Penafsiran Dogmatis Mengenai Kitab Wahyu

 

Penafsiran Dogmatis Mengenai Kitab Wahyu

Penafsiran dogmatis
Kitab Wahyu



Pertanyaan:

Mengapa Orang Kristen Mempunyai Begitu Banyak Penafsiran Dogmatis mengenai Kitab Wahyu?

berikan argumen dan alasan saudara


Catatan: Jawaban masuk paling telat Jumat, 17 September pukul 12.00 WIB


Jawaban: Diambil dari komentar yang masuk secara acak

Beberapa Alasan Banyaknya Penafsiran Dogmatis Mengenai Kitab Wahyu

Adanya perbedaan presuposisi

Perbedaan presuposisi/keyakinan dasar/perbedaan pemikiran. Hal ini adalah fenomena yang sudah terjadi sejak zaman bapak-bapak gereja. Bukan hanya dalam menafsir kitab Wahyu, melainkan juga dalam menafsir beberapa isu penting dalam Alkitab. Khususnya juga dalam Kitab Wahyu (seperti pasal 20) pertentangan para teolog seperti Papias, Justin Martin, Ireneus yang menolak pandangan Chiliastic dan Eusebeus. Cikal bakal dari pemikiean mereka juga masih berkembang hingga saat ini bagi gereja-gereja yang menyakini pengajaran mereka.

Adanya Ambiguitas dalam Penafsiran

Disebabkan oleh ambiguitas terhadap penafsiran kitab wahyu. Hal mendasar yang menyebabkan hal ini adalah dipengaruhi dari gendre kitab Wahyu yang berciri khas apokaliptik yang berkembang pada masa abad pertama. Selain itu kitab wahyu dalam tulisannya banyak merujuk pada tulisan apokaliptik Perjanjian Lama dengan menggunakan kalimat-kalimat koordinat yang klasik yang biasanya merefleksikan gaya bahasa semitis. Oleh karena itu bagi yang mau menafsir Kitab Wahyu harus mempelajari dengan benar histori pada saat Kitab Wahyu ditulis. Akibat dari kekhasan kitab ini menyebabkan keberagaman dalam penafsiran kitab wahyu.

Penggunaan Metode dalam Penafsiran

Tergantung pada penggunaan metodologi penafsiran. Pada umumnya, Kitab Wahyu ditafsir dengan menggunakan empat metode yakni preteris, historis, futuris dan idealis. Dalam penggunaan metode-metode ini, para penafsir mengkombinasikan dua atau lebih metode ini, sehingga argumen/hasil tafsirannya berakibat pada keberagaman tafsiran dogmatis kitab Wahyu. Selain itu, kesalahan penggunaan metode penafsiran juga menghasilkan tafsiran yang salah sehingga banyak beredar hasil penafsiran dogmatis yang salah.

Latar Belakang Pendidikan 

Latar belakang pendidikan para penafsir. Para penafsir/teolog merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Baik tingkat pendidikan, denominasi, dsb. Pendidikan para penafsir sangat berpengaruh pada kemampuan dalam menafsir serta keakuratan hasil tafsiran yang sesuai dengan terang Alkitab.

28 comments for "Penafsiran Dogmatis Mengenai Kitab Wahyu"

  1. Nama: rusli redi
    Npm: 20180125
    Kitab Wahyu untuk Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) merupakan kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Akad Baru dalam Alkitab Kristen. Kitab ini juga merupakan sebuah kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan untuk bangsa Yahudi. Selain itu, Kitab Wahyu merupakan keliru satu kitab yang sulit dipahami dalam Alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran atasnya. Penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu penuh dengan kiasan dan lambang yang sulit untuk dipahami. Namun demikian, kiasan dan lambang dalam kitab Wahyu tidak dapat dimengerti secara harafiah. Lambang tersebut tidak dapat digambarkan atau dikhayalkan sebagai suatu kenyataan. Dalam memahami Kitab Wahyu, terdapat tiga macam pandangan teologis yang sangat memilihkan metode pendekatan untuk memahami Kitab Wahyu ditengahnya pandangan profetis, pandangan spiritualistis, dan pandangan historis-kritis.
    Inilah yang membuat begitu banyak tokoh teologis yang banyak membuat penafsiran dan dogmatis dari sisi pemahaman dan pandangan mereka mengenai Kitab wahyu. Kalau kita melihat secara keselurhan Kitab Wahyu ada begitu banyak frasa atau perkataan yang sulit untuk di mengerti serta banyak simbol-simbol dan angka yang terdapat dalam Kitab ini itulah sebabnya banyak para teolog dan tokoh Kristen yang membuat penafsiran menurut pandangan mereka. Dan menurut saya tidak ada salahnya menguraikan atau menyampaikan pendapat masing-masing akan tetapi yang harus diperhatikan adalah sisi teologisnya jangan sampai menyimpang atau menyesatkan Wahyu 22:18-20.

