Melakukan Pekerjaan Tuhan Dengan Tepat

 Melakukan Pekerjaan Tuhan Dengan Tepat

Melakukan pekerjaan Tuhan




Pendahuluan

Siapa yang tidak kenal tokoh Musa? Musa adalah orang pilihan Tuhan” Musa lahir pada zaman Fir’aun Raja yang kejam yang memaksa bangsa Israel untuk bekerja, melakukan pekerjaan berat dan berbagai pekerjaan lainnya di padang (Kel 1:13-14). Bukan hanya itu selain Firaun membuat bangsa Israel menderita ia juga memerintahkan para bidan untuk membunuh semua bayi laki-laki. Namun, yang terjadi adalah bangsa Israel malahan semakin banyak karena Tuhan mengasihi bangsa Israel. Saat peristiwa tersebut terjadi lahirlah Musa orang pilihan Allah dan Musa pun selamat dari kekejaman Firaun. Lalu pada akhirnya Musa diutus Tuhan (Kel. 2) untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan (Kel. 3: 7-10). Meskipun pada awalnya Musa menolak (Kel 3:11,13). Musa bukan hanya sekali menolak panggilan Allah atas dirinya. Bahkan Musa tawar menawar dengan Allah, padahal banyak hal yang sudah Allah buat untuk membuktikan kuasa-Nya kepada Musa dan bangsa Israel (Kel. 4:2-9).

Isi

Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Allah memerintahkan untuk mendirikan Kemah Suci (Kel. 26). Ada apa dengan Kemah suci, mengapa kemah suci menjadi sesuatu yang penting? Kemah suci adalah tempat kudus yakni tempat tinggal Allah, tempat kediaman Allah dengan umat-Nya ditengah-tengah bangsa Israel. Sarana itu masih dipakai lama sesudah bangsa Israel masuk di tanah Kanaan. Kemah suci merupakan tempat yang sangat penting terbukti berulang-ulang Musa diperitahkan Tuhan untuk membuat kemah suci dengan segala ketetapan dan peraturannya, bahkan bahan-bahan untuk membuat kemah suci dicatat didalam Kel 25:3-7;35:5-9.

Kemah suci dibangun demi tujuan Allah, dengan demikian kemah suci mempunyai nilai perlambangan pada zamannya. Lambang itu tentunya merupakan lambang rohani. Dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Kemah Suci menjadi gambaran apa yang ada disorga. Membangun kemah suci bukan perkara yang mudah tetapi Pekerjaan itu diterima baik oleh Musa, ia menyelesaikan segala pekerjaan melengkapi Kemah Suci dan bangsa Israel melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa  (Kel. 39:32).

Dalam kehidupan kita tentuya kita mempunyai Harapan, cita-cita bukan? Untuk mencapai cita–cita tersebut tentu ada syarat-syarat atau langkah-langkah yang harus dilakukan agar apa yang kita harapkan menjadi kenyataan bukan hanya sekedar angan atau impian. Sama hal kita begitu pula dengan Musa. Untuk membangun kemah suci ada banyak hal yang harus dilakukan oleh Musa mulai dari: membuat tabut perjanjian, membuat meja roti sajian, membuat kandil, membuat minyak urapan dan mezbah ukupan dari wangi-wangian, membuat mezbah korban bakaran, membuat meja pembasuhan, membuat pelataran,bahkan membuat anggaran biaya untuk mendirikan kemah suci dan membuat pakaian imam. Musa tidak lalai dalam menjalankan perintah Tuhan. Didirikannyalah tiang-tiang pelataran sekeliling  kemah suci dan mezbah itu dan digantungkannyalah tirai pintu gerbang pelataran itu demikian diselesaikan Musa pekerjaan itu. Mengapa Musa dapat melakukan tugasnya, tentunya bukan karena hebatnya Musa, melainkan karena kebaikan Tuhan dan mau memakai hambanya yaitu Musa. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang dilakukan oleh Musa?

    1. Musa melakukan tugasnya tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan (Kel. 39:1-43).
    2. Musa Melakukan dengan cara Tuhan bukan cara manusia.
    3. Pada akhirnya Kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Pertemuan.

