Lahirnya Gereja Protestan di Indonesia

 

Lahirnya Gereja Protestan
SGI

Lahirnya Gereja Protestan di Indonesia

VOC secara resmi dibubarkan tepatnya pada tanggal 31 Desember 1799. Dampak positif dari jatuhnya VOC yaitu adanya kebebasan beragama, sehingga muncul gereja-gereja di luar VOC seperti Jemaat Lutheri, Katolik Roma, Baptis, dll. GPI berdiri sebagai pengganti pada pasca gereja VOC. Tepatnya pada tahun 1835 dan secara resmi menjadi gereja negara. Karena berbagai masalah yang ditimbulkan selama GPI menjadi gereja negara, maka pada tahun1935 GPI secara resmi berpisah dari negara.

Beberapa Alasan yang Melatarbelakangi Lahirnya GPI

  1. Berawal dari keinginan raja Belanda yaitu Willem I untuk mempersatukan gereja-gereja di Indonesia menjadi satu badan hukum dengan pertimbangan: Untuk menyelesaikan perpecahan iman dalam kalangan protestan. 
  2. Di Belanda keinginan tersebut tidak dapat dilaksanakan lalu dialihkan ke daerah-daerah jajahan (Indonesia). 
  3. Supaya tidak menimbulkan kerugian, jika masing-masing golongan Protestan menggunakan cara-cara sendiri dalam melakukan tugas gerejawinya.

Dampak GPI Menjadi Gereja Negara

Dampak negatif yang ditimbulkan dari GPI menjadi gereja negara yaitu Gereja-gereja Indonesia menjadi terlepas dari gereja manapun di Belanda. Gereja kurang mandiri, karena segala sesuatunya sangat bergantung kepada negara. Terjadinya penyimpangan sifat dan fungsi gereja.

Dampak positif yang ditimbulkan dari GPI menjadi gereja negara yaitu munculnya gereja Protestan baru di samping gereja negara, sebagai reaksi atas ketidakpuasan terhadap GPI. Munculnya para penginjil perorangan yang menjadi peletak dasar bagi gereja-gereja di banyak daerah, seperti Jabar, Jateng, Jatim, dan gereja-gereja di luar Jawa.

Beberapa Tokoh Penting dalam Kemajuan Gereja ketika GPI Menjadi Gereja Negara

  1. W.R. Baron Van Hoevell, datang di Jakarta sekitar tahun 1837, merupakan seorang pejuang yang rajin melawan kebijakan pemerintah dan seorang  penganjur untuk memajukan rakyat melalui pendidikan.
  2. Schuurman, diutus sebagai pendeta untuk Jakarta 1868 dan mendirikan Seminari di Depok pada tahun 1880 dan mengadakan konferensi penginjilan.
  3. Lenting, merupakan pendeta pertama pada abad ke 19, bekerja di Semarang dan kemudian di Jakarta (± 15 tahun). Pernah bekerja di Ternate dan Banda, dan pernah mengunjungi Sangir dan Talaud . Berhasil membaptis banyak orang Jawa.

Beberapa bentuk intervensi Pemerintah terhadap GPI

  1. Pengangkatan pendeta.
  2. Penempatan dan pemindahan pendeta.
  3. Mensyahkan penatua dan syamas.
  4. Kontrol terhadap  peraturan disiplin gereja.
  5. Kontrol terhadap keputusan-keputusan mengenai jemaat dan majelis.
  6. Surta-surat ke “Komisi den Haag” harus lewat Gubernur Jendral.
  7. Pekerjaan para pendeta diatur dengan teliti.

 

Gereja Protestan di Indonesia Timur

Gereja Protestan di Indonesia Timur tidak termasuk dalam penetapan raja Belanda untuk menjadi GPI. Hal itu berdampak pada lebih terbukanya penginjilan oleh badan misi lain, sehingga menarik para penginjil untuk datang ke sana. Salah satu penginjil yang terkenal bahkan mendapatkan sebutan sebagai rasul dari Timur adalah Joseph Kam. selain itu, gereja diizinkan untuk berdiri sendiri dan memakai bahasa daerah masing-masing. Joseph Kam, yang disebut "Rasul Maluku", mengunjungi dan mengurus segala jemaat dari pusat Maluku di Ambon sampai ke Kisar dan Sangir, tanpa mengenal lelah sampai kematiannya pada tahun 1833. Untuk meneruskan pelayanan yang ditinggalkan oleh Joseph Kam, maka badan misi NZG mengirim para pendetanya ke wilayah Indonesia Bagian Timur. Pelayanan dari badan misi ini mendapatkan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu, salah satunya adalah gaji para pendeta utusan badan misi menjadi tanggung jawab dari pemerintah. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan permasalahan baru, karena batas antara tugas dan kuasa para pendeta dengan kuasa pegawai pamong praja menjadi kurang tegas, sehingga menimbulkan banyak salah paham dan pertikaian dalam praktiknya. Akhirnya pada tahun 1870 pemerintah Hindia Belanda mengangkat semua pendeta yang melayani di Maluku menjadi "hulpprediker" (pengkhotbah penolong) sehingga semua jemaat Kristen yang ada di pulau-pulau Selatan dan di tempat lain, mulai saat itu dimasukkan ke dalam Gereja Protestan. Lalu Gereja Protestan di Indonesia Timur juga mulai memperluas pelayanan mereka ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh Injil, seperti Seram, Kai, Kepulauan Aru, dan Irian Barat. Gereja Protestan di Indonesia Timur saat itu berpusat di Ambon. Di mana anggotanya sudah berjumlah 280.000 jiwa. Selain di Ambon, Gereja Protestan di Indonesia Timur juga berkembang dengan pesat di Minahasa, sehingga hampir semua orang dari suku Minahasa masuk Kristen (380.000 jiwa). Adapun cakupan pelayanan Gereja Protestan di Indonesia Timur pada waktu itu adalah Gereja-gereja yang termasuk ke dalam pelayanan Gereja Protestan di Indonesia Timur yaitu: Ambon, Manado, Makasar dan Kupang. Pelayanan dilakukan oleh para pendeta pembantu dibawah pengawasan para pendeta di Jakarta.