    ReplyDelete
  2. Mengapa kitab Wahyu banyak menimbulkan penafsiran berbeda-beda dikalang orang Kristen?
    Jawaban: Karena kitab Wahyu masuk dalam jendre Apokalibtik. Seperti yang kita ketahui bahwa Apokaliptik banyak menggunakan simbol-simbol, Angka-angka,warna dll. Sehingga sulit untuk ditafsirkan. Itulah mengapa kitab Wahyu banyak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Contohnya angka 666 dan Akhir Zaman kedua hal ini menimbulkan beragam penafsir karena keduanya sangat sulit.

    ReplyDelete
  3. Alasan mengapa bagtu bnyk penafsiran tentang kitab wahyu, karena setiap aliran mempunyai penafsiran dan ajaran yg berbeda beda sehingga itu yg membuatx muncul bnyk penafsiran,, ad yg menafsirkn secara harafia nmun ad juga yg menafsirkn dgn mnggunakn eksegesis serta memperhatikan konteks penulisan kitab wahyu saat itu,, jadi itu yg menyebakn munculnya banyk penafsiran,,

    Keberagaman prndapt itulh yg membuat kitab wahyu sangt mempunyai bnyk penafsiran,, selain dari pada itu kitab wahyu juga tdk muda untuk dimengerti dan kitab wahyu in berbeda dri kitab yg lain.

    ReplyDelete
  4. Mengapa Orang Kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dogmatis mengenai Wahyu?

    Karena kebanyakan orang Kristen tidak memiliki atau menginginkan suatu kronologi akhir zaman yang telah di sistematiskan atau dikembangkan. Ada beberapa orang Kristen yang berfokus mengutamakan bidang kekristenan untuk alasan-alasan teologis, psikologis, ataupun denominasional. Orang-orang percaya tidak bisa mempengaruhi agenda eskatologis (akhir zaman) Allah, namun setiap orang percaya bisa berpartisipasi dalam mandat Injil (Mat. 28:19-20; Luk. 24: 47; Kis. 1:8).

    Kebayakan orang percaya meneguhkan suatu kedatangan kedua Kristus dan suatu puncak akhir zaman dan janji-janji Allah. Permasalahan-permasalahan penafsir yang timbul dari bagaimana memahami puncak sementara ini berasal dari beberapa paradoks Alkitab. Alasannya karena 1). Ketegangan antara model-model nubuatan PL & PB. 2). Ketegangan antara monoteisme Alkitab (satu Allah bagi semua) dan pemilihan Israel sebagai bangsa khusus. 3). Ketegangan antara aspek persyaratan dari perjanjian dan janji-janji Alkitab dan kesetiaan tak bersyarat dari Allah terhadap penebusan umat manusia. 4). Ketegangan antara jenis-jenis sastra Timur Dekat Kuno dan model-model sastra Barat modern. 5). Ketegangan antara kerajaan Allah sebagai masa kini, atau masa depan. 6). Ketegangan antara kepercayaan dalam kedatangan kembali Kristus sewaktu-waktu dan kepercayaan bahwa beberapa peristiwa harus terjadi lebih dulu. Itulah yang menjadi alasan mengapa orang Kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dogmatis mengenai kitab Wahyu

    ReplyDelete
  5. Nama: Haludin Neto
    Nim. : 20180112

    *Dogmatis adalah bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali.
    Kitab Wahyu adalah kitab terakhir dalam kanon yang menjadi penutup dalam sejarah kitab perjanjian baru. Khusus untuk Alkitab Orang Kristen. Kitab Wahyu juga berisikan penglihatan lambang, tanda bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi. Dan juga untuk orang-orang Kristen saat ini. Selain itu kitab Wahyu juga merupakan salah satu kitab sulit dipahami. Dan kenapa orang percaya atau orang Kristen begitu banyak menggunakan metode tafsiran dogmatis ini supaya mereka bisa pahami mengenai penglihatan, seperti simbol-simbol, tanda bilangan, gambaran binatang dan masih banyak lagi. Supaya bisa menjelaskan dan menafsirkan bukan secara harfiah melainkan dengan konteks kitab Wahyu itu. jangan sembarang menafsirkan kitab Wahyu tafsirlah sesuai konteksnya jangan paksakan kontes dalam menafsirkan Firman TUHAN apa lagi itu berbicara mengenai kitab Wahyu. Sebagai Hamba Tuhan kita hati-hati dalam menafsirkan Firman TUHAN itu.

    ReplyDelete
  6. Jawaban:
    Karena banyak orang Kristen menafsirkan Alkitab menurut pemikirannya (rasio) atau prinsipnya. Seharusnya Alkitab yang berbicara!
    Hal ini tepat bila naskah tersebut mendukung suatu prinsip tertentu. Sayangnya, dalam banyak hal prinsip para penafsir adalah hanya prinsip “kita sendiri”, bukan prinsip dari naskah tersebut dalam menerapkan Alkitab, penting untuk diingat bahwa (kecuali dalam nubuatan) hanya ada satu dan satu saja arti yang tepat bagi setiap naskah Alkitab. Arti tersebut adalah yang berhubungan dengan maksud dari si penulis asli pada saat ia menghadapi krisis atau keperluan-keperluan di zamannya.
    Aspek Rohani juga mempengaruhi begitu banyaknya penafsiran dogmatika. Orang yg rohaninya sehat, pasti Roh Kudus yg akan bekerja dalam dirinya untuk menafsirkan Kitab Wahyu tersebut.