Ilustrasi

Alkisah ada seorang murid baru yang diperintah oleh gurunya untuk mengambil air didekat sebuah sumur yang terletak dibelakang perguruan. Simuridpun tanpa bertanya kemudian bergegas menuju kebelakang untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan. Dengan gembira dia pun mulai memegang tali dan mengayunkan ember ke dalam sumur, tetapi sampai tali yang dipegang ditangan hampir tiba diujung, dirasakan embernya tetap kosong tidak juga menyentuh air di dalam sumur. Maka dia melakukan usaha lebih keras. Panas yang terik dan usaha sepenuh hati yang dilakukan berkali-kali membuat keringat mengucur deras membasahi bajunya. Murid itupun mulai merasa kesal dan jengkel. Dari kejauhan sang guru menyaksikan ulah simurid dengan senyum sabarnya dihampirilah si murid. Melihat kedatangan gurunya, gurunya bertanya berapa kali kamu menimba? “sudah berkali-kali lihat saja bajuku sampai basah kuyup begini” Sang guru bertanya lagi kalau kamu merasa sumur itu kosong, mengapa kamu harus terus menimba? Kamu marah ya? Kemarahanmu sampai menutupi kesadaran dan akal sehatmu ya?lihat kesamping sumur itu disana ada kran air. Tinggal dibuka krannya, airpun mengalir. “Guru suruh kamu mengambil air didekat sumur, bukan menimba disumur!”

Dari ilustrasi diatas sering kita pun melakukan hal yang sama dengan murid tersebut, merasa kita sanggup dan mampu untuk melakukan pekerjaan  Tuhan atau tugas kita lantas kita bergegas pergi tanpa kita bertanya dan memperhatikan dengan tepat apa yang diperintahkan oleh Tuhan, atau apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan?


Penutup

Kita semua orang percaya adalah kemah suci tempat kediaman Allah, dengan demikian kemuliaan Allah tinggal didalam diri kita dan bersama kita, kebenaran ini memberikan kesadaran tentang tanggung jawab kita yang besar yang perlu terus menerus mengingatkan kita bahwa kita harus hidup berpadanan dengan hadirat Allah yang kekal yang berdiam dalam diri kita. Seluruh tindakan kita apakah membawa kemuliaan atau justru mempermalukan kemah suci berjalan dari Allah, tubuh saya? Kehidupan dan hati kita dapat menjadi rumah kediaman Kristus, sebagai mana Allah berdiam didalam kemah suci bangsa Israel pada waktu itu demikian Allah hadir dalam setiap pribadi kita bukan hanya penguasa alam semesta tetapi hadir dalam pribadi manusia. Mungkin sulit tuk memahami hal ini Allah yang maha hadir, maha kudus, dan penuh kasih selalu ada bersama kita. Dia berjanji selalu menyertai dan menolong kita dalam segala hal, meskipun kita tidak menyadari. Anugerah Allah dan kasih-Nya yang tak bersyarat sungguh bertentangan dengan segala sesuatu lainnya yang kita percaya dan harapkan.Yesus yang adalah Allah dan penguasa hidup kita harus selalu ada dalam setiap ruangan lingkup hidup kita tanpa terkecuali. Jadi apa yang sudah kita kerjakan untuk Tuhan saat ini. Apakah kepercayaan yang sudah Tuhan berikan bagi kita saat ini sudah kita terima dengan baik seperti Musa dan selesaikan tepat menurut perintah dan cara Tuhan? Atau cara kita?

Jika masih ada dosa, kemarahan bahkan banyak kelalaian dalam kita mengerjakan tugas kita mari kita belajar dari Musa dan kita terus bangun kehidupan kita, kemah suci (diri kita) supaya seturut dengan maunya Tuhan serta dengan caranya Tuhan bukan dengan cara kita. Musa menyelesaikan tugasnya dengan baik bagaimana dengan kita? Apakah kita melakukan perintah-perintah Tuhan dengan tepat seperti yang Tuhan mau.


Post a Comment for "Melakukan Pekerjaan Tuhan Dengan Tepat"