20 comments for "Lahirnya Gereja Protestan di Indonesia"

  1. Nama: Defiwi Narti Taporuk
    Nim: 20200106
    Latar belakang, adanya penyimpangan ajaran kristen, terutama karena adanya praktis perjualan surat pengampunan dosa. Korupsi yang di lakukan uskup dan petinggi agama kristen. Adanya keinginan eropa untuk membebaskan diri dari kepemimpinan paus.
    Bisa dilihat dari sejarah yang ada, yang awalnya bangsa portugis dan spanyol membawa agama katolik masuk melalui maluku dan setelah kekalahan portugis atas belanda, maka belanda melarang ajaran agama katolik dan memperkenalkan ajaran kristen protestan di daerah maluku, dan sulawesi dan sebagian sumatera serta membentuk kelompok keagamaan yang banyak berada di indonesia timur. Dan pada saat kebangkrutan VOC maka pemerintahan belanda mengambil ahli secara langsung dan banyak membentuk gereja agama kristen protestan dan pemerintahan setelah itu banyak terbentuk gereja etnis di berbagai wilayah indonesia timur.

    ReplyDelete
  2. Nama: Arif Kalewang
    Nim: 20200104

    jawaban:
    1. Latar belakang lahirnya gereja Protestan di indonesia yaitu, Dalam rangka pengawasan pemerintah Willem 1, mendirikan Gereja Protestan di indonesia (Hindia Belanda). semua orang Kristen di indonesia termasuk remonstran dan Lutheran disatukan menjadi satu Gereja. Willem tdk senang dengan perpecahan Gereja. didalam gereja ini Willem menentukan peraturan² yg tidak bisa/tidak bisa dipantau parlement Belanda. dengan demikian GPI menjadi satu Gereja unik dan tak sama dengan Gereja Belanda. Gereja dikendalikan pemerintah dan Gereja tidak sejajar dengan pemerintah seperti ajaran Calvin.

    2. perkembangan Gereja Protestan diindonesia bagian Timur adalah sebagai berikut: Gereja mandiri pada umumnya terdiri dari orang minahasa, maluku dan Timor. tetapi muncul sebuah kesepakatan dari beberapah daerah itu bahwa mereka tidak boleh mendirikan Gereja mereka dibagian barat. karena jika itu terjadi maka Gereja yang ada di barat akan mengalami ketergangguan akan kesatuan mereka. oleh sebab itu orang minahasa, maluku,timor dan belanda tdk boleh mendirikan Gereja sendiri, mereka harus bergabung dengan GPIB (1948).

    dengan demikian berdirilah empat Gereja mandiri, yaitu: GMIM, GPM,GMIT, dan GPIB. tetapi kemudian Gereja² mandiri itu mengadakan PI ke Irian dan pedalaman Sulawesi, sehingga anggota GPI bukan lagi empat Gereja itu tetapi kurang lebih 12 Gereja: GPID, Gereja Protestan Indonesia Donggala, GPIBT, Gereja Protestan Indonesia Buol Toli², GPIG, Gereja Protestan di Gorntalo, GKLB, Gereja Kristen Luwuk Banggai, GPI papua, Gereja Kristen Eukumene Indonesia di California dan Gereja Protestan Indonesia Banggai kepulauan (GPIBK).

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. 1). Protestanisme adalah sebuah denominasi dalam agama Kristen. Denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya.

      Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata ini didefinisikan sebagai gerakan agamawi yang berlandaskan iman dan praktik Kekristenan yang berawal dari dorongan Reformasi Protestan dalam segi doktrin, politik dan eklesiologi, melawan apa yang dianggap sebagai penyelewengan Gereja Katolik Roma.Merupakan satu dari tiga pemisahan utama dari "Kekristenan Nicaea (Nicene), yaitu di samping Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.Istilah "Protestan" merujuk kepada "surat protes" yang disampaikan oleh para pembesar yang mendukung protes dari Martin Luther melawan keputusan Diet Speyer pada tahun 1529, yang menguatkan keputusan (maklumat) Diet Worms yang mengecam ajaran Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).
      Surat protes ini terjadi karena ketidak sesuaian dengan ajaran bahwa dalam ajaran Gereja Katolik, indulgensi (bahasa Inggris: indulgence, bahasa Latin: indulgentia) adalah penghapusan hukuman atau siksa dosa sementara (temporal) karena dosa-dosa yang telah mendapat ampunan. Pada praktiknya indulgensi berhubungan erat dengan daya guna pengampunan dosa dari Sakramen Tobat

      Pada kenyataannya, gerakan Reformasi Protestan yang dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Jan Hus atau Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.

      2).gereja protestan di bagian timur yaitu di maluku dan minahasa dimana keadaan di maluku pada saat itu semua pendeta pendeta menjadi pengkhotbah penolong.Gereja protestan ,sehingga semua jemaat kristen,juga jemaat-jemaat yang baru dibangun NZG di pulau-pulau selatan dan ditempat lain,sejak waktu itu dimasukan ke dalam gereja protestan
      Diminahasa pekerjaan NZG yang dimulai oleh Riedel dan Schwarz dan yang diteruskan oleh banyak pendeta lain,berkembang dengan indah dan pesat,sehingga akhirnya hampir segenap suku Minahasa masuk kristen (380.000 jiwa). Mula-mula NZG membiayai baik gaji para pendeta dan penolongnya,maupun persekokongkolan,tetapi lambat laun beban itu terlalu berat, sehingga juga di Minahasa pendeta-pendeta dan segenap kaum kristen diterima dalam Gereja protestan semenjak tahun 1870. Hanya sekolah-sekolah tetap dalam urusan NZG sampai pada tahun 1933