    Orang-orang Kristen telah bersalah karena menggunakan sejarah dan model-model sastra mereka untuk menafsirkan nubuatan alkitab (baik PL maupun PB). Setiap generasi dan satuan geografis telah menggunakan budaya, sejarah, dan kesastraan mereka untuk menafsirkan Wahyu. Mereka semua telah salah! Adalah keangkuhan untuk berpikir bahwa budaya barat moderen adalah fokus nubuatan alkitab! Jenis sastra yang dipilih oleh si penulis asli yang terilhami untuk menulis adalah sebuah kontrak kesastraan dengan si pembaca.

    Kitab Wahyu bukanlah suatu kisah kesejarahan. Melainkan suatu kombinasi dari surat (pasal 1-3), nubuatan, dan sebagian besar sastra apokaliptik. Sama-sama salahlah untuk membuat Alkitab berkata lebih dari apa yang dimaksudkan oleh si penulis asli dan membuatnya berkata kurang dari apa yang dimaksudkan! Keangkuhan dan dogmatisme para penafsir bahkan lebih tidak tepat lagi dalam sebuah buku seperti Wahyu ini. Gereja tidak pernah menyetujui sebuah penafsiran yang tepat terhadap Wahyu. Keprihatinan saya adalah untuk mendengar dan menangani seluruh Alkitab, tidak pada bagian tertentu saja. Gaya pemikiran timur Alkitab menyajikan kebenaran dalam pasangan penuh ketegangan. Kecenderungan barat kita terhadap kebenaran proposisional bukanya tidak valid, tapi tidak seimbang! Saya pikir adalah mungkin untuk menghapus setidaknya beberapa dari kebuntuan dalam menafsirkan Wahyu dengan mencatat tujuannya yang berubah untuk generasi- generasi orang percaya. Jelaslah bagi kebanyakan penafsir bahwa Wahyu harus ditafsirkan dalam terang jaman dan jenis sastranya sendiri. Suatu pendekatan historis untuk Wahyu harus berurusan dengan apa yang akan dan bisa dimengerti oleh pembaca pertamanya.
    Terimakasih!

    ReplyDelete
  7. 🅽🅰🅼🅰: 🅳🅾🅽🅸 🅷🅰🆁🅸🅰🅳🅸
    🅝🅟🅜:➋⓿➊➑⓿➊⓿➑

    Menurut saya mengapa orang Kristen mempunyai banyak penafsiran dogmatis tentang Kitab Wahyu ialah karena kebanyakan orang Kristen tidak memiliki atau menginginkan suatu kronologi akhir jaman yang telah di sistematiskan dan dikembangkan. Ada beberapa orang Kristen yang berfokus atau mengutamakan bidang kekristenan ini untuk alasan-alasan teologis, psikologis, ataupun denominasional. Orang Kristen ini sepertinya menjadi trobsesi dengan bagaimana semua akan berakhir, dan justru meleset dari arti penting injil itu sendiri! Orang Kristen tidak bisa mempengaruhi agenda eskatologis (akhir jaman) Allah, namun mereka bisa berpartisipasi dalam mandat Injil (lih. Mat 28:19-20; Luk 24:47; Kis 1:8). Kebanyakan orang Kristen meneguhkan suatu Kedatangan Kedua Kristus dan suatu puncak akhir jaman dari janji-janji Allah.
    Banyaknya penafsiran dogmatis tentang Kitab Wahyu ini juga disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
    1. Ketegangan antara model-model nubuatan Perjanjian Lama dan model-model kerasulan Perjanjian Baru.
    2. Ketegangan antara monoteisme Alkitab (satu Allah bagi semua) dan pemilihan Israel (suatu bangsa yang khusus).
    3. Ketegangan antara aspek persyaratan dari perjanjian dan janji-janji Alkitab (“jika. . .maka”) dan kesetiaan tak bersyarat dari Allah terhdap penebusan umat manusia yang jatuh.
    4. Ketegangan antara jenis-jenis sastra Timur Dekat Kuno dan model-model sastra barat modern.
    5. Ketegangan antara Kerajaan Allah sebagai masa kini, namun masa depan.
    6. Ketegangan antara kepercayaan dalam kedatangan kembali Kristus sewaktu-waktu dan kepercayaan bahwa beberapa peristiwa harus terjadi lebih dulu.

    ReplyDelete
  8. Mengapa orang kristen begitu banyak penafsiran mengenai kitab Wahyu:
    Karna kitab wahyu merupakan salah satu Kitab yang sulit di pahami dalam Alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran. Orang Kristen memiliki pemahaman bahwa kitab Wahyu adalah kode simbolis yang meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada akhir zaman.
    Dan kitab ini juga merupakan Kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi.

