Gereja Pada Era VOC
- Jelaskan bagaimana keadaan gereja pada era VOC?
- Uraikan bagaimana pelayanan gereja pada era VOC?
- Jelaskan disiplin gereja yang diberlakukan pada era VOC?
- Jelaskan pelayanan ibadah dan sakramen pada era VOC?
- Jelaskan bagaimana Pekabaran Injil pada era VOC?
Jawaban:
1. Keadaan Gereja pada era VOC, dapat dilihat dari dua aspek yaitu secara fisik dan rohani:
a. Secara fisik, gedung gereja didirikan dengan bangunan yang indah, memakai tembok batu dan perabot – perabot yang bagus, sehingga gereja yang ada di bawah pemerintahan VOC terlihat megah.
b. Secara rohani, di banyak daerah agama Kristen diterima saja, oleh karena alasan sebab-sebab politik. Dengan itu Firman Tuhan tidak dapat berakar secara mendalam.
a. Secara fisik, gedung gereja didirikan dengan bangunan yang indah, memakai tembok batu dan perabot – perabot yang bagus, sehingga gereja yang ada di bawah pemerintahan VOC terlihat megah.
b. Secara rohani, di banyak daerah agama Kristen diterima saja, oleh karena alasan sebab-sebab politik. Dengan itu Firman Tuhan tidak dapat berakar secara mendalam.
2. Pelayanan Gereja pada era VOC dilakukan dengan cara mendukung pelayanan-pelayanan gereja seperti membuka sekolah-sekolah dan guru sekolah, mendatangkan pendeta-pendeta dari Belanda dan mendukung pembangunan gereja. Tetapi pada akhirnya VOC tidak melakukan pelayanan gereja secara luas dan mendalam, dimana banyak terhalang oleh kendala bahasa, karena kebanyakan para pendeta yang bertugas kurang paham bahasa Melayu, dll.
3. Disiplin gereja yang diberlakukan pada era VOC adalah pemilihan, pemindahan, pengangkatan pendeta harus sepengetahuan VOC dan mereka memberikan laporan surat menyurat kepada VOC.
4. Pelayanan Ibadah dan Sakramen pada era VOC:
a. Baptisan dan perjamuan, pada tahun 1734 sinode-sinode di Belanda menolak mentah-mentah penceraian karena tidak sesuai dengan Alkitab dan dengan ajaran dan hukum gereja Calvinis. Baptisan jarang dilakukan karena kurangnya pengajaran Alkitab (katekisasi) kepada orang-orang yang sudah diinjili, akibatnya ialah bahwa kaum Kristen Protestan di Indonesia pada masa VOC jumlahnya semakin berkurang atau dengan kata lain tidak ada progres. Selain itu perayaan Perjamuan Kudus jarang sekali dilakukan terutama pada jemaat2 yang ada di daerah karena kurangnya tenaga pendeta.
b. Ibadah, tata ibadah mengikuti kebiasaan gereja-gereja di Belanda. Jemaat mulai dengan bernyanyi, kemudian ada doa, khotbah, doa, dan bernyanyi lagi.
c. Khotbah, Nyanyian dan doa malam katekisasi. Pendeta berkhotbah juga dalam bahasa Melayu dan Nyanyian menggunakan nyanyian gerejawi, selain daripada itu ada juga doa malam yang diadakan tiga kali per Minggu di setiap jemaat.
d. Kunjungan pendeta, terjemahan Alkitab dan karangan-karangan lain. Pendeta melayani kebutuhan jemaat dan orang-orang Belanda berpendapat bahwa Alkitab harus disediakan dalam bahasa setempat.
5. Pekabaran Injil pada era VOC mengalami begitu Banyak masalah atau hambatan yang disebabkan oleh kekurangan pendeta. Pekabaran Injil juga terkendala oleh faktor geografi yang menyebabkan sulit untuk mengunjungi jemaat-jemaat di daerah yang memerlukan pelayanan dengan semestinya. Akan tetapi kendatipun segala Rintangan yang banyak itu, Pekabaran Injil berkembang di Indonesia Timur, pada akhir abad ke XVIII berpuluh ribu orang sudah masuk Kristen dan beratus-ratus sekolah sudah dibuka. Pekabaran Injil Protestan mempunyai suatu keuntungan besar, yang tidak terdapat pada misi K.R yaitu biar jumlah pendeta Belanda berkurang, tetapi bilangan pemimpin jemaat Bumiputera bertambah.