      Delete
  4. Nama: Selva Brenda Sopuiyo
    Nim: 20200116
    Jawaban
    • Gereja Protestan di Indonesia (disingkat GPI) kelahiran di Ambon, Nodaku pada tahun 1605, dengan nama De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie, atau bertambah dikenal dengan Indische Kerk. Tetapi pada tahun 1619 kantor pusatnya dipindahkan ke Batavia seturut dengan berpindahnya jabatan Gubernur Jenderal ke Batavia. Gereja Protestan ini mewarisi jemaat-jemaat yang dihindarkan oleh misi Portugis dan dikemudian hari karena pekerjaan misi maka pelayanannya makin meluas. Wilayahnya meliputi beberapa kawasan selang lain: Nodaku, Minahasa, Kepulauan sunda Kecil (sekarang: Nusa Tenggara Timur, termasuk Pulau Sumbawa), Jawa, Sumatera, dllnya.
    • Mengenai Gereja Protestan di bagian timur Indonesia, maka jemaat-jemaat yang berpokok pada V.O.C. sangat membutuhkan pimpinan dan pertolongan yang baik, akan tetapi oleh sebab mula-mula pemerintahan tidak mempunyai pekerja untuk tugas itu, dipintanya bantuan kepada pendeta-pendeta yang diutus oleh N.Z.G. Joseph Kam, yang disebut “Rasul Maluku”, mengunjungi dan mengurus segala jemaat dari pusat Maluku di Ambon sampai ke Kisar dan Sangir, tanpa mengenal lelah sampai ajalnya pada tahun 1833. Keadaan ini berjalan terus, yakni N.Z.G. mengirim pendetanya dan Gubernemen membayar gaji mereka. Akhirnya pada tahun 1870 Gubernemen mengangkat semua pendeta di Maluku menjadi “hulpprediker” Gereja Protestan, sehingga semua jemaat Kristen, juga jemaat-jemaat muda yang baru dibangun N.Z.G. di pulau-pulau Selatan dan di tempat lain, sejak waktu itu dimasukan ke dalam Gereja Protestan. Dalam abad ini Gereja di maluku meluas lagi ke mana-mana, misalnya ke Seram, Kai dan Aru, dan Irian-Barat dan Selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Denikianlah Ambon-Lease menjadi pusat Gereja-rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 280.000 jiwa.

    ReplyDelete
  5. Nama:Ardi Sobolim/20200103
    Jawab
    1. Latar belakang Lahirnya Gereja di Indonesia. Pada abad ke-16 masuklah faktor baru dalam permainan kekuatan-kekuatan ekonomi, politik dan religius di kepulauan Nusantara. Tiba-tiba pada tahun 1511 kota Malaka di rebut oleh orang-orang Portugis, dan kapal-kapal mereka muncul di perairan Jawa dan Maluku.. portugal merupakan negara kecil di Eropa Baratdaya. Pada tahun 1500 jumlah penduduknya tidak lebih dari satu atau satu Seperempat juta orang.

    2. Perkembangan gereja di Indonesia bagian timur.
    Di Maluku, " Zaman Belanda" mulai pada tanggal 13 februari 1605.pada hari itu Laksamana Esteven Van der Haghen menaklukkan benteng Portugis Nossa Seseorang de Anunciade di pantai teluk Ambon, dan mengubah namanya menjadi Benteng Viktoria (mulai tahun 1771:Nieuw Victoria). Pada masa sesudahnya, wilayah kekuasaan VOC di Indonesia Timur semakin meluas, khususnya setelah VOC berhasil menaklukan Makassar (1666). Akan tetapi, tidak lama sesudah tahun 1750 imperiumnya mulai merosot. Sejumlah cabangnya di Indonesia Timur, ditutup, dan selama setengah abad di kawasan tersebut terdapat kekosongan kekuasaan.

    Setelah itu berdiri beberapa Gereja sebagai berikut
    1 GPI, GMIT, GPM, GMIH GMIM, GPIG, GPIBT, GKST, GTM,

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. 1. Di singkat (GPI) lahir di Ambon,Maluku pada tahun 1605. Dengan nama Indische kerja. Tetapi di tahun 1619 pusatnya di pindahkan ke Batavia.

    Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata ini didefinisikan sebagai gerakan agamawi yang berlandaskan iman dan praktik Kekristenan yang berawal dari dorongan Reformasi Protestan dalam segi doktrin, politik dan eklesiologi, melawan apa yang dianggap sebagai penyelewengan Gereja Katolik Roma.Merupakan satu dari tiga pemisahan utama dari "Kekristenan Nicaea (Nicene), yaitu di samping Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.Istilah "Protestan" merujuk kepada "surat protes" yang disampaikan oleh para pembesar yang mendukung protes dari Martin Luther melawan keputusan Diet Speyer pada tahun 1529, yang menguatkan keputusan (maklumat) Diet Worms yang mengecam ajaran Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).

    Pada kenyataannya, gerakan Reformasi Protestan yang dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Jan Hus atau Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.

    2. Perkembangan gereja
    protestan di Indonesia bagian timur. Gereja yang ada sebagai organisasi pada masa kini seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa tidak terlepas dari sejarah atau latar belakang terbentuknya. Terbentuknya gereja sebagai sebuah organisasi tidak terlepas dari pengaruh orang-orang yang ada di dalam gereja itu sendiri dan juga pengaruh dari luar dimana gereja itu lahir, baik itu dari segi sosial, politik, dan juga budaya.
    Dalam perkembangannya secara organisasi, gereja sejak lahirnya hingga saat ini banyak mengalami masalah salah satu diantaranya ialah adanya perpecahan dalam gereja. Perpecahan yang terjadi biasanya dilatarbelakangi oleh adanya ketidaksepahaman antara oknum-oknum dalam gereja itu sendiri dan juga pemahaman doktrin yang berbeda. Sejarah gereja protestan bagian timur mencatat bahwa perpecahan besar yang pernah terjadi dalam gereja ialah pada saat lahirnya reformasi pada abad ke-16 di Jerman yang dipelopori oleh Martin Luther, yang pada saat itu menjadikan gereja terbagi dua yakni Gereja Katolik Roma dan Gereja Kristen Protestan. Namun sebelum perpecahan besar tersebut terjadi terlebih dahulu telah terjadi juga perpecahan dalam gereja secara organisasi yang telah terjadi sejak abad ke-4 yakni terpecahnya gereja menjadi dua bagian yakni Gereja Timur dan Gereja Barat. Gereja Timur meliputi Gereja Ortodoks Timur, Gereja Nestorian dan Gereja-gereja Monofisit sedangkan Gereja Barat meliputi Gereja Katolik Roma dan Gereja Protestan yang adalah buah dari reformasi Marthin Luther dan kawan-kawan.
    Gereja sebagai persekutuan orang percaya membentuk suatu perkumpulan atau perhimpunan yang kemudian dikenal dengan istilah jemaat. Lebih luas dari jemaat terbentuklah sinode yang merupakan suatu lembaga yang terdiri dari himpunan atau perkumpulan dari beberapa jemaat. Berbicara mengenai sinode gereja, GPIT merupakan salah satu didalamnya dan tentunya memiliki catatan sejarah seperti gereja lainnya. GPIT berdiri sebagai sebuah persekutuan tentulah memiliki latar belakang sejarah berdirinya menjadi sebuah sinode.