    Itulah sebabnya Kitab ini mempunyai banyak penafsiran.

    #Trimakasi GBU🙏

    ReplyDelete
  9. Mengapa Orang Kristen Mempunyai Begitu Banyak Penafsiran Dogmatis mengenai Kitab Wahyu?
    Jawab:
    Karena kitab Wahyu adalah kitab yang banyak berisi tentang Simbol-simbol, lambang-lambang, angka dll.
    Maka dari itu banyak dari penafsiran dari kitab Wahyu tersebut memiliki banyak pandangan atau penafsiran yang berbeda. Kemungkinan juga para penafsir melihat dari segi yang berbeda sehingga membuat banyak tafsiran-tafsiran dari kitab Wahyu tersebut.
    Kitab Wahyu juga merupakan kitab yang sulit untuk dimengeri karena kitab Wahyu adalah kitab Apologetik.

    ReplyDelete
  10. Ali darman
    Argumen saya: karna kitab wahyu merupakan kitab yang berjenis sastra apokaliptik, dengan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, ada berupa mimpi, penglihatan, symbol-symbol, angka-angka yang mempunyai arti tertentu serta maksud tersirat didalamnya. Inilah yang membuat pada teolog atau orang kristen mempunyai banyak penafsiran dogmatis tentang kitab wahyu. Alasan saya juga kitab wahyu bukan kitab yang sembarangan ditafsir harus membutuh tuntunan Roh Kudus dan harus mendengarkan suara Tuhan.

    ReplyDelete
  11. Mengapa orang kristen mempunyai banyak penafsiran dogmatis mengenai kitab Wahyu?....
    Jawaban: Karena ada beberapa orang Kristen yang berfokus atau mengutamakan bidang kekristenan ini untuk alasan-alasan teologis, psikologis, ataupun denominasional. Orang-orang Kristen ini sepertinya menjadi trobsesi dengan bagaimana semua akan berakhir, dan justru meleset dari arti penting injil itu sendiri! Kebanyakan orang percaya meneguhkan suatu Kedatangan Kedua Kristus dan suatu puncak akhir jaman dari janji-janji Allah.

    Alasannya:
    1.Adanya ketidakpercayaan: Banyak yang mengajarkan Alkitab tanpa percaya bahwa Alkitab itu benar adanya. Mereka mengaku berbicara bagi Allah, namun hidup dalam keadaan tidak percaya. Kebanyakan penafsiran salah timbul dari sumber-sumber ini.
    2.Tidak adanya pelatihan. Rasul Petrus memperingatkan mereka yang “memutarbalikkan” Kitab Suci. Dia mengatakan bahwa pengajaran mereka yang salah itu bisa terjadi, salah satunya karena mereka “tidak memahaminya” (2 Petrus 3:16). Timotius diberitahu untuk “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu” (2 Timotius 2:15).
    3. Hermeneutika yang salah. Banyak kesalahan disebarluaskan hanya gara-gara gagal menerapkan hermeneutik (ilmu penafsiran Alkitab) yang tepat. Tidak mempertimbangkan konteks dari suatu ayat dapat merusak maksud dari ayat tersebut.
    4. Mengabaikan keseluruhan Firman Allah.
    5.Mementingkan dan membanggakan diri.

    ReplyDelete
  12. Nama Petrianus Sugianto
    Nim 20180120
    Karena orang Kristen tidak memahami dengan benar tentang kitab Wahyu oleh sebab itu banyak penafsiran dan banyak paham-paham yang berbeda mengenai akhirnya zaman dannpara orang Kristen di pengaruhi oleh ajaran-ajara para teolog sehingga mempunyai banyak pemahaman yang berbeda dalam memahami kitab Wahyu dan mempunyai tersendiri dan juga tidak bisa memahami simbol -simbolbyang digunakan dalam kitab Wahyu itu tersebut Maka sebab itu banyak penafsiran yang berbeda dalam kekristenan tentang konsep akhir zaman bahwa segala yang di tulis dalam kitab Wahyu merupakan misteri bagi umat manusia dan rahasia yang tidak dapat di selemami dengan fikran manusia. Manusia harus di kuasai oleh Roh Kudus untuk memahami kebenaran Firman Tuhan yang terdapat di dalam kitab Wahyu.

    ReplyDelete
  13. sani
    Argumen dan alasan saya mengapa orang kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dogmatis mengenai Kitab Wahyu karena Kitab ini disebut sebagai apokaliptik yang artinya menyingkapkan atau menyatakan, maka seringkali penafsir tidak dapat menemukan sejarah besar kehidupan manusia yang tertulis dalam Kitab Wahyu, karena dalam Kitab Wahyu sukar sekali dimengerti tentang maksud dan tujuannya. Penafsir sukar atau kurang memahami Kitab Wahyu, disebabkan karena di dalam Kitab ini terdapat banyaknya simbol atau lambing berupa benda-benda, warna-warna, binatang-binatang, angka-angka, kata-kata, suara-suara, dan kejadian-kejadian.

