pasti mereka memberi kesaksian yang baik, serta mereka hidup menurut firman Allah.[7] 

Peninggalan-peninggalan ilmu purbakala telah membuktikan, bahwa seni pahat sudah dikerjakan di daerah itu sejak awal milenium ke-3 SM. Bahkan telah ditemukan kepala patung yang dibuat dari tembaga di Niniwe pada zaman + 2371-2191 SM. Patung-patung yang dibuat pada milenium ke-2 SM dari beberapa macam logam, misalnya tembaga, emas dan perak, ditemukan di Ugarit dan daerah Aram. Meskipun belum ditemukan peninggalan patung di reruntuhan Babel zaman Nebukadnezar, namun diketahui dari sumber-sumber lain, bahwa pada zaman itu banyak terdapat di sana, baik dalam kuil-kuil maupun dalam suatu koleksi di istana raja.[8]


Kesimpulan 

Kitab Daniel adalah satu-satunya kitab yang dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Lama yang memakai gaya penulisannya memakai sastra apokaliptik. Berkaitan dengan penulisnya tidak disebutkan dengan jelas siapa penulisnya, tetapi jika melihat ciri khas dari tulisan apokaliptik, pada umumnya para penulis memakai nama dari tokoh yang terkenal dimasa lampau dengan tujuan supaya menarik minat dari para pembacanya. Sedangkan mengenai waktu penulisannya banyak para penafsir yang mengemukkan pendapatnya berkisar antara abad ke-6 s/d ke-2 SM. Alasan tersebut diperkuat dengan jenis sastra yang dipakai dalam Kitab Daniel yaitu sastra apokaliptik. Sastra atau tulisan apokaliptik banyak bermunculan, bahkan bisa dikatakan merupakan puncak kejayaan dari tulisan apokaliptik karena pada waktu itu  Bangsa Israel mengalami penderitaan yang sangat hebat yang disebabkan oleh penganiayaan dari pemerintahan Antiokhus Epifanes IV. Inti dari Kitab Daniel yaitu untuk menguatkan Iman dan memberikan pengharapan kepada umat Israel yang sedang menderita.



[1] W.S. Lasor dkk., Pengantar Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 1996), 410.

[2] Andrew Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama (Malang:Gandum Mas, 2013), 568.

[3] S.M Siahaan & Robet M. Peterson, Tafsiran Alkitab: Kitab Daniel (Jakarata: Gunung Mulia, 2011, 75-78.

[4] Darmawijaya, Nabi-nabi Penulis: Daniel dan Pesannya (Yogyakarta: Kanisius, 1990),  31.

[5] Tafsiran Allah Masa Kini 2: Ayub-Maleakhi Berdasarkan  Fakta-fakta Sejarah Ilmiah dan Alkitabiah (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2006), 552.

[6] D.S Russel, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Daniel (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 59.

[7] Willem A.Vangemeren, Penginterpresetasian Kitab Para Nabi  (Surabaya: Momentum, 2016), 371.

[8] Lynne Newell, Tafsiran Kitab Daniel: Seri Tafsiran Alkitab (Literatur SAAT: Malang, 2011), 89.

Post a Comment for "EKSEGESE DANIEL 2:1-49"