    ReplyDelete
  8. Nama/NIM : Irwanda (20200110)
    Tugas : Sejarah Gereja Indonesia (SGI)
    Dosen Pengampu : Robi Prianto, S.Th., M.Th.

    Jawaban
    1. Dalam rangka pengawasan pemerintah, Willem i, mendirikan ger protestan di indonesia (Hindia Belanda). semua orang kristen di Indonesia termasuk remonstran dan lutheran disatukan menjadi satu gereja, Willem tidak senang dengan perpecahan gereja. Di dalam gereja ini Willem menentukan peraturan-peraturan yang tidak bisa dipantau parlemen Belanda. Dengan demikian GPI menjadi satu gereja unik yang tidak sama dengan gereja-gereja Belanda, hubungan gereja dan negara sangat erat, pengurusnya dipilih oleh Gubernur, Jendral . peran presbiter dalam gereja calvinis tidak berlaku di GPI, ketua pengurus adalah pejabat pemerintah, anggotanya tiga anggota jemaat terkemuka dan pendeta-pendeta Belanda. jemaat lokal dipimpin oleh majels yang tidak dipilih jemaat, harus mendapat persetujuan dari pemerintah lokal, gereja dikendalikan pemerintah dan gereja tidak sejajar dengan pemerintah seperti ajaran calvin.
    2. Karena gereja mandiri umumnya terdiri dari orang Minahasa, Maluku dan Timor, maka muncul kesepakatan, mereka tidak boleh mendirikan gereja mereka di wilayah Barat. Sebab kalau sampai itu terjadi maka kesatuan gereja di wilayah Barat akan terganggu, oleh sebab itu orang Minahasa, Maluku, Timor dan Belanda tidak boleh mendirikan gereja sendiri merek harus bergabung dengan GPIB (1948). Dengan demikian berdirilah empat gereja mandiri YI: GMIM, GPM, GMIT dan GPIB, tetapi kemudian gereja-gereja mandiri itu mengadakan PI ke Irian dan pedalaman Sulawesi, sehingga anggota GPI bukan lagi empat gereja itu tetapi kurang lebih 12 gereja.GPID, Gereja Protestan Indonesia Donggala, GPIBT. Gereja Protestan Indonesia buol Toli-toli; GPIG, Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo, GKLB, Gereja kristen Luwuk Banggai, GPI Papua (Gereja Protestan Indonesia di Papua, inilah hasil PI GMIM dan GPM. selain gereja-gereja itu ada beberapa gereja yang menyatakan diri bergabung dengan GPI yaitu: Gereja kristen Ekumene Indonesia di California (Iecc Indonesia Ecumenical church in California), gereja protestan Indonesia Banggai kepulauan (GPIBK) dan gereja masehi injili talaud (Germita).

    ReplyDelete
  9. Nama:Ferdy Rohy
    NIM :20200109
    Jawaban:
    ☆ syalom. puji nama Tuhan. Latar Belakang gereja protestan di indonesia adalah berbicara gereja yang tidak bisa di pisakan dengan sosial etnich, karena sebagai eticus pada saat yang sama manusia adalah makluk personal dan sosial pada permulaan awal terjadinya gereja atau permulaan adanya gereja yang sudah mengalami rekonsiliasasi dengan Allah mengalami pengalaman konkret dalam kehidupan sosial.

    jika berbicara soal latar belakang gereja tidak terlepas dari reformasi yang merupakan bidang latar belakang akan ke gerejaan yang juga merupakan pembaharuan dalam keristenan kepada otoritas Alkitab, dengan iman percaya. maka dari itu portugis dan spanyol berisi keras dalam mewujudkan perkebangan kegereja-gereja pada saat itu melalui jalur-jalur perdangan.

    ☆Perkembangan
    Sejarah sepanjang kehidupan spiritual bangsa indonesia selalu menarik untuk di bahas. Keberadaan agama-agama yang menjadi landasan kehidupan berbangsa dalam merapkan norma-norma sosial tertentu sja tidak terlepas dari kisa saja yang telah di pupuk sejak masa lampau, tidak terkecuali perkembangannya dan nilai-nilai k'ristiani-Nya.

    Gereja-gereja protestan di indonesia yang didirikan jemaat lokal yang menjadi saksi bisu hadirnya sebuah komonitas yang telah terbentuk sejak lama, bahkan menjadi suatu ikon penanda zaman pada masa-Nya, gedung-gedung gereja tersebut bukan hanya di bangun sebagai tempat beribadah tetapi juga syarat akan makna dan fungsi. Melalui bahasa visual, ilustrasi, infografik, dan perkembangan gereja dalam keberadaan gereja di daerah daerah tertentu akan mengalami pertumbuham dan perkembangan baik kualitas dan kuantitas, jika gereja kontitusi sadar akan keterpanggilan sebagai wadah orang percaya Tuhan Yesus. Gereja yang hanya tidak bisa di lihat dari bangunannya serta jumlah jemaatnya, melainkan fungsi gereja yang sesunggunya. tapi kenyataanny gereja tidak menjalankan atau berperan sesuai dengan yang di harapkan. sekian dari saya atas perhatiannya saya ucapakan Trima kasih. Syalom.