    ReplyDelete
  14. Nama Roslita/20180124

    Kitab Wahyu untuk Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Kitab ini juga merupakan sebuah kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan untuk bangsa Yahudi.Selain itu, Kitab Wahyu merupakan malu satu kitab yang sulit dipahami dalam Alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran atasnya.Pada masa waktu seratus tahun 2 Masehi, orang Kristen benar pemahaman bahwa kitab Wahyu adalah kode simbolis yang meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada kesudahan zaman.Pada waktu itu, sekelompok kaum Montanis pergi ke padang gurun Frigia untuk menyaksikan Yerusalem surgawi turun dari langit, namun mereka semua kecewa dengan penantian mereka.
    Karena Kitab Wahyu bersifat Apokaliptik dan sulit untuk di tafsirkan dan tidak sembarangan ditafsirkan. Dan kebanyakan orang Kristen tidak percaya akan adanya akhir zaman,.

    ReplyDelete
  15. Nama:Alinur basah/20180104

    Mengapa orang Kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dogmatis mengenai kitab Wahyu??
    Argument dan alasan saya..

    Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Kitab ini juga merupakan sebuah kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi.Selain itu, Kitab Wahyu merupakan salah satu kitab yang sulit dipahami dalam Alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran atasnya. Pada abad 2 Masehi, orang Kristen memiliki pemahaman bahwa kitab Wahyu adalah kode simbolis yang meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada akhir zaman. Pada saat itu, sekelompok kaum Montanis pergi ke padang gurun Frigia untuk menyaksikan Yerusalem surgawi turun dari langit, tetapi mereka semua kecewa dengan penantian mereka. Kitab Wahyu dikarenakan bersifat apokaliptik sehingga kitab ini menimbulkan banyak macam jenis tafsiran-tafsiran yang berbeda berkaitan dengan isi dari pada kitab Wahyu ini sendiri.

    ReplyDelete
  16. Mengapa Orang Kristen Mempunyai Begitu Banyak Penafsiran Dogmatis mengenai Kitab Wahyu? Karena lebih dahulu diketahui bahwa Kitab Wahyu ini ada Kitab yang terakhir ditulikan oleh Yohanes dalam masa pembuangannya di pulau patmos. Di dalam kitab terdapat banyak wahyu yang mengandung simbol berupa angka-angka dan lain sebagainya, yang memberi pengertian khusus akan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya dan juga memberikan gambaran tentang kehidupan pada akhir zaman. Berbagai pandangan yang muncul dari para teolog terhadap wahyu atau simbol-simbol tersebut. Dari situ juga kebanyakan orang Kristen banyak mempunyai pandangan yng dogmatis terhadap Kitab Wahyu. Jadi tidak ada salahnya jikalau banyak orang Kristen yng memiliki tafsiran terhadap Kitab wahyu asalkan masih sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

    ReplyDelete
  17. Nama: Anita Fitri
    NIM: 20180105

    Kitab Wahyu adalah kitab yang bersifat apokalptik yang penuh dengan simbol, lambang, kiasan, angka, penglihatan dan lainnya yang sulit difahami secara harfiah. Penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu penuh dengan kiasan dan lambang yang sulit bagi dimengerti. Namun demikian, kiasan dan lambang dalam kitab Wahyu tidak dapat difahami secara harafiah. Lambang tersebut tidak dapat digambarkan atau dikhayalkan sebagai suatu kenyataan. Demikian juga lambang yang digunakan dalam kitab Wahyu, bahkan angka-angka yang digunakan misalnya seperti angka 666 dan angka 7. Banyak hal yang sulit difahami secara harfiah.

    Itulah sebabnya kitab Wahyu banyak ditafsirkan secara dogmatis di kalangan orang Kristen, karena banyaknya simbol, lambang dan lainnya digunakan di dalamnya.