    ReplyDelete
  10. Nama: Erianto Nadeak
    NPM: 20200107
    Jawaban:
    Latar belakang lahirnya gereja protestan di Indonesia adalah tampilnya Gereja Protestan yang menjadi lanjutan jemaat-jemaat VOC. Sekembali pemerintah Belanda ke Indonesia pada tahun 1816 dibawah pemeritahan raja Willem 1 merasa bahwa adalah kewajiban negara untuk memperhatikan nasib gereja secara resmi, karena penggembalaan, baik terhadap orang Belanda di Indonesia termasuk tanggungan yang diwarisi pemerintahan VOC yang telah bubar.
    Dan pada saat itu jemaat tidak sanggup menyusun organisasinya dan menyelenggarakan keperluan jasmaninya sendiri, karena itu raja willem tidak tega atau kasihan melihat keadaan gereja pada saat itu sehingga raja willem mengambil keputusan untuk mempersatukan gereja-gereja dari berbagai aliran pada saat itu menjadi gereja protestan di Indonesia.

    2. berkembangnya gereja protestan di Indonesia bagian Timur tidak lepas dari perjuangan Gubernemen yang dimana beliau mengangkat semua pendeta di Maluku menjadi "hulpprediker" (arti secara hurufiah: pengkotbah penolong) Gereja Protestan, sehingga semua jemaat Kristen, jemaat-jemaat muda yang baru dibangun NZG di pulau selatan dan di tempat lain, sejak waktu itu dimasukkan ke dalam Gereja Protestan. Oleh sebab itu gereja Protestan di Maluku meluas kemana-mana misalnya: Seram, Kai, Aru, Irian Barat, dan Selatan. perkembangan Gereja Protestan di bagian Timur juga tidak lepas dari kerajinan suku Ambon dalam pemberitaan Injil yang sangat besar, sehingga di Ambon-Lease menjadi pusat Gereja-rakyat Maluku yang anggotannya 280.00 jiwa.

    ReplyDelete
  11. Nama/NPM : Yunus Mardianus Zai/20200119

    1.Sekitar 200 misionaris Dominika dan Fransiskan melayani di Indonesia Timur sepanjang abad ke-16. Namun, ketika para misionaris sampai di Maluku, mereka harus menghadapi tantangan-tantangan seperti iklim yang buruk, kekurangan bahan pangan dan gangguan dari kaum Muslim. Maju mundurnya pekerjaan itu semata-mata bergantung pada kuasa commit to 3 militer Portugis. Sampai tahun 1570, pengaruh Misi berkembang dengan memuaskan. Keadaan ini berubah sejak tahun 1600, sebab pada waktu itu Belanda dan Inggris telah merebut kuasa laut dari Spanyol dan Portugal. Dengan kandasnya kekuasaan Portugis, maka masuk agama baru yakni Agama Kristen Protestan. Tidak seperti kedatangan bangsa Portugis yang mempunyai tujuan pasti untuk menyebarkan Agama Katolik, kedatangan Belanda ke Indonesia lebih mengutamakan tujuan ekonomi dan mengesampingkan tujuan untuk menyebarkan menyebarkan Agama Kristen Protestan. Agama Kristen yang dibawah Belanda ke Indonesia baru berkembang lebih pesat pada akhir abad XVII. Sumber umum penyebaran agama Kristen dari commit to user 4 para Zending, Dan beberapa orang Jawa pribumi yang menyebarkan Agama tersebut.
    2.Sekitar tahun 1800, hubungan gereja di Maluku dengan dunia luar terputus untuk sementara waktu. Di Maluku Tengah, kehidupan gerejani berlangsung terus di bawah pimpinan para guru, menurut corak yang berlaku sejak abad ke-17. Di wilayah-wilayah luar, jemaat-jemaat semakin lemah atau malah menghilang. Mulai tahun 1813, tenaga-tenaga baru membawa kekristenan gaya baru ke Maluku. Unsur baru ini lama-lama mulai mengerjakan pembaharuan dalam jemaat-jemaat. Pemerintah berusaha mengekangnya, tetapi pembaharuan itu berjalan terus.
    Berdasarkan keputusan itu maka pada tahun 1934, jemaat-jemaat di daerah Minahasa dimekarkan menjadi gereja mandiri dengan nama: Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Satu tahun kemudian yaitu pada tahun 1935, jemaat-jemaat di daerah Maluku didewasakan lagi menjadi gereja mandiri dengan nama: Gereja Protestan Maluku (GPM). Jemaat-jemaat di daerah Sunda Kecil belum mendeklarasikan kemandiriannya karena persiapan-persiapan kemandiriannya terhambat oleh pecahnya Perang Dunia II.
    Oleh karena itu, baru pada tahun 1947 jemaat-jemaat di daerah ini dimekarkan menjadi gereja yang mandiri dengan nama Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Lalu pada tahun 1948 dalam sidang Sinode di Bogor ditetapkan bahwa jemaat-jemaat yang berada di bagian Barat dari ketiga gereja saudara ini menjadi gereja yang mandiri dengan nama: Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Pada tahun itu juga nama: De Protestantsche Kerk in Nederlandsch–Indie diganti dengan nama Gereja Protestan di Indonesia (GPI).
    Selanjutnya wilayah-wilayah pekabaran Injil yang lain turut dimekarkan menjadi gereja mandiri yaitu: Gereja Protestan Indonesia di Donggala (GPID – 1964), Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli (GPIBT – 1964), Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo (GPIG – 1964), Gereja Kristen Luwuk Banggai (GKLB – 1976), Gereja Protestan Indonesia di Papua (GPI Papua – 1985). Pada tahun 2000 jemaat-jemaat di daerah Banggai Kepulauan dimekarkan menjadi gereja yang mandiri dengan nama: Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan (GPIBK). Dua gereja lain yang menyatakan diri masuk ke dalam lingkungan GPI yaitu: Indonesian Ecumenical Christian Church (IECC – 1998) dan Gereja Masehi Injili di Talaud (GERMITA – 2002). Dengan demikian ada dua belas Gereja Bagian Mandiri (GBM) dalam lingkup GPI.

    ReplyDelete
  12. Nama : Akan Rejeki Gulo
    NPM : 20200101
    Jawab:
    1. Latar belakang lahirnya Gereja Protestan di Indonesia yaitu dilatarbelakangi karena adanya penyimpangan. Sehingga Martin Luther, menempelkan nota protesnya yang bernama 95 Thesis ke pintu gereja Wittenberg pada tahun 1517. Sehingga itu memicu proses reformasi gereja. Reformasi itu dipicu oleh faktor sebagai berikut:
     Praktek jual beli indulgensi atau pengampunan dosa oleh Gereja Katolik Roma.
    Pada masa ini di Eropa, Gereja Katolik Roma menjual surat pengampunan yang menjanjikan pemegangnya ampunan dari dosa mereka ketika di akhirat kelak. Uang dari penjualan pengampunan ini dipakai Gereja Katolik Roma untuk membangun gereja seperti Gereja Santo Petrus di Roma. Praktik ini mendapat kritikan dari banyak teologian dan biarawan karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan tidak sesuai dengan ajaran Kristen.
     Praktek simoni atau jual beli jabatan di Gereja Katolik Roma.
    Pada masa ini, orang kaya atau bangsawan di Eropa dapat membeli jabatan di Gereja Katolik Roma untuk diberikan kepada keluarganya seperti jabatan uskup, dan kepala biara. Praktek ini juga dikecam sebagai pelanggaran ajaran Kristen namun banyak dilakukan untuk menghimpun dana bagi biara dan gereja.
     Tuduhan korupsi dan nepotisme di Gereja Katolik Roma
    Paus-paus di Roma dianggap korup karena mengangkat kerabatnya sebagai petinggi gereja. Praktek ini disebut nepotisme, dari kata nepos atau kemenakan dalam bahasa Latin, karena pada masa ini Paus sering menggangkat kemenakan-kemenakannya sebagai pejabat gereja, meski mereka tidak layak.
     Skisma barat antara Paus di Roma dan Avignon yang melemahkan wibawa Gereja Katolik Roma.
    Pada abad ke 14 dan 15, beberapa Paus memilih tinggal di kota Avignon di Prancis, dibawah lindungan raja Perancis, karena kota Roma seringkali dipenuhi perebutan kekuasaan antara bangsawan. Namun tindakan ini dikecam karena dianggap menggadaikan wibawa dan kedaulatan Gereja Katolik Roma.
     Munculnya mesin cetak yang membuat Alkitab lebih tersedia bagi kalangan umum
    Munculnya mesin cetak membuat banyak orang bisa membeli dengan mudah dan membaca sendiri Alkitab. Ini membuat mereka mulai mempertanyakan interpretasi ajaran Kristen oleh Gereja Katolik Roma. Dan dengan ditambah masalah yang dialami Gereja Katolik Roma, akhirnya munculah gerakan-gerakan menuntut perbaikan atau reformasi ajaran Kristen.
    2. Mengenai Gereja Protestan di bagian timur Indonesia yang berpokok pada VOC sangat membutuhkan pimpinan dan pertolongan yang baik sehingga gubernur pada tahun 1870 mengangkat semua pendeta di Maluku menjadi “hulpprediker” (Pengkhotbah penolong) Gereja Protestan, sehingga semua jemaat Kristen, juga jemaat-jemaat muda yang baru dibangun oleh NZG di pulau-pulau Selatan dan ditempat lain, sejak waktu itu dimasukkan kedalam Gereja Protestan. Dalam abad ini Gereja di Maluku meluas lagi kemana-mana, misalnya ke Seram, Kai dan Aru, dan Irian-Barat dan Selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Demikianlah Ambon-Lease menjadi pusat Gereja-rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 180.000 jiwa.
    Di Minahasa pekerjaan NZG yang dimulai oleh Reidel dan Schwarz dan diteruskan oleh pendeta-pendeta lain, berkembang dengan indah dan pesat (380.000 jiwa)
    Di Bollaang Mangondow. Sejak tahun 1904 ditempatkan pendeta NZG di Mongondow; sehabis perang dunia kedua, jemaat-jemaat merupakan GMIBM yang berdiri sendiri.
    Di kepulauan Timor. Sejak tahun 1915 setelah pemberitaan Injil diusahakan sehingga orang Kristen berjumlah (± 300.00 jiwa)
    Kemudian berkembang juga di Luwuk-Banggai (1912) yang kini sudah bergabung dengan Gereja Sulawesi Tengah.

    ReplyDelete
  13. NAMA: Angela Merice Putri
    NPM : 20200102

    1. ada tahun 1814 Joseph Kam bersama dua rekannya tiba di Indonesia. Joseph Kam adalah Pendeta pertama yang diutus dari negeri Belanda ke Indonesia untuk melayani orang-orang Kristen di sana. Pemerintah Portugis dan VOC mengaku sebagai pemerintah Kristen. Kepentingan rakyat indonesia harus dimajukan dalam segala hal. Dan negara tidak campur tangan dalam soal agama bahkan bersifat netral. Setelah orang Inggris mengembalikan jajahannya di Indonesia kepada Nederland (1816), barulah keadaan Gereja diatur secara baru, dilakukan oleh raja baru William I, menggabungkan jemaat gereja menjadi satu badan yang diberikan nama Gereja Protestan di Hindia Belanda (Indonesia) dengan aturan yang berlaku yaitu GPI dipimpin oleh suatu pengurus yang diangkat oleh gubernur jendral yang berkedudukan di Batavia. Tugas gereja ialah memelihara kepentingan agama Kristen pada umumnya dan Protestan pada khususnya. Hubungan dengan gereja di Nederland akan berlangsung melalui sekelompok Pendeta di situ yang antar lain bertugas menguji dan menguhkan pendeta-pendeta lain. Akhir tugas gereja menurut peraturan GPI, di samping memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia ialah memupuk pengetahuan religius dan memajukan kesusilaan rakyat, orang-orang yang menyusun peraturan GPI seakan tidak mengetahui bahwa dalam gereja itu terdapat orang-orang indonesia.