    Terima kasih 🙏

    ReplyDelete
  18. Kitab Wahyu merupakan sebuah kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi. Sebelum kitab Wahyu dipelajari, sebaiknya hal penafsiran dipikirkan secara matang, karena rumitnya kitab Wahyu dan adanya banyak lambang, baik yang dijelaskan (1:20) maupun yang tidak dijelaskan (3:12), menyulitkan penafsirannya.
    Dalam kitab Wahyu, doktrin akhir zaman merupakan salah satu doktrin yang dibicarakan oleh agama Kristen. Agama Kristen membahas doktrin ini berdasarkan firman Tuhan, tetapi sekalipun juga demikian di bahas atas dasar Firman Tuhan namun masih ada berbagai pendapat yang berbeda dan bahkan keliru. Dalam agama Kristen doktrin akhir zaman ini telah diberitahukan oleh Allah melalui Firman-Nya yaitu dalam Alkitab. Dalam pengajaran agama Kristen dikenal dengan istilah eskatologi. Wahyu 20 adalah satu-satunya bagian Alkitab yang berbicara mengenai kerajaan seribu tahun secara eksplisit. Karena kitab Wahyu adalah kitab apokaliptis, maka tidak mudah untuk ditafsirkan. Dengan kata lain penentuan penafsiran kerajaan seribu tahun dalam kitab Wahyu tidak boleh bertentangan dengan pengajaran eskatologi bagian-bagian lain Perjanjian Baru.
    Oleh karena itu, orang-orang Kristen mempunyai banyak penafsiran dogmatis mengenai kitab Wahyu. Kita juga tidak bisa mengatakan pengajaran/penafsiran ini salah atau ini benar ataupun kita tidak bisa menghakimi bahkan mengagung-agungkan penafsiran mereka, karena setiap orang mempunyai hak yang sama untuk menafsirkan. Kita hanya dapat menguji penafsiran itu benar atau tidak menurut terang kebenaran Firman Tuhan dan memohon hikmat Tuhan supaya memampukan kita memahami wahyu Tuhan dengan benar.

    ReplyDelete
  19. Mengapa Orang Kristen mempunyai banyak penafsiran Dogmatis mengenai kitab Wahyu? Alasan saya karena kebanyakan orang Kristen tidak memiliki atau menginginkan suatu kronologi akhir jaman yang telah disistematis dan dikembangkan. Ada beberapa orang Kristen yang berfokus atau mengutamakan bidang Kekristenan ini untuk alasan-alasan teologis,psikologis dan denominasional. Orang-orang Kristen ini sepertinya menjadi terobsesi bagaimana semua akan berakhir dan justru meleset dari arti penting injil itu sendiri. Orang-orang percaya tidak bisa mempengaruhi agenda eskatologis (akhir jaman) Allah, namun bisa berpartisipasi dalam mandat Injil. Kebanyakan orang percaya meneguhkan puncak akhir jaman dari janji-janji Allah.
    Permasalah penafsiran yang timbul dari bagaimana memahami puncak sementara ini berasal dari beberapa paradoks Alkitabiah.
    1. Ketegangan antara model-model nubuatan Perjanjian Lama dan model-model kerasulan Perjanjian Baru.
    2. Ketegangan antara monoteisme Alkitab ( Satu Allah bagi semua) dan pemilihan Israel (suatu bangsa yang khusus).
    3. Ketegangan antara aspek persyaratan dari perjanjian dan janji-janji dalam Alkitab (" jika, maka") dan kesetiaan tak bersyarat dari Allah terhadap penebusan manusia yang jatuh.
    4. Ketegangan antara jenis-jenis sastra Timur Dekat dan model-model sastra Barat modern.
    5. Ketegangan antara kerajaan Allah sebagai masa kini namun masa depan.
    6. Ketegangan antara kepercayaan dalam kedatangan kembali Kristus sewaktu-waktu dan kepercayaan bahwa beberapa peristiwa harus terjadi lebih dulu.

    Dengan ketegangan tersebut itu yang membuat banyak orang Kristen memiliki penafsiran Dogmatis tentang Kitab Wahyu sehingga penafsiran tentang penafsiran kitab Wahyu berbeda-beda.

    ReplyDelete
  20. Nama:Nanda Ayu Laningsih
    NIM: 20180118
    1. Kitab Wahyu memiliki bentuk sastra Apokaliptik, merupakan sastra yang sulit untuk dimengerti.
    2. Kitab wahyu menuliskan tentang penglihatan-penglihatan yang penuh dengan kiasan, lambang, tanda, dan bilangan yang sulit dipahami sehingga menimbulkan banyak penafsiran.
    3. Kitab Wahyu mencatat tentang sejarah Kerajaan Allah sejak permulaan penciptaan hingga akhir zaman, di dalamnya menyingkapkan hal-hal tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah saja, sehingga melahirkan banyak pandangan berbeda.
    4. Setiap tulisan memiliki konteksnya masing-masing. Misalnya situasi pada saat tulisan itu dibuat, situasi yang dialami penerima tulisan, pesab disajikan dengan berbagai gaya oleh penulis. Faktor ini juga menimbulkan penafsiran yang berbeda sering muncul.