    2. Mengenal Gereja Protestan di bagian timur Indonesia, maka jemaat-jemaat yang berpokok pada V.O.C. sangat membutuhkan pimpinan dan pertolongan yang baik, akan tetapi oleh sebab mula-mula pemerintah tidak mempunyai pekerja untuk tugas itu, dipintanya bantuan kepada pendeta-pendeta yang diutus oleh N.Z.G. Joseph Kam, yang disebut "Rasul Maluku",mengunjungi dan mengurus segala jemaat dari pusat Maluku di Ambonsampai ke Kisar dan Sangir, tanpa mengenal lelah sampai ajalnya pada tahun 1833. Keadaan ini berjalan terus, yakni N.Z.G. mengirim pendetanya dan Gubernemen membayar gaji mereka. Batas antara tugas dan kuasa pendeta-pendeta itu dengan kuasa pegawai pamong praja kurang tegas, sehingga menimbulkan banyak salah paham dan pertikaian dalam praktek, teristimewa mengenai persekolahan. Akhirnya pada tahun 1870 Gubernemen mengangkat semua pendeta di Maluku menjadi "hulpprediker" (arti secara hurufiah:pengkhotbah penolong)') Gereja Protestan, sehingga semua jemaat Kristen, juga jemaat-jemaat muda yang baru dibangun N.Z.G. di pulau-pulau Selatan dan di tempat lain, sejak waktu itu dimasukkan ke dalam Gereja Protestan. Dalam abad ini Gereja di Maluku meluas lagi ke mana-mana, misalnya ke Seram, Kai dan Aru, dan Irian-Barat dan Selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Demikianlah Ambon-Lease. menjadi pusat Gereja-rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 280.000 jiwa. Di Minahasa pekerjaan N.Z.G., yang dimulai oleh Riedel dan Schwarz dan yang diteruskan oleh banyak pendeta lain, berkembang dengan indah dan pesat, sehingga akhirnya hampir segenap suku Minahasa masuk Kristen (380.000 jiwa). Mula-mula N.Z.G. membiayai baik gaji para pendeta dan penolongnya, maupun persekolahan, tetapi lambat-laun beban itu terlalu berat, sehingga juga di Minahasa pendeta-pendeta dan segenap kaum Kristen diterima dalam Gereja Protestan semenjak tahun 1870. Hanya sekolah sekolah tetap dalam urusan N.Z.G. sampai tahun 1933.

    ReplyDelete
  14. 1.Lahirnya Gereja Protestan di Indonesia adalah: selama abad ke-19 dan bagian pertama abad ke-20 kegiatan-kegiatan yang dilakukan orang Kristen protestan di Indonesia berlangsung dalam rangkah kedua wadah besar itu, yakni gereja protestan di Indonesia (PGI) dan lembaga-lembaga pengkabaran injil. GPI meliputi orang-orang Kristen berkebangsaan Eropa dan orang-orang Kristen Indonesia yang tinggal di Maluku , kemudian juga di Sulawesi utara dan kepuluan Timor, atau yang berasal dari daerah-daerah itu. Selama Belanda berada dibawah kekuasaan Prancis ( 1795-1813) dan Indonesia di bawah pemerintahan sementara inggris , NZG sempat memulia pekerjaan sending di Indonesia , akan tetapi setelah kepulauana Indonesia di kembalikan menjadi jajahan kerajaan Belanda yang beru di bentuk itu, maka NZG terus mengusahkan pemeliharaan jemaat-jemaat Kristen di Maluku, Timor dan temapat-tempat lain di inonesia Timor.
    Pada saat PI masuk keindonesia adanya agama-agama suku, yang bukan dari Negara barat, tetapi agama-agama asli Indonesia. Sending seperti gereja juga adalah bersifat supra-nasional. Sudah tentu bukan himpunan belanda saja yang berusah memberitakan injil di Indonesia. Sejak tahun 1836 utusan-utusan berkerja di kalimatan tenggara, tetapi oleh kerena pemberontakan suku Dayak pada Tahun 1859 yang meminta banyak kurban, juga di antra para pekerja sending( 4 pendeta, 3 ieteri mereka ,dan 2 anak dibunuh) Rheinische Mission terpaksa mencari lapangan pekerja yang lain. Itu mula-sebabnya sending jerman mulai pekerjaannya yang indah dan sangat berhasil di tanah batak di sumatera utara ( 1861) dan di pulau nias ( 1865) kemuadian mereka masuk kepulau mentawai (1901) dan enggano(1903). Kristen datang mendahului islam tetapi tidak ada bekasnya sehingga hingga hilang begitu saja.
    2. Istilah Gereja Protestan Timur (atau Gereja Reformasi Timur) meliputi serangkaian denominasi Kristen Protestan heterogen yang berkembang di luar dunia Barat dari paruh akhir abad kesembilan belas dan mempertahankan sedikit atau banyak unsur Gereja Timur. Kebanyakan denominasi tersebut dibentuk saat Gereja-gereja Protestan yang ada mengadopsi ragam-ragam Protestan Reformasi dari liturgi dan ibadah Kristen Ortodoks. Denominasi lainnya adalah hasil

    ReplyDelete
  15. Nama: Kristian
    NIM: 20200112

    1. Peninggalan gereja-gereja Portugis di Ambon adalah gereja-gereja yang bukan aliran Protestan. Namun, ketika VOC datang pertama kali di nusantara, yaitu di Ambon. Mereka melihat gereja-gereja pada saat itu yang adalah peninggalan-peninggalan dari Portugis dan Spanyol. Sehingga menimbulkan adanya suatu rancangan bagi VOC pada tahun 1605 untuk merebut benteng-benteng Portugis dan mengusahakan untuk menjadikan gereja-gereja peninggalan Portugis dan Spanyol itu menjadi aliran Protestan. Dan usaha mereka begitu berjalan dengan baik.
    Salah satu upaya atau cara mereka dalam memprotestankan orang-orang Kristen pada saat itu adalah dengan adanya suatu pernyataan bahwa: " yang empunya negara, menentukan agama". Dan pada saat itu VOC begitu menguasai kawasan di nusantara khususnya di daerah bagian timur, sehingga orang-orang Kristen yang baru ditaklukan itu harus menjadi Protestan.
    Jadi dapat disimpulkan bahwa, yang melatarbelakangi lahirnya protestan di Indonesia yaitu kedudukan dan kehadiran VOC di kawasan nusantara, yang berawal di Ambon ( GPI lahir di Ambon pada tahun 1605).