    ReplyDelete
  21. Nama : Dani
    Nim : 20180106
    Pertnyaannya mengapa Orang Kristen Mempunyai Begitu Banyak Penafsiran Dogmatis Mengenai Kitab Wahyu?
    Argumen dan alasan saya. Terlebih dahulu kita kethui bahwa kitab wahyu berbicara tentang Eskatologi (dari bahasa yunaninya “Eschatos” yang berati “terakhir” dan-logi yang berti “studi tentang”) adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa depan dalam sjarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai kiamat.
    Orang Kristen mempunyai ada begitu banyak penafsiran mengenai di kitab “Wahyu” dikarenakan pertama, orang Kristen lebih semakin giat mendalami pentingnya memahami sebuah kebenaran akan firman Tuhan, mengakibatkan hampir sebagian orang berpandangan, berpengertian yang berbeda mengenai kitab wahyu, kita ketahui bahwa “Firman Allah sungguh amat kaya sekali dalam pengatahuan, satu pasal dengan satu ayat disitu kalau di tafsirkan maka didapatilah istilah atau makna yang berbeda, satu kata aja kalau di tafsirkan berkatnya sangatlah melimpah.
    Dari kitab Wahyu tersebut juga terapat begitu banyak poko-pokok pembahasan yang sangat menarik, di kitab wahyu berbicara mengenai ke tujuh jemaat, berbicara mengenai surge maupun neraka, berbicara mengenai otoritas Allah, manusia, malaikat dll sebagainya.
    Maka sebagai kesimpulan disini mengatakan bahwa: Kitab Wahyu terdiri dari 22 pasal. Ide utama dari kitab wahyu tersebut adalah “Tuhan Yesus dating segera” yang disebutkan sebanyak 5 kali (wahyu 3:11, Wahyu 22:7,Wahyu 22:12, Wahyu 22:20).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama : Rinaldo A P Bettay (
      Nim 20180122)


      Mengapa orang Kristen mempunyai bgt banyak penafsiran. Dogmatis mengenai kitab Wahyu.?

      - Karena Kitab Wahyu menyingkapkan sesuatu yang belum terjadi.
      - Penggenapan nya bersifat dekat dan jauh.
      -Kitab Wahyu termasuk dalam Kitab Nubuatan makan dalam membaca dan menafsirkan harus berhati-hati banyak orang menggunakan berbagai cara dalam penafsiran, banyak orang menggunakan banyak cara penafsiran karena bersifat nubuatan.
      - Karena Kitab Wahyu bersifat simbolik, kiasan, perumpamaan, penglihatan dan banyak mempunyai banyak makan rohani sehingga harus dilihat dari banyak sisi dan kita Wahyu juga perlu diperhatikan istilah istilah yg terdapat didalam nya. Misalnya : pendirian (institusi) , benda (objek) oknum (persona) , dan tempat . Seperti "Anak Domba" "Binatang" Dan "Babel "

      - karena banyak simbol dan istilah, penglihatan dan bersifat nubuatan . Yang belum tergenapi maka timbul banyak penafsiran. Namun kita Wahyu bsendiri sarat dengan Dogmatis.

      Delete
  22. Bersarakan literatur yang penulis baca alasan mengapa orang Kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dogmatis terhadap kitab Wahyu karena:
    1. Perbedaan presoposisi/keyakinan dasar/perbedaan pemikiran.
    Hal ini adalah fenomena yang sudah terjadi sejak zaman bapak-bapak gereja. Bukan hanya dalam menafsir kitab Wahyu, melainkan juga dalam menafsir beberapa isu penting dalam Alkitab. Khususnya juga dalam Wahyu (seperti pasal 20) pertentangan para teolog Papias, Justin Martin, Ireneus yang menolak pandangan Chiliastic dan Eusebeus. Cikal bakal dari pemikiean mereka juga masih berkembang hingga saat ini bagi gereja-gereja yang menyakini pengajaran mereka.
    2. Disebabkan oleh keambiguitas terhadap penafsiran kitab wahyu. Hal mendasar yang menyebabkan hal ini adalah dipengaruhi dari gendre kitab Wahyu yang berciri khas apokaliptik yang berkembang pada masa abad pertama. Selain itu kitab wahyu dalam Tulisannya banyak merujuk pada tulisan apokaliptik PL dengan menggunakan kalimat-kalimat koordinat yang klasik yang biasanya merefleksikan gaya bahasa semitis. Dan bagi yang mau menafsir Wahyu harus mempelajari dengan benar history zaman itu. Akibat dari kekhasan kitab ini menyebabkan keberagaman penafsiran kitab wahyu.
    3. Tergantung pada penggunaan metodologi penafsiran. Pada umumnya, kitab Wahyu ditafsir dengan menggunakan empat metode yakni preteris, historis, futuris dan idealis. Dalam penggunaan metode-metode ini, para penafsir mengkombinasikan dua atau lebih metode ini, sehingga argumen/hasil tafsirannya berakibat pada keberagaman tafsiran dogmatis kitab Wahyu. Selain itu, kesalahan penggunaan metode penafsiran juga menghasilkan tafsiran yg salah sehingga banyak beredar hasil penafsiran dogmatis yang salah.
    4. Latar belakang pendidikan para penafsir. Para penafsir/teolog merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Baik tingkat pendidikan, denominasi, dsb. Pendidikan para penafsir sangat berpengaruh pada kemampuan dalam menafsir serta keakuratan hasil tafsiran yang sesuai dengan terang Alkitab.

    ReplyDelete
  23. Nama: Aldi Feronando Ambopai
    NIM: 20180102
    Kenapa kitab Wahyu ada banyak dogmanya perbedaan dogmatika karena kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes dipulau Patmos dimana mendapatkan penglihatan yang berisikan berbagai macam keadaan masa depan yang dirangkai dalam bentuk simbol, angka, warna dan maksud yang sulit dimengerti baik orang Teologi maupun orang awam, tetapi kebutuhan zaman sekarang adalah bagaimana hal yang tidak dimengerti harus dijelaskan karena itu kitab Wahyu ditafsirkan dengan berbagai metode dan sistem yang menghasilkan sebuah dogma yang berbeda, bukan karena popularitas tetapi karena kebutuhan orang Kristen di dalam pengenalan akan Firman Tuhan.
    sehingga penafsir-penafsir kitab Wahyu berusaha untuk menjelaskan berdasarkan apa yang diteliti, pengalaman dan aturan gereja, dan bagian ini bisa berbeda-beda sehingga hasil penafsiran bisa berbeda dan menjadi sebuah dogma yang dipegang teguh karena sudah diteliti dan berdasarkan Alkitab.

    Penting untuk disadari bahwa dengan berbagai dogma tersebut tidak mematahkan setiap kita untuk saling merangkul dengan dogma yang berbeda tetapi melengkapi kita di dalam pembelajaran dan semakin memperjelas bahwa dengan berbagai dogma tersebut ada banyak pesan Tuhan yang ingin disampaikan dan memperkaya kita dalam melihat berbagai sudut pandang Alkitab

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. Menurut saya (Kendy Wahyudi) mengapa Orang Kristen memiliki begitu banyak penafsiran dogmatis mengenai Kitab Wahyu?

    Penafsiran dalam kitab wahyu begitu banyak karena para penafsir menggunakan metode penafsiran yang berbeda. Contohnya saja metode gramatikal historical akan berbeda dengan historis Kritis. Begitu juga setiap penafsir akan mengambil fokus yang sama tetapi di hasil akhir akan berbeda. Dalam kitab Wahyu di kenal dengan kitab apokaliptik yang salah satu cirinya berupa simbol seperti warna, angka dan binatang. Untuk penafsiran ini tidak bisa dilakukan dengan harafiah karena berupa simbol.

    Dan mengapa banyak orang Kristen yang memiliki banyak penafsiran dogmatis (dogmatis bersifat mengikut) tanpa berpikir). Yaitu ketika orang Kristen membaca sebuah artikel atau tafsiran dan mereka menganggap itu benar. Maka tafsiran itu akan dianggap betul tanpa mempelajari tafsiran yang lain. Jadi dalam hal ini orang yang memiliki penafsiran dogmatis tidak mau mempelajari hal yg lain karena suatu penafsiran yang mereka anggap benar dan yang lain tidak sesuai

    ReplyDelete
  26. @Erdianto\20180109

    Alasan orang Kristen mempunyai begitu banyak penafsiran dokmatis mengenai Kitab Wahyu adalah:

    -Kitab Wahyu sarat dengan eskatologi. Banyaknya penafsiran dokmatis itu di dasarkan pada pahaman yg masih abstrak tentang penglihatan² yang belum digenapi. Dalam Matius 24:36 dikatakan,
    "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." Ini memperlihatkan bahwa waktu dan saat yang belum disingkapkan Allah langsung atau dalam Alkitab melalui nabi-nabi dan para rasul, tidak boleh mengada-ngadakan dan menafsirkan sendiri. Jika terlalu dipaksakan maka bukan suatu kebenaran. Karena kebenaran ialah apa yang Allah telah singkapkan di dalam Yesus Kristus, Juruselamat manusia. Dalam Ulangan 29:29 dicatat,
    "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

    -Hal tersebut mengingat
    bahwa eskatologi merupakah salah satu doktrin dalam teologi sistematika
    yang belum tergenapi sehingga seringkali menimbulkan perdebatan dan
    tidak jarang menjadi doktrin yang diabaikan karena kesulitan atau
    kekeliruan dalam menafsirkan ajaran tersebut.
    -Hal tersebut dikarenakan keberadaan dari peristiwa-peristiwa
    yang belum terjadi atau tergenapi, sehingga seringkali menuai anggapan
    dan interpretasi yang tidak tepat, bahkan salah kaprah, yang hingga kini
    sangat disayangkan, masih terus berkelanjutan dan menjadi perdebatan.

    ReplyDelete
  27. Mengapa orang Kristen memiliki banyak penafsiran dogmatis terhadap Kitab Wahyu,karena kitab Wahyu merupakan kitab yang berisikan penglihatan, lambang, tanda bilangan serta hal-hal yang berisikan pengajarab Tuhan kepada bangsa Yahudi. Selain itu kitab ini merupakan kitab yang sulit dipahami dalam alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran. Orang kristen juga memiliki pemahaman bahwa kitab wahyu adalah kode simbolis yang meramalkan orang orang atau peristiwa peristiwa yang mengantar pada akhir zaman. Kitab wahyu tidak bisa dipahami secara harafiah. Simbol simbol yang dipakai tidak bisa di khayalkan atau sebagai suatu kenyataan.

    ReplyDelete