    2. Mengenai gereja protestan di bagian timur Indonesia ( perkembangannya). Khususnya pada abad ke-19 gereja-gereja yang berkokok pada VOC sangat membutuhkan Pimpinan dan pertolongan yang baik, tapi karena mula-mula pemerintah tidak mempunyai pekerjaan untuk tugas itu, maka NZG mengutus Joseph Kam, yang disebut "Rasul Maluku" untuk mengunjungi dan mengurus segala Jemaat di sana (pusat Maluku, Ambon, Kisar dan Sangir) tanpa mengenal lelah. keadaan ini berjalan terus, sampai perkembangan gereja semakin meluas ke mana-mana misalnya ke Seram, Kai dan Aru, dan Irian-Barat dan selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Demikianlah Ambon-Lease menjadi pusat gereja rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 280.000 jiwa.
    Jadi, perkembangan gereja Protestan di timur begitu sangat baik dengan munculnya atau kehadiran seorang pendeta yang bernama Joseph Kam bersama dua rekannya.

    ReplyDelete
  16. Nama: Fani Heri Rinaldi
    Npm: 20200108
    1. Salah satu bukti menunjukkan bahwa penginjilan berhasil dilakukan di suatu daerah adalah berdirinya gereja dan banyaknya pengikut ajaran agama Kristen protestan ini adalah Martin Luther. Dimana dia protes tentang ajaran yang sudah menyimpang dan merendahkan martabat Tuhan titik gereja protestan di Indonesia lahir di Ambon Maluku pada tahun 1605 dengan nama De Protestantsch Kerk in Nederlandsch titik tetapi pada tahun 1619 kantor pusatnya dipindahkan ke Batavia seturut dengan berpindahnya kedudukan gubernur jenderal VOC Batavia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 2. Mengenai Gereja Protestan di bagian timur Indonesia yang berpokok pada VOC sangat membutuhkan pimpinan dan pertolongan yang baik sehingga gubernur pada tahun 1870 mengangkat semua pendeta di Maluku menjadi “hulpprediker” (Pengkhotbah penolong) Gereja Protestan, sehingga semua jemaat Kristen, juga jemaat-jemaat muda yang baru dibangun oleh NZG di pulau-pulau Selatan dan ditempat lain, sejak waktu itu dimasukkan kedalam Gereja Protestan. Dalam abad ini Gereja di Maluku meluas lagi kemana-mana, misalnya ke Seram, Kai dan Aru, dan Irian-Barat dan Selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Demikianlah Ambon-Lease menjadi pusat Gereja-rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 180.000 jiwa.
      Di Minahasa pekerjaan NZG yang dimulai oleh Reidel dan Schwarz dan diteruskan oleh pendeta-pendeta lain, berkembang dengan indah dan pesat (380.000 jiwa)
      Di Bollaang Mangondow. Sejak tahun 1904 ditempatkan pendeta NZG di Mongondow; sehabis perang dunia kedua, jemaat-jemaat merupakan GMIBM yang berdiri sendiri.

      Delete
  17. Nama: Julberkat Patodo
    NIM : 20200111
    1. Yang melatar belakangi lahirnya gereja protestan di Indonesia adalah saat kedatangan VOC ke Indonesia, Pada Tahun 1605, angkatan laut VOC merebut benteng-benteng Portugis di Banda dan di Ambon.di sana sudah ada orang-orang Kristen di bawah naungan Portugis dan Spanyol yang merupakan non Protestan, Orang-orang Kristen di Ambon dan Lease mempunyai agama yang sama seperti orang-orang Portugis, musuh VOC. hal itu tak dapat diterima oleh penguasa-penguasa yang baru. "Yang empunya negara, menentukan agama” GPI dipimpin oleh suatu pengurus yang diangkat oleh Gubernur-Jenderal dan yang berkedudukan di Batavia, jadi orang-orang Kristen yang baru ditaklukan itu harus menjadi Protestan. Gereja Protestan di Indonesia (disingkat GPI) lahir di Ambon, Maluku pada tahun 1605, dengan nama De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie, atau semakin dikenal dengan Indische Kerk. Gereja Protestan ini mewarisi jemaat-jemaat yang ditinggalkan oleh misi Portugis dan dikemudian hari karena pekerjaan misi maka pelayanannya semakin meluas.
    2. Perkembangan gereja protestan di Indonesia bagian timur, di mana gereja-gereja bagian timur sangat membutuhkan pimpinan dan pertolongan yang baik. Pemerintah tidak punya tidak punya pekerja untuk tugas itu, sehingga pada tahun 1814 Joseph Kam bersama dua rekannya tiba di Indonesia, ia diutus oleh badan swasta yaitu lembaga Pekabaran Injil, ia disuruh pemerintah bekerja di jemaat yang sejak zaman VOC telah asuh, sehingga Ia disebut “Rasul Maluku”, ia bertugas mengunjungi dan mengurus segala jemaat dari pusat Maluku di Ambon sampai ke Kisar dan Sangir tanpa mengenal lelah, keadaan itu berjalan terus menerus sampai perkembangan gereja meluas, misalnya ke Seram, Kau dan Aru, dan Irian-Barat dan Selatan, karena kerajinan suku Ambon terhadap pemberitaan Injil sangat besar. Demikianlah Ambon-Lease menjadi pusat Gereja- rakyat Maluku yang anggotanya berjumlah 280.000 jiwa.

    ReplyDelete